• Tentang kami
  • Redaksi
aceHTrend.com
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • SYARIAH
    • MESJID
  • BERITA
    • POLITIK
    • HUKUM
    • DUNIA
  • WAJAH ACEH
    • WISATA
  • LIFE STYLE
    • HIBURAN
  • SPESIAL
    • BUDAYA
  • OPINI
    • ARTIKEL
    • RESAM
  • EDITORIAL
  • LIPUTAN KHUSUS
  • BUDAYA
  • SOSOK
aceHTrend.com
  • HOME
  • SYARIAH
    • MESJID
  • BERITA
    • POLITIK
    • HUKUM
    • DUNIA
  • WAJAH ACEH
    • WISATA
  • LIFE STYLE
    • HIBURAN
  • SPESIAL
    • BUDAYA
  • OPINI
    • ARTIKEL
    • RESAM
  • EDITORIAL
  • LIPUTAN KHUSUS
  • BUDAYA
  • SOSOK
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
aceHTrend.com
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil

Melayani di Tengah Pandemi

Redaksi aceHTrendRedaksi aceHTrend
Senin, 14/09/2020 - 08:11 WIB
di OPINI, Artikel
A A
Kepala SMA Sukma Bangsa Pidie Muchlisan Putra, S.Pd., M.Pd.

Kepala SMA Sukma Bangsa Pidie Muchlisan Putra, S.Pd., M.Pd.

Share on FacebookShare on Twitter

Oleh Muchlisan Putra, S.Pd., M.Pd.*

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.” Hadis riwayat Imam Ahmad yang dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami nomor 3.289 ini sebenarnya memiliki isyarat mendalam betapa kita hidup di dunia ini sejatinya harus terus bermanfaat untuk orang lain, karena sesungguhnya saat kita berbuat kebaikan untuk orang lain pada dasarnya akan kembali kepada kita.

Sebuah film tahun 2000-an yang disutradarai oleh Mimi Leder bertajuk “Pay It Forward” setidaknya menjadi cemeti untuk kita bahwa betapa nilai kebaikan harus terus terpatri dalam setiap jiwa kita, lebih-lebih di saat krisis wabah seperti hari ini. Film tersebut bercerita tentang seorang anak bernama Trevor McKinney (Haley Joel Osment) yang menuangkan ide cemerlangnya saat diberikan tugas proyek oleh guru sosialnya.

Dalam film tersebut Trevor memiliki rencana ingin mengubah dunia menjadi lebih baik dengan cara melakukan kebaikan apa pun kepada tiga orang lainnya. Yang menarik adalah, Trevor meminta orang-orang yang dibantu tersebut tidak membalas budi kepada yang memberikan kebaikan itu, tetapi harus meneruskan proyek kebaikan tersebut kepada tiga yang lainnya lagi dan begitu seterusnya sehingga pada akhirnya Dia berharap bisa mengubah dunia sehingga dipenuhi oleh kebaikan-kebaikan yang dilakukan oleh semua manusia untuk manusia lainnya.

BACAAN LAINNYA

aceHTrend.com

Peran Guru PJOK dalam Membangun Karakter Peserta Didik

03/03/2021 - 12:13 WIB
Marthunis M.A.

Anggaran, Kemiskinan, dan Investasi Pendidikan Aceh

25/02/2021 - 12:26 WIB
Dwi Wulandary

Melek Teknologi dengan Mengenali Vektor Versus Raster

22/02/2021 - 08:38 WIB
Saiful Akmal

Aceh Meutimphan: antara Kemiskinan dan Politik Peu Maop Gop

19/02/2021 - 09:37 WIB

Solidaritas di Tengah Wabah

Di tengah krisis wabah yang sedang melanda dunia saat ini, rasa solidaritas seharusnya menjadi keniscayaan yang patut kita ejawantahkan kepada orang-orang di sekeliling kita. Di dunia pendidikan, solidaritas tersebut setidaknya ditampilkan dengan memberikan pelayanan prima kepada seluruh warga sekolah dan orang tua. Di antara yang patut dilayani di masa pandemi ini setidaknya ada tiga; (1) guru atau sumber daya kependidikan (SDK); (2) peserta didik; dan (3) orang tua atau masyarakat.

