ACEHTREND.COM, Singkil — Nelayan Gosong Telaga, Singkil Utara, Aceh Singkil, akhir-akhir ini mengeluh.
Pasalnya, di perairan laut lepas tempat mereka menangkap ikan selama ini, populasi ubur-ubur luar biasa banyaknya.
Akibatnya, hasil tangkapan nelayan dalam beberapa pekan ini sangat berkurang. Bahkan, acap tidak dapat sama sekali.
Jasmudin, seorang nelayan setempat kepada aceHTrend, Senin (26/10/2020) menerangkan, ubur-ubur itu baik siang maupun malam banyak mengapung dan terjerat di jaring nelayan.
Kalau sudah demikian, jelas Jasmuddin posisi jaring yang ditebar nelayan, tidak lagi mau tegak, selalu miring karena sudah diberati ubur-ubur.
“Ini membuat ikan tidak mau lagi menempuh jaring. Akhirnya, hasil tangkapan nelayan berkurang,” ucap Jasmuddin.
Menurut Jasmuddin, ubur-ubur ini, adalah sejenis hama yang selalu merugikan nelayan.
Biasanya dulu, kalau hama ubur-ubur ini sedang musim, ungkap Jasmuddin, nelayan mengusirnya dengan cara melaksanakan tepung tawar, dirangkai dengan kenduri laut dan membaca ayat-ayat tayibah yang berhubungan dengan rezeki laut kemudian berdoa pada Allah Swt.
“Ubur-ubur ini muncul karena ada nelayan yang melanggar pantang laut di perairan tempat nelayan menangkap ikan. Salah satu cara mengatasinya dengan kenduri laut,” ujar Jasmuddin.
Nelayan lain, Aldi, mengatakan, tidak saja alat tangkap jaring yang dihinggapi ubur-ubur tetapi alat tangkap sejenis rawe senggol juga demikian.
Rawe ini kata Aldi, kalau sudah ditutupi ubur-ubur mata pancing yang di ujung tali idak mau lagi didekati ikan pari, walhasil tangkapan nelayan menjadi nihil.
“Padahal, mata pencarian kami di sini, mencari ikan,” ujarnya Aldi.
Saat ini, kenduri laut tak kunjung juga digelar masyarakat, nelayan hanya bisa pasrah dengan banyak ubur-ubur ini mengerubungi alat tangkap nelayan yang ujung-ujungnya kehidupan nelayan semakin melarat. Karena pendapatan mereka yang semakin minim.[]
Editor : Ihan Nurdin