• Tentang kami
  • Redaksi
aceHTrend.com
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • SYARIAH
    • MESJID
  • BERITA
    • POLITIK
    • HUKUM
    • DUNIA
  • WAJAH ACEH
    • WISATA
  • LIFE STYLE
    • HIBURAN
  • SPESIAL
    • BUDAYA
  • OPINI
    • ARTIKEL
    • RESAM
  • EDITORIAL
  • LIPUTAN KHUSUS
  • BUDAYA
  • SOSOK
aceHTrend.com
  • HOME
  • SYARIAH
    • MESJID
  • BERITA
    • POLITIK
    • HUKUM
    • DUNIA
  • WAJAH ACEH
    • WISATA
  • LIFE STYLE
    • HIBURAN
  • SPESIAL
    • BUDAYA
  • OPINI
    • ARTIKEL
    • RESAM
  • EDITORIAL
  • LIPUTAN KHUSUS
  • BUDAYA
  • SOSOK
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
aceHTrend.com
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil

Multi Years & Blusukan Nova

Redaksi aceHTrendRedaksi aceHTrend
Minggu, 20/09/2020 - 08:54 WIB
di OPINI, Kolom
A A
Alja Yusnadi

Alja Yusnadi

Share on FacebookShare on Twitter

Oleh Alja yusnadi

DPR Aceh boleh saja telah membatalkan penganggaran proyek tahun jamak (untuk selanjutnya saya sebut multi years). Namun, Pemerintah Aceh tetap menjalankannya, bahkan untuk tahun 2020 sudah dilelang. Diperkirakan, multi years tersebut untuk tiga tahun anggaran: 2020, 2021, 2022.

Silang-sengkarut multi years menjadi salah satu yang dipolemikkan oleh DPRA dan Plt. Gubernur Aceh. Efeknya merembes kemana-mana, tidak tentu arah. Walau tidak secara terang dijelaskan ke publik, bahwa multi years ini menjadi titik fokus, minimal saya menangkap sinyal itu.

Gesekan sudah terjadi di awal masa tugas DPRA periode 2019-2024. Memuncaknya ego kelembagaan DPRA vs Plt Gubernur Aceh di saat legislatif menggelar sidang paripurna untuk membatalkan multi years.

BACAAN LAINNYA

Ilustrasi Foto Teroris (iStockphoto)

ASN yang Diamankan oleh Densus 88 Merupakan Bendahara MAA Aceh Timur

23/01/2021 - 12:07 WIB
Ilustrasi Foto Teroris (iStockphoto)

Humas Polda Aceh Benarkan Penangkapan Dua Terduga Teroris di Langsa

22/01/2021 - 20:35 WIB
Kajati Aceh Dr Drs Muhammad Yusuf SH MH didampingi oleh Kajari Pidie Jaya Mukhzan SH MH menerima Dr. M. Gaussyah, SH MH.

Fakultas Hukum USK Apresiasi Kinerja Kejati Aceh Dalam Mengusut Kasus Korupsi

22/01/2021 - 19:36 WIB
Ilustrasi Foto Teroris (iStockphoto)

Diduga Teroris, Satu PNS Diringkus Densus 88 di Langsa

22/01/2021 - 19:17 WIB

Eksekutif tidak mau kalah. Dalam pembahasan APBA 2021, Tim Anggaran Pemerintah Aceh (TAPA) tidak mau menghadiri rapat dengan Badan Anggaran DPRA. Alasannya, menghindari Korona.

Alasan itu tidak selaras dengan kehadiran Kepala SKPA dalam rapat dengan Komisi-komisi DPRA. Sampai di sini, sikap eksekutif saling bertolak belakang, satu sisi TAPA tidak mau hadir, sementara Kepala SKPA didorong ke DPRA. Kalaulah alasannya Korona, apakah Kepala SKPA kebal Korona? Sengaja dikorbankan? Atau ada alasan lain?

Nampaknya itulah sikap setengah hati Pemerintah Aceh untuk melibatkan DPRA dalam membahas APBA 2021. Mau meninggalkan sepenuhnya juga tidak beralasan.

DPRA pun sudah menangkap gelagat itu, makanya dalam setiap rangkaian rapat dengan SKPA didokumentasikan dengan baik. Tujuannya, memperkecil celah bagi Plt Gubernur untuk mempergubkan APBA 2021. Menghindari kesalahan DPRA yang kemudian hari dituduh tak mau membahas.

Jika melihat tahapan dan jadwal pembahasan APBA berdasarkan Permendagri 64 tahun 2020 tentang Pedoman Penyusunan APBD 2021, sekarang sudah masuk masa penyampaian rancangan qanun APBA 2021 oleh Kepala Daerah kepada DPRA.

