• Tentang kami
  • Redaksi
aceHTrend.com
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • SYARIAH
    • MESJID
  • BERITA
    • POLITIK
    • HUKUM
    • DUNIA
  • WAJAH ACEH
    • WISATA
  • LIFE STYLE
    • HIBURAN
  • SPESIAL
    • BUDAYA
  • OPINI
    • ARTIKEL
    • RESAM
  • EDITORIAL
  • LIPUTAN KHUSUS
  • BUDAYA
  • SOSOK
aceHTrend.com
  • HOME
  • SYARIAH
    • MESJID
  • BERITA
    • POLITIK
    • HUKUM
    • DUNIA
  • WAJAH ACEH
    • WISATA
  • LIFE STYLE
    • HIBURAN
  • SPESIAL
    • BUDAYA
  • OPINI
    • ARTIKEL
    • RESAM
  • EDITORIAL
  • LIPUTAN KHUSUS
  • BUDAYA
  • SOSOK
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
aceHTrend.com
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil

“BEREH”-nya Pendidikan Aceh Carong di Masa Wabah Ta’un

Redaksi aceHTrendRedaksi aceHTrend
Rabu, 23/09/2020 - 09:23 WIB
di OPINI, Artikel
A A
aceHTrend.com
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh Qusthalani*

Aceh carong merupakan sebuah program unggulan yang digadang-gadang Irwandi-Nova saat mengkampanyekan dirinya maju ke Aceh 1. Program yang patut diacungkan jempol. Majunya sebuah daerah ketika pendidikan itu terus berbenah dan berkembang. Oleh karena itu untuk memajukan Aceh dalam segala lini kehidupan, maka Aceh carong harus di depan.

Berbicara Aceh carong, maka berbicara mutu pendidikan yang saling keterkaitan antara satu dan lainnya. Aceh carong bukanlah sebuah jargon belaka, tetapi semua visi yang memiliki tujuan mulia. Mendongkrak pendidikan Aceh dengan berbagai misi yang telah dirancang oleh para pakar. Beberapa indikator dalam Aceh carong adalah upaya untuk meningkatkan prestasi siswa Aceh, menyejahterakan guru, meningkatkan kompetensi guru, pemerataan guru, pemerataan prasarana dan sarana pendidikan, dan pemberian beasiswa bagi putra-putri Aceh.

Namun, belum genap dua tahun, aceh carong “lage abeh eh”. Hilang tanpa jejak dan tak berbekas. Aceh carong telah pergi bersama dengan penggasn. Sebuah konsep mumpuni yang kini bermertamorfosis menjadi Aceh Bereh. Lalu, apakah program ini tak sehebat pendahulunya?

BACAAN LAINNYA

Ahmad Humam Hamid, Guru Besar Unsyiah.

LMC (76): Orang Tua dan Covid-19: Kenapa Harus Serius?

19/01/2021 - 18:48 WIB
aceHTrend.com

Digitalisasi di Sekolah, Burukkah?

18/01/2021 - 10:52 WIB
Noer Zainora

Mempertanyakan Komitmen Pemerintah dalam Menerapkan Qanun LKS

17/01/2021 - 15:56 WIB
Ketua STAI-DH Rahmat Saputra saat melantik sejumlah pejabat struktural kampus setempat

Ketua STAI Darul Hikmah Aceh Barat Lantik 11 Pejabat Struktural

16/01/2021 - 18:41 WIB

Penulis tak mengatakan demikian, tetapi coba kita kupas satu per satu indikator dari program tersebut.

