ACEHTREND.COM,Banda Aceh– Hati Rosnawati (49) gundah luar biasa. Delapan hari setelah dirujuk dari RS Datu Beru, Aceh Tengah, mertuanya Hj. Asyaria bin Usman (75) dinyatakan secara lisan positif Covid-19 oleh pihak RSUZA Banda Aceh. Mendapatkan kabar buruk tersebut Ros terkejut. Dia meminta di-swab dan disediakan tempat karantina. Tapi pihak RS menolak karena sang ibunda tidak jelas apakah positif atau negatif Covid-19.
Demikian pengakuan Rosnawati, Kamis (24/9/2020) usai terkatung-katung beberapa waktu karena tidak tahu harus kemana. Dia tidak berani pulang, apalagi menumpang inap di rumah kenalan di Kutaraja.
Rosnawati bercerita pihak RS Datu Beru Takengon merujuk mertuanya ke Zainol Abidin, Banda Aceh sebagai pasien jantung. Ros dan ibunya tiba pukul 03.00 WIB, Selasa (18/9/2020) dan ditempatkan di bawah tenda di dekat UGD. Jelang Subuh Hj. Asyiria dipindahkan ke UGD. Tiba di sana yang bersangkutan kembali kejang-kejang. Petugas memberikan tindakan medis. Beberapa kali diambil darahnya untuk kebutuhan pemeriksaan laboratorium. Swab juga dilakukan oleh petugas.
Setelah proses di sana selesai, pasien kemudian ditempatkan ke ruang Raudah 1 Rawat Jantung, kamar lima. Pihak RS juga memasang batere kepada pasien. Bukan hanya jantung, kepada Ros petugas juga mengatakan bila Asyiria juga mengalami gangguan paru-paru.
Hal yang membuat Rosnawati terkejut, pada Kamis (24/9/2020) tenaga medis menyatakan bila Hj. Asyiria positif Covid-19. Ros semakin bingung karena petugas tidak menunjukkan satu surat pun yang menguatkan pernyataan petugas medis.
“Mereka hanya mengatakan secara lisan. Tidak menunjukkan surat hasil laboratorium,” ujar Rosnawati.
Hal yang membuat Rosnawati tambah kaget, pernyataan positif Covid-19 justru ketika keadaan ibunya terlihat mulai membaik, walau diperlukan tindakan medis lanjutan. “Rencananya besoknya mau dipasangkan ring jantung,” katanya
Merasa aneh, Rosnawati pun sedikit meninggi. Dia tidak percaya bahwa ibunya positif Covid-19. “Karena sudah saya tanyakan lagi, petugas pun mengatakan belum tentu positif. Bisa juga negatif. Tapi tetap harus dibawa ke Pinere untuk dirawat sebagai pasien Covid-19,” kata Rosnawati.
Karena mertuanya dibawa ke Pinere, Ros pun minta ikut di-swab. Tapi petugas menolak. “Bagaimana kami akan men-swab ibu, sedangkan mertua ibu belum tentu positif. Nanti kalau mertua ibu positif, baru ibu ikut di-swab,” terang Ros mengulang pernyataan petugas. Begitupun ketika dia minta diisolasi, pihak RS meminta Ros mencari kontrakan sendiri. “Mereka meminta saya cari kontrakan di dekat rumah sakit,” katanya dengan suara berat.
Kini Rosnawati bingung. Dia khawatir dengan kondisi mertuanya, juga khawatir kepada dirinya sendiri. Perempuan itu gundah gulana. “Saya cemas apakah sudah tertular? Ataukah belum? Jawaban pihak rumah sakit tidak jelas terhadap kondisi mertua saya. Apakah positif ataukah negatif. Lalu, bila belum jelas, mengapa pula dibawa ke pinere?” Keluhnya.
Penjelasan Pihak Rumah Sakit
Sementara itu, Humas RSUZA, Rahmadi, saat dikonfirmasi aceHTrend mengatakan, RSUZA memang memiliki ruang Pinere 4 yang khusus diperuntukkan bagi pasien-pasien transisi atau pasien dalam status menunggu keluarnya hasil swab tes.
Sebelumnya kata Rahmadi, pasien transisi ini ditempatkan di rumah sakit existing yang tersedia di Ruang Raudhah. Namun, agar lebih efisien pihak rumah sakit lantas menyediakan ruang terpisah untuk pasien-pasien transisi tersebut ke pinere. Kalau ruang-ruang di pinere penuh baru mereka ditempatkan di ruang existing.
“Saya cek dulu, ya. Di Pinere kita memang punya Pinere 4 untuk ruang transisi. Di sini kita tempatkan sementara pasien-pasien yang kita curigai Covid-19, tetapi hasilnya belum keluar. Nah, kalau pasien itu positif nanti akan dibawa ke Pinere 2 atau Pinere lain, sementara kalau pasien itu negatif akan diperlakukan protokol biasa dan dikembalikan ke rumah sakit existing (non pinere). Kita pastikan saja dulu ya, beri saya waktu satu atau dua menit untuk cek,” ujar Rahmadi menjawab pertanyaan telepon aceHTrend, Jumat malam (25/9/2020).
Rahmadi pun lantas menutup teleponnya. Sesaat kemudian, Rahmadi kembali mengabarkan bahwa pasien atas nama Hj Asyiria sudah keluar hasil swab-nya dan negatif.
“Beliau negatif. Mungkin nanti akan dilakukan tata laksana sesuai protokol biasa. Beliau memang sedang menunggu hasil. Kalau dulu ruang transisi itu tidak di pinere, jadi rata-rata pasien menunggu di ruang existing,” ujar Rahmadi lagi.
Karena status pasien yang belum keluar itulah kata Rahmadi pihak rumah sakit tidak serta-merta melakukan swab kepada keluarga pendampingnya.[]
Laporan: Muhajir Juli dan Ihan Nurdin.