Pemerintah Aceh telah menyerahkan dokumen tersebut kepada Sekretariat DPRA beberapa waktu lalu. Masalahnya, dokumen R-APBA 2021 itu diserahkan sebelum tercapai kesepakatan mengenai KUA-PPAS.

Waktu pengesahan APBA 2021 memang masih panjang, permendagri mensyaratkan satu bulan sebelum dimulai tahun anggaran berkenaan, paling telat 31 November 2020, sekitar dua bulan setengah lagi.

Berbagai kemungkinan masih bisa terjadi. Aceh—maksudnya Pemerintah Aceh dengan DPR Aceh—pernah mencapai kesepakatan setelah memasuki triwulan kedua tahun berkenaan, APBA pernah disahkan dalam tempo sesingkat-singkatnya, dan juga pernah dipergubkan.

Apapun pilihannya nanti, sangat tergantung dari politik akomodatif antara eksekutif dengan legislatif. Pilihan normalnya, APBA disahkan tepat waktu menurut permendagri itu.

Saya duga, kepentingan legislatif adalah terakomodirnya program masyarakat yang diusulkan melalui mekanisme reses anggota DPRA ke dalam APBA 2021. Sementara itu, Plt. Gubernur Aceh sangat berkepentingan multi years tidak diutak-atik oleh DPRA.

Salah satu alasan DPRA “mengganggu” multi years karena menyedot anggaran yang begitu besar, sehingga tidak proporsional dengan program hasil reses yang mereka lakukan. Tentu alasan ini di luar alasan formal lainnya.

Ini hanya soal sudut pandang. Kedua belah pihak ada pembenarnya. Bagi Plt. Gubernur Aceh, multi years adalah legacy. Selain program multi years hampir tidak ada yang dapat dibanggakan dari kepemimpinan Plt. Gubernur Aceh.

Dalam hal ini, saya dapat memahami suasana kebatinannya. Apalagi, kalau Nova hendak mencalonkan kembali pada pilkada ke depan. Pendahulu Nova, dengan mudah menunjukkan legacy itu.

Kemenangan Irwandi-Nova pada pilkada 2017, salah satu sebabnya karena legacy yang ditinggalkan Irwandi selama menjabat pada periode pertama. JKA, Beasiswa anak yatim, adalah contoh legacy itu.

Abu Doto juga meninggalkan beberapa legacy, yang paling mudah diingat adalah rehab Masjid Raya Baiturrahman.

Tentu Nova Iriansyah tidak ingin menyelesaikan masa kepemimpinannya tanpa legacy. Apalagi, kalau dalam waktu dekat Nova menjadi Gubernur Aceh defenitif dan akan bertarung pada pilkada berikutnya.

Sangat masuk akal Nova mempertaruhkan apapun agar proyek multi years itu jadi dilaksanakan. Paling tidak, masyarakat yang berada dalam kawasan yang selama ini terisolasi akan mengenang Nova, termasuk pemilik kebun sawit di sekitar jalan yang akan dibangun melalui multi years itu.

Sementara DPRA juga sangat berkepentingan agar program hasil reses dapat ditampung dalam jumlah yang masuk akal dalam APBA 2021. Di sinilah wilayah pertarungannya.

Walaupun, masih ada kemungkinan lain. Lawan Nova di DPRA adalah Koalisi Aceh Bermartabat (KAB). Motor utamanya adalah fraksi Partai Aceh. Besar kemungkinan, salah satu suksesor Nova dalam pilkada ke depan adalah Muzakir Manaf, yang tidak lain dan tidak bukan Ketua Umum DPA PA. Kemungkinan lain, multi years ini menjadi prakondisi menjelang pertarungan sesungguhnya.

DPRA telah membatalkan multi years dan melaporkannya ke KPK. Nova justru blusukan ke daerah-daerah yang menjadi lokasi multi years. Nova, menggalang justifikasi politik dari tokoh politik lokal. Beberapa bupati, DPRK dan pimpinan lembaga mahasiswa dari daerah-daerah tersebut telah bersuara.

Di antaranya adalah Bupati Aceh Timur, Bupati Aceh Barat Daya, Bupati Bener Meriah, dan lainnya. Mereka mendukung sepenuhnya multi years, Nova di atas angin. Bahkan ada Bupati yang menuding anggota DPRA.