Dikutip dari salah satu laman media online, didapatkan indikator dari Aceh “BeREH” (Bersih Rapi, Estetika, dan Hijau), yaitu ada tujuh objek yang menjadi prioritas pantauan dengan 24 indikator yang harus disiapkan dan dibenahi. Tujuh objek dan ke-24 indikator tersebut, yaitu:

(1) Tampak luar menggoda dengan indikator: a) taman indah terawat, b) parkir teratur, c) pos satpam hidup, dan d) resepsionis ramah. (2) Kamar mandi siaga: a) air terjamin, b) pintu berfungsi, c) tidak perlu tutup hidung. (3) Ruang kerja siap saji : a) ruang bersih segala lini, b) kabel-kabel minimalis, c) meja kursi berfungsi, d) dokumen /arsip rapi, e) tidak ada makanan tikus, dan e) di atas lemari bersih. 4) Kantin tampil bersih: a) pengelola profesional, b) sisa makanan nihil, dan c) tidak bee phong. 5) Gudang teratur : a) penyimpan sementara, b) jelas tuan /kapan dipakai, dan c) bebas tumpukan inventaris dan dokumen yang tidak perlu. (6) Mushalla siaga 24 jam: a) tempat wudhu nyaman, dan b) tempat sujud tidak bau. (7) Aula- Ruang rapat siap saji : a) bersih-teratur, b) suara terdengar, dan c) LCD bisa dinikmati.

Eksentrik memang, di mana sekolah kelihatan rapi dan bersih. Siapa yang melihat akan tergugah. Lalu apa korelasinya dengan mutu pendidikan. Atau jangan-jangan ini hanya lips service saja? Casingnya keren, namun isi dalam tak lebih dari harga monza di pasaran.

Penulis mencoba mencari referensi keterkaitan antara beberapa indikator pendidikan Bereh dengan mutu pendidikan. Sangat kecil persentasenya, seperti dikutip dari hasil riset Murdiyarso (2018) Keberadaan lingkungan dalam suatu proses pendidikan sangatlah penting adanya. Karena, lingkungan memberikan kontribusi terhadap tercapainya tujuan pendidikan bagi peserta didik, walaupun persentasenya kecil.

Kembali ke definisi pendidikan, usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki kekuatan spiritual keagamaan, emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Ini yang harus dipahami, pendidikan tak sekedar gleh dan lagak. Walaupun ini juga penting. Di awal tulisan ini, penulisan telah menjabarkan pendidikan saling keterkaitan tak bisa dipisah-pisahkan antara satu indikator dengan indikator lainnya. Tapi pendidikan berbicara mutu. Jangan som gasien peulumah kaya, menyembunyikan keindahan luar, tapi mutunya dikesampingkan.

Bukannya jemawa penulis mengatakan seperti ini, coba liat hasil Seleksi Masuk Perguruan Tinggi. Aceh masih jauh dari harapan, nilai UTBK tidaklah sampai 10 besar nilai tertinggi secara nasional. Ini berbanding terbalik dengan anggaran pendidikan Aceh sampai triliunan rupiah.

Hasil ini sangat berbeda dengan indikator Bereh dalam mutu pendidikan, tak lebih hanya nilai UN belaka. Padahal Aceh harus mampu menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang mampu merespons perubahan zaman. SDM yang dapat menyesuaikan diri dengan perubahan dunia saat ini, bahkan puluhan tahun yang akan datang dengan tetap mempertahankan indentitas keacehan dan nilai-nilai Islam dan iman. Dengan begitu mereka sanggup mengembalikan keharuman Aceh di pentas internasional seperti Aceh di masa kejayaannya. Dalam hal ini, saya meyakini Pemerintah Aceh sudah menyiapkan cetak biru (blue print) pendidikan Aceh jangka panjang untuk mengakomodir keinginan dan cita-cita rakyat Aceh.

Program Aceh Bereh haruslah dapat melahirkan siswa-siswi Aceh yang memiliki kualifikasi terbaik lahir batin, berkarakter, memiliki mental juang tinggi dengan semangat pantang menyerah alias beuheu tungang dan ber-akhlaqul karimah. Soft skill semacam ini sangat penting untuk dimiliki oleh generasi muda Aceh terkini.

Apa yang sudah dilakukan Aceh Bereh selama masa wabah ta’un ini, jawabannya belum. Para guru dan siswa diajak untuk belajar secara mandiri di rumah, baik daring maupun luring. Tapi pemerintah seakan lepas tangan akan kondisi di mana para pendidik masih meraba-raba untuk mewujudkan Aceh Bereh di masa pandemi. Para pemangku kepentingan seperti orang hoyong, berjalan tanpa arah dengan berbagai kebijakan mumang.