Melayani Guru

Guru adalah salah satu entitas penting yang harus dilayani di tengah pandemi oleh pemangku kepentingan bidang pendidikan. Kesuksesan pendidikan ditopang oleh kekuatan guru. Selain tugas utamanya sebagai pendidik, guru yang juga memiliki keluarga, guru yang juga harus memperhatikan kesehatannya, haruslah diberi kemudahan-kemudahan dan keleluasaan dalam mengelola proses pembelajaran di tengah pandemi.

Di antara pelayanan yang bisa diberikan oleh pemangku kepentingan kepada guru seperti mengakomodasi dan mengadvokasi keleluasaan guru dalam mengajar. Beberapa kemudahan tersebut memang sudah tertuang dalam kebijakan pemerintah, misalnya pada Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI nomor 719/P/2O2O tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi Khusus. Di sana dipaparkan bahwa ketentuan pemenuhan beban kerja minimal 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dalam satu minggu dikecualikan bagi pendidik pada satuan pendidikan dalam kondisi khusus.

Ini setidaknya sedikit melegakan para guru. Guru diberikan keleluasaan dalam hal jam mengajar. Jika sebelumnya guru dituntut memiliki jam mengajar paling sedikit 24 jam dalam sepekan, kini dapat disesuaikan dengan kondisi satuan pendidikan daerah tertentu yang terdampak wabah. Selain itu, kebijakan lainnya seperti penyederhanaan kurikulum dari mulai pembelajaran yang tidak menuntut ketuntasan kurikulum sampai dengan fleksibilitas asesmen. Guru dapat berimprovisasi melihat materi-materi yang relevan diberikan kepada anak saat pandemi. Namun, ada hal yang menjadi catatan kritis dari kebijakan pemerintah ini dalam proses melayani guru di antaranya adalah terkait asesmen/penilaian.

Sejauh ini satuan pendidikan masih belum mendapatkan petunjuk teknis yang detail terkait panduan asesmen itu sendiri. Redaksi yang digunakan dalam kebijakan tersebut masih sangat umum tidak detail dan teknis. Katakanlah di tingkat SMA, jika penyederhanaan kurikulum itu ditafsirkan oleh satuan pendidikan dengan improvisasi mengurangi jumlah mata pelajaran yang dipelajari oleh siswa dari sebelumnya 15-16 mapel hanya menjadi 5-8 mapel saja dengan konsep kolaborasi sesama mapel. Itu artinya, akan berimplikasi pada nilai akhir dalam rapor atau bahkan ijazah yang tidak lagi mencantumkan mata pelajaran tertentu tersebut. Jangan sampai karena tidak ada panduan detil terkait asesmen ini, kebijakan lapangan yang dilakukan oleh satuan pendidikan tidak sejalan dan merugikan peserta didik di akhir tahun ajaran ketika regulasi teknisnya baru muncul kemudian.

Melayani Peserta Didik

Selain guru, entitas lainnya yang paling penting untuk dilayani sepenuh hati di masa pandemi ini adalah siswa atau peserta didik. Di tengah kondisi krisis wabah ini, tidak boleh ada siswa yang tertinggal dalam proses pembelajaran, misalnya karena alasan tertentu seperti akses internet atau model dan gaya belajar anak yang unik. Syamsir Alam dalam tulisannya “Kurikulum di Masa Pandemi” yang dirilis Media Indonesia edisi Senin 27 Juli 2020 sudah menyiratkan kekhawatiran terhadap guru. Beliau menyampaikan mindset guru dalam proses pembelajaran di masa pandemi masih belum banyak berubah maju. Kecemasan akan ketidaktercapaian kurikulum (curriculum coverage) masih menghantui para guru. Padahal konsep formatif asesmen yang saat pandemi ini dipandang sangat relevan diterapkan setidaknya diharapkan akan menghantarkan setiap peserta didik pada keberhasilan pembelajaran.

