ACEHTREND.COM, Padangpanjang — Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang kembali mementaskan Opera Batak Sisingamangaraja XII episode Boru Lopian di Festival Ulos, Paguguran Sasmosir Sumatera Utara, Sabtu (17/10/2020).
Laporan yang diterima aceHTrend dari Sutradara Opera Batak Sisingamangaraja XII, Enrico Alamo, didampingi Koordinator Publikasi Ubai Dillah Al Anshori, SPd MSn, saat ini seluruh persiapan jelang pementasan sudah hampir finish 100 persen.
“Opera Batak Sisingamangaraja XII, episode boru Lopian, Ulu Porang Tano Batak adalah memperkenalkan dan mempopulerkan kembali seni yang pernah jaya ini. Secara perkembangan, Opera Batak tidak terlalu kelihatan sebagaimana seni tradisi populer karena banyak hal yang tetap dipertahankan, kalaupun ada dengan melakukan revitalisasi tanpa menghilangkan pakem atau idiom di Opera Batak,” kata Enrico Alamo.
Disampaikannya, perubahan dilakukan hanya sebagai memperluas jangkauan artistik saja walaupun banyak anggapan menjadi satu bentuk baru opera Batak (kontemporer).
Dengan adanya pementasan opera Batak selama tiga tahun ini, kata Endrico, dua tahun pertama digelar dalam pertemuan mahasiswa internasional membuka ruang yang luas tentang opera Batak.
“Dalam setiap kunjungan kita melaksanakan workshop dan diskusi tentang opera Batak. Hal ini tentunya mempengaruhi perkembagan opera Batak itu tidak saja di tingkat lokal bahkan batas Internasional,” sebutnya.
Sebagai orang yang dipercaya menyutradarai pertunjukan ini, pihaknya kata Endrico, telah mempersiapkan kemungkinan-kemungkinan artistik baru dalam setiap pertunjukannya.
“Tiga tahun biaya diberikan pemerintah. Hal ini membuat kami berpikir untuk memberikan yang terbaik. Walaupun secara finansial kami pas-pasan namun secara pendidikan opera Batak melanglang ke berbagai ruang pendidikan dan pertunjukan,” sebutnya.
Ditambahkan, pementasan opera Batak ini berawal dari hasil penelitian yang didanai oleh Hibah Dikti P3S ISI Padangpanjang bersama peneliti lintas disiplin ilmu, yakni Dr Sulaiman sebagai ketua peneliti dan penulis naskah – Enrico Alamo.
Sutradara merangkap Desain Artistik, Dr Rostaminawati, anggota peneliti juga merupakan pimpinan produksi dan pemain opera dan Sherli Novalinda.
Didukung pula oleh IDN Supenida, Sriyanto, Dr Rosmegawaty Tindaon, Dr Dharminta Soeryana sebagai komposer dan pemain. Thompson Hs sebagai penulis naskah dan pemain.
Oktavianus Matondang, penata musik tradisi, Leny Martalina penata kostum (ulos), merupakan mitra penelitian dari Pusat Latihan opera Batak (PLOt) Pematangsiantar.
Para pemain lainnya, yaitu Tya Setiawati, Gian Sabilillah, Eli Susanti (Teater Sakata), Din Saaduddin (Sherlilab). Para penari merangkap pemain; Oky Satria, Dendi, Lovia Tri Yuliani, Silvi, dan Velia. Pemusik: IDN supenida, Sriyanto, Khairul Hatta, Rosmegawaty, Yohanes Xaverisu Manik dan Mirnawati.
Koordinator Dokumentasi Giat Syailillah, Koordinator Publikasi Ubai Dillah Al Anshori.
Sisingamangaraja XII episode Boru Lopian Ulu Porang Tano Batak merupakan pementasan ketiga dari opera Batak Sisingamangaraja XII. Pertama, episode, Tongtang I Tano Batak dipentaskan di University Malaya Kuala Lumpur dan Universitas Teknologi Mara Pahang (UiTM) Malaysia pada tahun 2018.
“Kedua, episode Ugamo Malim Horja Bolon Naparpudi digelar pada pertemuan Asia-Pasifik Bond Theatre Schools (APB) Hanoi Vietnam tahun 2019 dan ketiga, akan dilaksanakan di Indonesia tepatnya Pangururan Sumatera Utara yang merupakan tanah, dan tumpah darah boru Lopian,” tegas Enrico Alamo.
Ketua Peneliti Opera Batak Sisingamangaraja XII yang juga Ketua Jurusan Teater ISI Padangpanjang Sulaiman Juned menyebutkan, selain pertunjukan Sisingamangaraja XII episode Boru Lopian Ulu Porang Tano Batak, juga akan dilaksanakan perjanjian kerja sama antara ISI Padangpanjang dengan Pemerintah Kabupaten Samosir dalam pengembangan seni dan budaya di daerah itu.
“Mudah-mudahan pementasan nanti bisa berjalan sesuai yang diharapkan dan semoga jalinan kerjasama antara dua lembaga ini juga bisa berjalan,” sebut Sulaiman Juned.[]
Editor : Ihan Nurdin