Apakah Aceh Bereh berbicara kesejahteraan, ini masih dipertanyakan. Layaknya pungguk meridukan bulan. Walaupun kesejahteraan memiliki hubungan erat dengan peningkatan mutu pendidikan. Walter A. Friedlander, 1961 dalam Pengantar Kesejahteraan Sosial oleh Drs. Syarif Muhidin, Msc. “Kesejahteraan sosial adalah sistem yang terorganisir dari pelayanan-pelayanan sosial dan lembaga-lembaga yang bertujuan untuk membantu individu dan kelompok untuk mencapai standar hidup dan kesehatan yang memuaskan dan relasi-relasi pribadi dan sosial yang memungkinkan mereka mengembangkan kemampuannya sepenuh mungkin dan meningkatkan kesejahteraannya secara selaras dengan kebutuhan keluarga dan masyarakat.”

Dalam kaitan tersebut, terminologi kesejahtaraan memfokuskan studi tentang kesejahteraan dan sistem kesejahteraan fisik tersebut dalam suatu wadah kebijakan.

Mengapa kesejahteraan guru menjadi hal yang berpengaruh terhadap kualitas pendidikan di Indonesia? Jelas sangat berpengaruh jika kesejahteraan seorang pengajar belum terpenuhi, bisa jadi akan sulit bagi pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran terhadap peserta didik dengan optimal karena bisa saja motivasi mereka untuk mentransfer ilmu menjadi berkurang. Dan konsentrasi pendidik pun lebih mengarah terhadap bagaimana memenuhi kebutuhannya sendiri

Di masa wabah ta’un, guru dan pendidikan seperti digerogoti oleh program pesakitan yang tak masuk di akal. Mulai dari theun tông sumbangan, sampai dengan kewajiban membeli APD oleh sekolah dengan harga selangit. Padahal begitu banyak kendala di daerah ketika Aceh sedang dilanda pandemi Covid-19, infrastruktur terbatas namun pembelajaran harus tetap jalan. Memikirkan program alternatif pembelajaran seperti program belajar di rumah di TVRI, RRI Memanggil, dan beberapa lainnya lebih penting daripada sekadar menjadi pengemis dalam dunia pendidikan.

Harusnya Aceh bisa belajar dari Provinsi Sulawesi Utara, pemerintahnya memberikan bantuan gadget dan pulsa untuk siswa, bahkan berbagai upaya seperti perbaikan jaringan internet, juga dilakukan agar tidak ada keterlambatan dalam kegiatan belajar mengajar (liputan6.com, 2020). Kita tahun anggaran daerah Sulawesi Utara tidaklah semegah di negeri ujung Sumatra ini.

Jangan sampai Aceh Bereh hanyalah jargon belaka, antiklimaks, tak berujung. Namun Aceh Bereh harus benar-benar menjadi metamorfosa Aceh Carong. Terus berkembang menjadi lebih bagus lagi, layaknya ulat menjadi kupu-kupu. Semoga!

*Qusthalani, S.Pd.,M.Pd, Ketua IGI Kabupaten Aceh Utara

Editor : Ihan Nurdin

Tag: aceh meugiwangGuruIgiMeugiwangopini acehtrendpendidikan
Share95TweetPinKirim
Sebelumnya

DPR Usulkan Hapus Pasal 150 Ayat (3) RUU Cipta Kerja yang Berpotensi Merugikan Keuangan Negara

Selanjutnya

Polisi Sebut Penculikan Pemilik Showroom Motor di Lhokseumawe Bermotif Ekonomi, Penculik Kuras Uang Rp30 Juta di ATM Korban

BACAAN LAINNYA

Bendera Pemerintah Otonomi Bangsamoro. Foto?ist.
Jambo Muhajir

Jalan Tengah untuk Bendera Aceh

Selasa, 19/01/2021 - 16:03 WIB
Sadri Ondang Jaya. Foto/Ist.

