ACEHTREND.COM,Banda Aceh– Anggota DPRA Fraksi Gerindra, Abdurahman Ahmad, Senin (14/9/2020) mengatakan pelaksanaan belajar daring di Aceh yang diterapkan selama pandemi Covid-19, telah mereduksi kualitas pendidikan di Serambi Mekkah. Menurut politisi bertubuh jangkung itu, terdapat murid SD yang tidak lagi dapat membaca dan berhitung.
Hal itu disampaikan oleh Abdurahman ketika menjadi pembicara pada konferensi pers yang digelar DPRA, menyikapi kondisi Aceh saat ini terkait penanganan Covid-19 yang dilakukan oleh Pemerintah Aceh.
“Hasil temuan saya, belajar daring yang dilakukan sebagai respon darurat penaggulangan Covid-19, menyebabkan kualitas pendidikan kita ambruk. Terdapat murid SD yang tidak lagi bisa membaca dan berhitung akibat tidak terselenggaranya proses belajar dan mengajar secara maksimal,” ujar Abdurahman.
Hal ini tidak terlepas dari sikap pemimpin di Aceh yang tidak membuat terobosan khusus untuk sektor pendidikan, wabil khusus tingkat SD dan SMP. Dengan sumber daya terbatas, penyelenggaraan belajar daring tidak maksimal. Bahkan di banyak tempat tidak bisa dilakukan sama sekali karena keterbatasan dalam banyak hal.
Menurut Abdurahman, kondisi tersebut tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Karena ditakutkan akan semakin banyak murid SD yang kehilangan kemampuan membaca dan berhitung karena kekosongan “ruang belajar”.
Atas kondisi tersebut, ia menyarankan Dinas Pendidikan menaruh perhatian yang besar. Dia juga mendorong pemerintah memberikan perhatian yang lebih fokus. Bila terus dibiarkan “alamiah” akan berdampak sangat buruk bagi SDM Aceh di masa mendatang.
Salah satu terobosan yang bisa dilakukan, tambah Abdurahman, menyelenggarakan sekolah komunitas. Tenaga ajar bisa diberdayakan dari warga tempatan, minimal lulusan SMA.
“Sekolah komunitas paling mungkin dilakukan. Tenaga ajarnya cukup warga tempatan. Jangan datangkan relawan dari luar komunitas. Karena tujuan belajar dari rumah untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 yang kini telah merangsek ke pedalaman di Aceh,” katanya. []