Banda Aceh – Para pimpinan, humas, dan dosen perguruan tinggi swasta di Aceh mengikuti pelatihan jurnalistik bertema Peningkatan Mutu Pendidikan Tinggi di Era Revolusi Industri 4.0 melalui Optimalisasi Pengelolaan Media Cetak dan Online. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah XIII Aceh dan diikuti 102 PTS di Aceh yang berlangsung secara tatap muka dan daring, Senin (12/10/2020).
Sekretaris LLDikti Wilayah XIII Aceh, Dr Muhammad Ilham Maulana saat membuka acara itu mengatakan, pelatihan ini sangat dibutuhkan oleh pengelola perguruan tinggi swasta khususnya tim humas agar bisa bertransformasi dalam menyajikan informasi kepada publik sejalan dengan pesatnya perubahan informasi teknologi.
“Sehingga dengan kemampuan tersebut para praktisi humas di PTS mampu mengemas konten-konten yang kreatif dan informatif yang bisa didistribusikan kepada masyarakat, baik melalui media internal maupun media mainstream. Selain itu, sesuai dengan semangat Kampus Merdeka menuntut PTS mampu membangun banyak networking, salah satunya dengan teman-teman media,” katanya.
Kegiatan ini menghadirkan empat narasumber, yaitu Kepala LLDikti Wilayah XIII, Prof Faisal; Wakil Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Aceh, Teuku Haris Fadillah; Redaktur Eksekutif Serambi Indonesia, Yarmen Dinamika; dan Pemimpin Redaksi aceHTrend, Ihan Nurdin.
Prof Faisal dalam kesempatan itu menyampaikan, topik tentang peran humas dalam mengelola media komunikasi perguruan tinggi dalam perspektif hukum. Faisal memaparkan, terkait keberadaan Undang-Undang tentang Keterbukaan Informasi Publik No 14 Tahun 2008.
“Humas setidaknya memegang tiga peranan penting, yaitu sebagai media sosialisasi, perwajahan perguruan tinggi, dan humas harus mampu membina hubungan dengan pers,” katanya.
Sementara Teuku Haris Fadillah memaparkan, humas memiliki peran untuk meningkatkan rasa percaya masyarakat terhadap lembaga pendidikan. Humas perguruan tinggi harus dapat menyampaikan informasi secara berkala dengan cara mengamati, mencari, dan mengemas informasi-informasi dengan dengan menarik.
Dengan adanya peran media humas di lembaga diharapkan bisa mempermudah komunikasi antarlembaga dan masyarakat, media juga sebagai salah satu alat dan sarana humas.
“Sehingga dapat memperlancar komunikasi berbagi informasi, publikasi, dan promosi kepada publik internal dan puplik eksternal tentang perkembangan lembaga, guna mempermudah dan memperlancar menjaring calon peserta didik baru,” katanya.
Sementara Yarmen Dinamika mengatakan, untuk bisa memproduksi konten-konten yang menarik dan informatif, tenaga humas di perguruan tinggi harus memiliki motivasi untuk bisa menulis.
“Humas di PT harus memiliki kecakapan dalam membuat siaran pers (press release). Meski beberapa humas tidak memiliki latar belakang jurnalistik, tetapi humas harus mampu belajar untuk memiliki kecakapan individual yang setara dengan jurnalisme profesional dalam menghasilkan berita untuk memperkaya konten website atau terbitan PT-nya, serta humas harus bisa bersinergi untuk meningkatkan citra dari PT,” jelas Yarmen.
Terakhir, Ihan Nurdin menyampaikan di era keterbukaan informasi saat ini telah mengubah perilaku masyarakat dalam memperoleh informasi. Dengan hadirnya perangkat teknologi semacam ponsel pintar, semua informasi bisa dengan mudah didapatkan. Di lingkungan kampus misalnya, berbagai informasi akademik dengan mudah diperoleh hanya dengan membuka portal atau website kampus. Bahkan untuk mendaftar ke perguruan tinggi pun sekarang cukup dilakukan secara daring.
Ihan juga memberikan penekanan mengenai pentingnya pengelolaan website perguruan yang selaras dengan yang diamanahkan oleh Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik. Dalam hal ini kata dia, perguruan tinggi juga harus bertransformasi sesuai dengan karakteristik revolusi industri, yaitu inovasi, automasi, dan transformasi informasi yang sangat cepat.
“Website tidak hanya sebagai media publikasi dan promosi, namun juga dapat diakses sebagai sarana komunikasi interaktif sehingga dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak.”[]
Komentar