Pelayanan yang lain yang dapat diberikan kepada peserta didik di tengah pandemi ini adalah dengan memberikan pengalaman belajar yang berkualitas seperti program mengundang guest teacher (guru tamu) pada topik-topik tertentu. Ini sangat layak dilakukan karena pembelajaran jarak jauh memungkinkan guru tamu yang diundang tidak terkendala dengan ruang dan waktu karena bisa bergabung secara virtual di kelas-kelas online dengan menggunakan berbagai platform seperti Zoom meeting dan lainnya.

Selain itu, baru-baru ini juga pemerintah sudah berencana menyiapkan anggaran besar untuk menyediakan kuota internet untuk para siswa dan guru yang dituangkan dalam Surat Edaran bernomor 8202/C/PD/2020 tanggal 27 Agustus 2020. Semoga SE ini diikuti dengan petunjuk teknis (juknis) dari kementerian agar penyaluran anggaran melalui paket kuota internet ini tepat sasaran dan dapat dinikmati oleh semua peserta didik juga guru.

Melayani Orang Tua/Masyarakat

Entitas terakhir yang juga patut diperhatikan dan dilayani di tengah pandemi ini adalah orang tua/ masyarakat. Banyak sekali orang tua yang mengeluh dengan proses pembelajaran daring yang dilakukan satuan pendidikan. Dari alasan pendampingan yang dirasa sulit oleh orang tua saat mengajari anak-anaknya belajar dari rumah, sampai alasan pembiayaan (SPP) khususnya bagi sekolah swasta yang dikelola masyarakat yang masih mengutip biaya partisipasi pendidikan. Di antara pelayanan yang dapat diberikan kepada orang tua adalah program home visit (kunjungan ke rumah)—tentunya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat saat berkunjung– untuk bersilaturahmi dan menggali kendala yang dihadapi orang tua bersama siswa, sehingga dari pertemuan tersebut dapat ditemukan dan dicari solusi-solusi sebagai pemecahan masalah yang dihadapi.

Program home visit juga memungkinkan guru hadir untuk memberikan materi bahan ajar dalam konsep luring (luar jaringan) kepada siswa tertentu dengan kendala daring. Selanjutnya, terkait kesulitan biaya yang dihadapi orang tua tertentu, sedapat mungkin satuan pendidikan mencari jalan keluar, tentunya dengan tidak mengecilkan kualitas pembelajaran itu sendiri.

Untuk peserta didik tertentu yang orang tuanya terdampak signifikan dari pandemi yang terjadi, misalnya hilangnya pekerjaan, satuan pendidikan dapat memberikan alternatif-alternatif bantuan pendidikan seperti subsidi silang dari orang tua lainnya yang bersedia membantu atau bahkan guru yang juga memiliki solidaritas dan kemampuan untuk saling berbagi dan membantu.

Akhirnya, mengutip Ust Dr H Khairuddin Bashori MSi dalam serial kultumnya di channel youtube episode 79. Beliau menyampaikan cara seseorang dalam melayani itu dicontohkan dalam tiga hal, yaitu: hati yang melayani, pikiran yang melayani, dan tangan yang melayani (perilaku). Ketiga komponen ini semestinya hadir dalam setiap pelayanan yang diberikan seseorang kepada orang yang dilayani. Jangan sampai satu atau dua komponen dari tiga tersebut hilang sehingga kesempurnaan dalam melayanipun di tengah pandemi tak sepenuh hati. Semoga.[]

*Muchlisan Putra, S.Pd., M.Pd., adalah Kepala SMA Sukma Bangsa Pidie

Editor : Ihan Nurdin

Tag: Guruopini acehtrendTutoe Sukma Bangsa
Share38TweetPinKirim
Sebelumnya

Gempa Guncang Nagan Raya

Selanjutnya

Pengurus Periode 2020-2025 NU Kecamatan Pulau Banyak dan Pulau Banyak Barat Terbentuk

BACAAN LAINNYA

Peta Banda Aceh.

