ACEHTREND.COM,Banda Aceh– Kegiatan Gebrak Masker yang dimulai pada 4 September 2020, telah usai dihelat beberapa waktu lalu. Dengan membawa serta 1 juta masker bantuan Presiden RI Ir. Joko Widodo, Pemerintah Aceh turun hingga ke gampong-gampong di seluruh Aceh, dengan target menyampaikan sosialiasasi Covid-19.
Pun demikian, setelah gebrak masker dihelat secara besar-besaran seperti tentara terjun ke palagan, melawan virus yang bermuasal dari Wuhan, Cina, angka warga Aceh yang positif Covid-19 bukannya menurun. Tapi justru semakin membengkak.
Catatan terakhir, Minggu (13/9/2020) jumlah rakyat Aceh yang positif terjangkit Covid-19 nyaris 3000 orang. Angka tepatnya 2739 jiwa. 93 orang dilaporkan meninggal dunia. Sedangkan tenaga kesehatan yang positif virus corona-19 sudah lebih 300 orang.
Ketua DPRA Dahlan Djamaluddin, S.IP., dalam konferensi persnya, Senin (24/9/2020) menyebutkan membengkaknya angka penderita Covid-19 di Aceh yang diumumkan dapat diduga belum menunjukkan angka yang sesungguhnya warga Aceh yang sudah diserang virus tersebut. Hal ini karena belum dilakukan swab massal yang telah jauh-jauh hari disuarakan oleh berbagai pihak.
Di sisi lain, kondisi ini semakin buruk karena hubungan Pemerintah Aceh yang digawangi oleh Plt Gubernur Aceh Ir. Nova Iriansyah, memiliki cacat dengan sejumlah pihak yang sejatinya bisa dijadikan mitra strategis.
“Menurut kami semakin memburuknya kondisi di Aceh, karena Pemerintah Aceh tidak memiliki sense of crisis dalam menghadapi pandemi mengerikan ini. Kita tidak tahu sudah berapa banyak warga yang di-swab. Sehingga kita tidak pernah tahu berapa positivity rate saat ini. Padahal, dalam sebuah perencanaan, angka menjadi kunci untuk menerapkan strategi penanggulangan,” ujar Dahlan yang merupakan politisi Partai Aceh.
Dahlan mengatakan, tidak ada waktu lagi untuk memperpanjang pola kerja yang penuh “advetorial”. Pemerintah Aceh sudah harus bertindak lebih nyata. Ia menyerukan salah satu yang harus segera dilakukan adalah swab massal terhadap rakyat Aceh. “Bila masih saja lambat, percayalah kita nanti akan menyesal. Kita akan kehilangan jutaan orang yang memiliki penyakit penyerta,” imbuhya.