Dalam hal ini, Nova telah menemukan kawan “koalisi”. Tinggal selangkah lagi, mengunci dukungan Pemerintah Pusat. Jika ini terjadi, satu langkah Plt. Gubernur Aceh sudah mendahului. Tinggal selanjutnya mempergubkan APBA 2021, sambil menunggu reaksi DPRA, apakah akan menggunakan hak angket dan hak menyatakan pendapat? Lebih baik kedua lembaga itu sama-sama mundur selangkah, kalau tidak, saya pastikan, arang habis besi binasa.

*)Kolumnis, tinggal di Pasieraja, Aceh Selatan.

Tag: #HeadlineMulti yearsNova DPRA
Share83TweetPinKirim
Sebelumnya

Matchday Kedua Liga Inggris, Chelsea vs Liverpool Siapa Kuat?

Selanjutnya

Disdik Dayah Banda Aceh Gelar Pelatihan Ekonomi Kreatif

BACAAN LAINNYA

Ahmadi M. Isa.
Celoteh

Generasi Muda Aceh Harus ‘Divaksin’

Kamis, 21/01/2021 - 09:40 WIB
Mukhlis Puna
OPINI

Asal Mula Siswa Berkarakter Berawal dari Guru

Rabu, 20/01/2021 - 11:46 WIB
Ahmad Humam Hamid, Guru Besar Unsyiah.
OPINI

LMC (76): Orang Tua dan Covid-19: Kenapa Harus Serius?

Selasa, 19/01/2021 - 18:48 WIB
Bendera Pemerintah Otonomi Bangsamoro. Foto?ist.
Jambo Muhajir

Jalan Tengah untuk Bendera Aceh

Selasa, 19/01/2021 - 16:03 WIB
aceHTrend.com
OPINI

Digitalisasi di Sekolah, Burukkah?

Senin, 18/01/2021 - 10:52 WIB
Sadri Ondang Jaya. Foto/Ist.

Sadri Ondang Jaya dan Singkel

Sabtu, 16/01/2021 - 23:47 WIB
Ilustrasdi dikutip dari website seni.co.id.
Jambo Muhajir

Kolom: Pelacur

Kamis, 14/01/2021 - 18:47 WIB
Fitriadi.
Artikel

Sekolah Butuh Pemimpin atau Pimpinan?

Rabu, 13/01/2021 - 09:26 WIB
Ilustrasi tewasnya Abrahah dan pasukan gajahnya saat akan menghancurkan Ka'bah / kicknews.today
Pandemi, Sejarah, dan Kebijakan

LMC (75): Era Islam Klasik, Wabah, dan Peradaban

Selasa, 12/01/2021 - 11:16 WIB
Lihat Lainnya
Selanjutnya
aceHTrend.com

Disdik Dayah Banda Aceh Gelar Pelatihan Ekonomi Kreatif

Kolomnis - Ahmad Humam Hamid
  • Ilustrasi Foto Teroris (iStockphoto)

    ASN yang Diamankan oleh Densus 88 Merupakan Bendahara MAA Aceh Timur

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Siswa dari Pesantren Tradisional yang Tidak Memiliki NISN Terancam Dikeluarkan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Seorang Ayah di Aceh Utara Dilaporkan ke Polisi karena Memukul Anaknya dengan Sapu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Diduga Teroris, Satu PNS Diringkus Densus 88 di Langsa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Humas Polda Aceh Benarkan Penangkapan Dua Terduga Teroris di Langsa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Ikatan Guru Indonesia

UPDATE TERBARU

Nasya Febrila
BUDAYA

Puisi-Puisi Nasya Febrila

Redaksi aceHTrend
23/01/2021

Prof. Afridar. Foto:aceHTrend/Muhajir Juli
Pendidikan

Prof. Afridar Akan Wujudkan UNIKI Kampus Merdeka Berbasis Penguatan Karakter

Muhajir Juli
23/01/2021

Zulma Amalia
BUDAYA

[Puisi]: Sekolah yang Bersih

Redaksi aceHTrend
23/01/2021

Ilustrasi Foto Teroris (iStockphoto)
Hukum

ASN yang Diamankan oleh Densus 88 Merupakan Bendahara MAA Aceh Timur

Syafrizal
23/01/2021

  • Tentang kami
  • Redaksi
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak kami
  • Kebijakan Privasi
  • Sitemap
Aplikasi Android aceHTrend

© 2015 - 2020 - PT. Aceh Trend Mediana.

Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • BERITA
  • BUDAYA
  • EDITORIAL
  • LIFE STYLE
  • LIPUTAN KHUSUS
  • MAHASISWA MENULIS
  • OPINI
  • SPECIAL
  • SYARIAH
  • WISATA

© 2015 - 2020 - PT. Aceh Trend Mediana.