Sejarah Bandar Aceh Adalah ‘Mitos’

Kamis, 04/03/2021 - 03:55 WIB
Herlina, SKM. Foto/doc. Pribadi.
Celoteh

Campur Sari Antara Ide dan Perencanaan Pembangunan Aceh

Rabu, 03/03/2021 - 07:10 WIB
Nanda Suriani
OPINI

Menjadi Role Model Pendidikan

Selasa, 02/03/2021 - 08:22 WIB
Ilustrasi/FOTO/umroh.com.
Artikel

Aceh Dan Umar Bin Abdil Azis

Senin, 01/03/2021 - 14:40 WIB
Ilustrasi potret kemiskinan Aceh/FOTO/Hasan Basri M.Nur/aceHTrend.
Artikel

APBA 2021 Tidak Fokus Pada Pengentasan Kemiskinan?

Jumat, 26/02/2021 - 07:32 WIB
Ilustrasi/Foto/Istimewa.
Artikel

Carut Marut Tender Di Aceh

Rabu, 24/02/2021 - 13:10 WIB
aceHTrend.com
Artikel

Aceh & Hikayat Som Gasien, Peuleumah Hebat

Senin, 22/02/2021 - 17:41 WIB
Ilustrasi Kemiskinan/FOTO/Media Indonesia.
Artikel

Aceh Tidak Miskin, Aceh Dimiskinkan!

Minggu, 21/02/2021 - 20:01 WIB
Muhajir Juli
Jambo Muhajir

Rokok Rakyat dan Cerutu Pejabat

Sabtu, 20/02/2021 - 16:57 WIB
Lihat Lainnya
Selanjutnya
aceHTrend.com

Pengurus Periode 2020-2025 NU Kecamatan Pulau Banyak dan Pulau Banyak Barat Terbentuk

Kolomnis - Ahmad Humam Hamid
  • Merah Sakti @aceHTrend/Nukman Suryadi Angkat

    Kepala BPKD Subulussalam: Defisit Ini Juga Ada Kaitan Dengan Masa Merah Sakti

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Utang Daerah Membengkak, Merah Sakti Sorot Kinerja Bintang-Salmaza

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Garda Abdya akan Bangun Rumah Layak Huni untuk Hajidah HS

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kalau Kalangan Dayah Tak di Parlemen, Jangan Harap Lahir Kebijakan Pro Syariat Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • That Na Teuh, Lheuh Jép Kupi, Moeldoko Jeut Keutuha Chiek Peureuté Demokrat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Ikatan Guru Indonesia

UPDATE TERBARU

Konferensi pers Tim Anggaran Pemerintah Kota (TAPK) Subulussalam terkait defisit anggaran dan utang daerah, Sabtu (6/3/2021). (Foto/AceHTrend/Nukman)
Daerah

Sekda Jelaskan Penyebab Defisit Anggaran Kota Subulussalam

Redaksi aceHTrend
07/03/2021

aceHTrend.com
BERITA

Lem Faisal Lantik MWC dan Muslimat NU Aceh Singkil

Ihan Nurdin
06/03/2021

Merah Sakti @aceHTrend/Nukman Suryadi Angkat

Kepala BPKD Subulussalam: Defisit Ini Juga Ada Kaitan Dengan Masa Merah Sakti

Redaksi aceHTrend
06/03/2021

Ketua DPP PDA Teungku Muhibushabri A. Wahab. Foto/Ist.
Dayah

Kalau Kalangan Dayah Tak di Parlemen, Jangan Harap Lahir Kebijakan Pro Syariat Islam

Muhajir Juli
06/03/2021

  • Tentang kami
  • Redaksi
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak kami
  • Kebijakan Privasi
  • Sitemap
Aplikasi Android aceHTrend

© 2015 - 2020 - PT. Aceh Trend Mediana.

Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • BERITA
  • BUDAYA
  • EDITORIAL
  • LIFE STYLE
  • LIPUTAN KHUSUS
  • MAHASISWA MENULIS
  • OPINI
  • SPECIAL
  • SYARIAH
  • WISATA

© 2015 - 2020 - PT. Aceh Trend Mediana.