Sadri Ondang Jaya dan Singkel

Sabtu, 16/01/2021 - 23:47 WIB
Ilustrasdi dikutip dari website seni.co.id.
Jambo Muhajir

Kolom: Pelacur

Kamis, 14/01/2021 - 18:47 WIB
Fitriadi.
Artikel

Sekolah Butuh Pemimpin atau Pimpinan?

Rabu, 13/01/2021 - 09:26 WIB
Ilustrasi tewasnya Abrahah dan pasukan gajahnya saat akan menghancurkan Ka'bah / kicknews.today
Pandemi, Sejarah, dan Kebijakan

LMC (75): Era Islam Klasik, Wabah, dan Peradaban

Selasa, 12/01/2021 - 11:16 WIB
Liza Faradilla
OPINI

Kelas Online: Kesenjangan Baru Sosial Ekonomi

Senin, 11/01/2021 - 07:00 WIB
Sayuti.
Celoteh

Reshuffle Kabinet dan Kemenangan Nalar

Sabtu, 09/01/2021 - 11:15 WIB
Zulfadhli Kawom. [Ist]

Lheuh keu Saman Gop

Jumat, 08/01/2021 - 15:46 WIB
Syamsiah Ismail.

Etos Kerja ala Pengawas Sekolah 4.0

Rabu, 06/01/2021 - 13:18 WIB
Lihat Lainnya
Selanjutnya
Anggota Polres Lhokseumawe menunjukkan barang bukti dalam konferensi pers di Mapolres Lhokseumawe, Selasa, 22 September 2020. @aceHTrend/Mulyadi Pasee

Polisi Sebut Penculikan Pemilik Showroom Motor di Lhokseumawe Bermotif Ekonomi, Penculik Kuras Uang Rp30 Juta di ATM Korban

Komentar

Kolomnis - Ahmad Humam Hamid
  • aceHTrend.com

    Gas dan Lumpur Menyembur Setinggi 6 Meter, Warga Ranto Peureulak Panik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rimo: Dari Afdeling Kebun Terus Menggeliat Menjadi Pusat Perdagangan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rayakan Otonomi, Bendera Bangsamoro Berkibar di Cotabato

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Universitas Syiah Kuala Minta BEM USK Kembalikan Bantuan Hibah Dari Pemerintah Aceh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jalan Tengah untuk Bendera Aceh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Ikatan Guru Indonesia

UPDATE TERBARU

Ahmad Humam Hamid, Guru Besar Unsyiah.
OPINI

LMC (76): Orang Tua dan Covid-19: Kenapa Harus Serius?

Redaksi aceHTrend
19/01/2021

Walau sudah bertahun - tahun longsor, jalan Gampong Kulu, Kecamatan Kutablang, Bireuen, tidak kunjung ditangani oleh pemerintah. Foto?Mukhlis Munir for aceHTrend.
Daerah

bertahun Longsor, Mengapa Jalan Kulu Luput dari Perhatian Pemerintah Bireuen?

Muhajir Juli
19/01/2021

aceHTrend.com
Pendidikan

Prodi Teknik Elektro USK Gelar Try Out SNMPTN untuk 100 Pelajar SMA

Muhajir Juli
19/01/2021

Bendera Pemerintah Otonomi Bangsamoro. Foto?ist.
Jambo Muhajir

Jalan Tengah untuk Bendera Aceh

Muhajir Juli
19/01/2021

  • Tentang kami
  • Redaksi
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak kami
  • Kebijakan Privasi
  • Sitemap
Aplikasi Android aceHTrend

© 2015 - 2020 - PT. Aceh Trend Mediana.

Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • BERITA
  • BUDAYA
  • EDITORIAL
  • LIFE STYLE
  • LIPUTAN KHUSUS
  • MAHASISWA MENULIS
  • OPINI
  • SPECIAL
  • SYARIAH
  • WISATA

© 2015 - 2020 - PT. Aceh Trend Mediana.