ACEHTREND.COM, Banda Aceh — Lima penulis memenangkan Lomba Penulisan Cerita Pandemi Covid-19 bertema “Wanna Be The Best” yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh. Lomba ini mulai digelar sejak September lalu dan diikuti oleh seratusan peserta dari berbagai kalangan. Penyerahan sertifikat dan plakat penghargaan kepada para pemenang diberikan oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Jamaluddin, di Aula Disbudpar Aceh, Rabu petang (14/10/2020).
Kepala Bidang Bahasa dan Seni Disbudpar Aceh, sekaligus Koordinator Pelaksana Lomba Penulisan Certa WBTB, Suburhan, mengatakan, lomba ini merupakan salah satu upaya pemerintah melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh dalam menumbuhkan semangat optimisme di tengah kondisi pandemi saat ini.
Meski sedang dalam keadaan pandemi, ia berharap masyarakat bisa terus produktif dan berkreativitas melalui berbagai media yang diminati, salah satunya melalui ranah literasi. Kegiatan ini diikuti seratusan peserta, tetapi yang masuk ke dewan juri hanya 45 penulis yang memenuhi persyaratan. Banyak peserta yang mengabaikan persyaratan administrasi.
“Peserta seharusnya menyadari bahwa administrasi adalah hal dasar yang harus dipenuhi terutama dalam hal perlombaan, kemudian baru kualitas karya layak untuk diperhitungkan,” kata Suburhan, Kamis (15/10/2020).
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Jamaluddin, mengatakan, kegiatan ini tidak hanya untuk menstimulasi partisipasi masyarakat dan kreativitas mereka di bidang penulisan, tetapi juga untuk menjaring calon-calon penulis baru yang tanggap dengan berbagai realita di sekitarnya, khususnya terkait dengan bidang kesehatan di masa Covid-19.
Selain itu, kegiatan ini juga salah satu upaya pemerintah dalam melestarikan, memanfaatkan, memberdayakan, dan membina penulis-penulis muda di Aceh. Dengan begitu mereka diharapkan menjadi estafet untuk keberlangsungan sejarah Aceh di masa mendatang.
“Aceh yang jaya dalam kebudayaannya pada masa lalu terekam melalui tulisan, seperti Bustanus Salatin (Taman Raja-Raja) yang dikarang oleh Nurrudin Ar Raniry, hari ini Aceh pun harus terekam sebagai sebagai masyarakat yang kuat dan hebat dalam cobaan pandemi,” kata Jamaluddin.
“Dengan menulis diharapkan masyarakat Aceh senantiasa dapat mengembangkan bakat dan minatnya kendati sedang berada dalam situasi pandemi seperti sekarang ini,” sambungnya.
Adapun kelima karya terbaik yang menjadi pemenang dalam lomba ini, yaitu terbaik I oleh Rahmayana dari Bener Meriah dengan judul Senyum di Ujung Maut; terbaik II oleh Irma Hafni (Ihan Nurdin) dari Banda Aceh dengan judul Surat-Surat untuk Arunika; terbaik III diraih oleh Amy Sjahrir dari Banda Aceh dengan judul Dunia Tanpa Corona; terbaik IV oleh Arafat Nur dari Aceh Utara dengan judul Kopi Corona; dan terbaik V oleh Irma Yunita Nasution dari Gayo Lues dengan judul Budak Pandemi Milik Dinasty Virtual.
Atas prestasinya tersebut para pemenang mendapatkan hadiah berupa uang tunai, plakat, sertifikat, dan kaus.[]