ACEHTREND.COM, Lhokseumawe — PT (PLN) Aceh segera menindaklanjuti kebisingan dan getaran mesin Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Arun yang menimbulkan ketidaknyamanan bagi warga Gampong Meuria Paloh, Kecamatan Muara Satu, Kota Lhokseumawe. Kondisi ini membuat warga melakukan unjuk rasa pada Selasa (13/10/2020).
“Kita (PLN) bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk menindaklanjuti keluhan warga yang tidak merasa nyaman dengan kebisingan dan getaran yang timbul dari mesin PLTMG Arun II,” kata General Manager PLN Unit Induk Wilayah Aceh, Jefri Rosiadi, Kamis (15/10/2020).
Jefri mengatakan, sembari menunggu rekomendasi dari DLH, PLN akan melakukan perbaikan perbaikan pada mesin yang menyebabkan terjadinya kebisingan dan getaran yang tinggi tersebut. Adapun rekomendasi nantinya yang akan diberikan akan ditindaklanjuti, baik rekomendasi teknis maupun nonteknis.
Jefri menyebutkan, PLTMG Sumbagut Peaker 2 kapasitas 250 MW diresmikan oleh Gubernur Aceh Irwandi Yusuf pada 11 Mei 2018 dan mulai beroperasi pada 27 Maret 2020 dengan tujuan memperkuat Sistem Kelistrikan Wilayah Aceh.
“Kehadiran PLTMG Arun untuk meningkatkan keandalan suplai energi listrik untuk Provinsi Aceh khususnya Kota Lhokseumawe terutama saat beban puncak tanpa harus bergantung dari Sumatera Utara,” katanya.
Selain itu juga untuk mendongkrak perekonomian masyarakat yang lebih besar, sehingga para investor yang ingin berbisnis dan investasi tidak perlu khawatir lagi dengan masalah ketersediaan pasokan listrik.
“Keberadaan Proyek Pembangunan PLTMG juga membawa dampak positif bagi masyarakat sekitar,” katanya.
Sebelumnya diberitakan, ratusan masyarakat melakukan aksi di depan bangunan PLTMG Arun 2 di Gampong Meuria Paloh, Kecamatan Muara Satu. Mereka meminta pemerintah menutup sementara PLTMG itu karena menimbulkan kebisingan dan getaran tinggi mengakibatkan ratusan rumah warga retak.[]
Editor : Ihan Nurdin