ACEHTREND.COM, Banda Aceh — Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, melantik dan mengambil sumpah jabatan Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, sisa masa jabatan 2017-2022 yang berlangsung dalam Rapat Paripurna Istimewa DPR Aceh yang berlangsung di Gedung Utama DPR Aceh, Kamis (5/10/2020).
Usai pelantikan dan pengambilan sumpah, dalam pidato pertamanya sebagai Gubernur Aceh Nova mengatakan, di sisa masa jabatan ini dia akan menjalankan amanah yang cukup berat selama dua tahun ke depan.
“Secara pribadi, ini adalah sumpah dan pelantikan yang kedua saya. Sebelumnya saya dilantik dan diambil sumpah sebagai Wakil Gubernur mendampingi Bapak Irwandi Yusuf sebagai Gubernur Aceh. Kali ini dilantik sebagai Gubernur Aceh meneruskan kerja-kerja membangun Aceh, termasuk menyelesaikan visi-misi yang kami canangkan sebelumnya,” kata Nova di depan hadirin.
Nova juga berharap dukungan dari legislatif dalam membangun Aceh yang lebih baik sebagaimana mana yang menjadi cita-citakan bersama. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang telah mendukungnya.
“Rasa terima kasih dari lubuk hati paling dalam, saya sampaikan kepada rakyat Aceh yang telah memberi kepercayaan atas jabatan ini. Dengan dukungan masyarakat, saya yakin mampu mengemban amanah untuk membangun Aceh lebih baik, lebih sejahtera, lebih adil, lebih bermartabat, dengan cahaya Islam yang memberi rahmat bagi semuanya,” kata Nova.
Sampai saat ini kata Nova, Pemerintah Aceh masih terus berjuang untuk menghadirkan kesejahteraan bagi warganya. Seperti yang diketahui bersama kata dia, Aceh pernah melewati masa sulit, konflik bersenjata, dan bencana besar tsunami. Melalui kedua kejadian itu, membuktikan bahwa rakyat Aceh mampu bangkit dan berbenah untuk sebuah harapan besar perubahan kualitas hidup yang lebih baik.
Kekuatan rakyat Aceh dalam melewati masa sulit itu tak terlepas dari ketaatan warganya dalam menjalankan syariat Islam. Iman Islam telah memandu masyarakat untuk selalu berikhtiar dan bekerja keras mewujudkan yang terbaik.
“Saya percaya bahwa hal ini akan terus menjadi energi positif bagi masyarakat Aceh dalam membangun negeri,” ujarnya.
Nova mengatakan, dengan dilantiknya dia sebagai Gubernur Aceh, maka tanggung jawab dan amanah yang ia emban semakin besar. Namun, ia berjanji akan menjaga amanah dengan baik.
Gubernur kata Nova, merupakan perpanjangan tangan pemerintah pusat di daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam diri seorang gubernur, melekat fungsi sebagai kepala daerah, sekaligus kepala pemerintahan, sesuai amanat konstitusi.
Lebih khusus dalam konteks pemerintahan daerah di Aceh, gubernur juga melaksanakan amanah Undang Undang Pemerintahan Aceh (UUPA) dalam menjalankan pemerintahan, yang memiliki hak otonomi khusus asimetris, sehingga peran Gubernur Aceh juga memiliki sisi khusus di bawah NKRI.
“Sebagai Gubernur Aceh, saya juga memiliki amanah menjalankan syariat Islam di Aceh, yang dilaksanakan sesuai perundang-undangan yang berlaku. Selain itu, juga menjalankan sejumlah kekhususan Aceh lainnya sejalan dengan UUPA.”
Sebagai Gubernur Aceh baru yang definitif kata Nova, dirinya punya tanggung jawab melaksanakan pembangunan berkesinambungan, dengan meneruskan kebijakan pembangunan strategis yang telah dijalankan dengan baik oleh Gubernur sebelumnya.
Bersamaan dengan itu juga dituntut melakukan inovasi-inovasi baru yang kreatif, bermanfaat, dan substantif, menghasilkan lompatan-lompatan dalam pencapaian visi-misi ‘Aceh Hebat’ dengan 15 program unggulan, yang telah tercantum dalam RPJM Aceh 2017-2022.
Mencapai tujuan seperti yang terkandung dalam visi-misi ‘Aceh Hebat’ tak sulit bila dilakukan dan didukung bersama oleh seluruh elemen masyarakat Aceh. Perlu disyukuri kata Nova, masih ada berbagai kemudahan yang terbuka dalam kekhususan Aceh yang diraih usai konflik Aceh atau setelah damai hadir, lewat kesepakatan damai yang bermartabat atau dikenal sebagai MoU Helsinki. Oleh karenanya, perdamaian ini wajib dijaga bersama.
“Saya mengajak seluruh elemen pemerintahan di Aceh dan masyarakat secara umum, berpikir memanfaatkan kesempatan dari berbagai kemudahan yang ada tersebut untuk Aceh yang lebih baik ke depan. Insya Allah, dalam memegang amanah kendali Pemerintahan Aceh ke depan, kami akan terus belajar dari kekurangan masa lalu, serta memetik pelajaran dari keberhasilan yang pernah ada untuk dilanjutkan dan ditingkatkan kembali,” ujarnya.
Nova berkomitmen untuk menjalankan pemerintahan yang menjunjung tinggi nilai-nilai transparansi, akuntabilitas, serta partisipasi aktif semua elemen masyarakat Aceh, baik para ulama, para tokoh masyarakat, unsur legislatif, partai politik, pemerintah kabupaten/kota, dan para penegak hukum.
Saat ini kata dia, semua sedang dalam masa sulit, diuji oleh Allah Swt dengan Covid-19 yang melanda dunia sejak wabah ini ditemukan pertama kali melanda Wuhan, China, pada akhir 2019 lalu.
Pandemi Covid-19 disebutkan telah berdampak pada terhentinya sejumlah aktivitas yang biasanya dijalani sehari-hari. Kondisi yang buruk ini bukan hanya di Aceh dan Indonesia, tapi juga hampir di seluruh dunia.
“Saat berstatus Pelaksana Tugas Gubernur Aceh, saya telah melahirkan sejumlah kebijakan dalam menangani Pandemi Covid-19. Secara garis besar, kebijakan tersebut terbagi menjadi 3 bagian utama, yaitu: 1) penanganan medis (preventif, promotif, dan kuratif ); 2) Jaring pengaman sosial, dan 3) Pemulihan ekonomi/antisipasi krisis pangan. Semua kebijakan tersebut bertujuan untuk melindungi seluruh warga Aceh dari bencana pandemi ini. Sebagai Gubernur Aceh yang dilantik saat ini, saya wajib menuntaskan perjuangan tersebut, memberi jaminan kepada seluruh warga Aceh, agar mampu melewati cobaan ini,” katanya lagi.
Namun, kata Nova, langkah penting yang harus dicapai bersama adalah mewujudkan masyarakat produktif dan aman dari Covid-19, mewujudkan masyarakat yang disiplin dan patuh terhadap protokol kesehatan.
Masih banyak tantangan dalam melawan Covid-19. Pihaknya menyakini, masyarakat Aceh yang terkenal religius, yakin dan percaya bahwa bencana atau musibah yang terjadi dapat meningkatkan keimanan kepada Allah Swt, bahwa betapa tidak berdayanya kita di hadapan-NYA.
“Tetapi kami yakin bahwa semua kita percaya tentang pentingnya berikhtiar dengan berbagai cara sehingga kita bisa melalui masa yang sulit ini dalam waktu yang segera. Setelah dua bencana sebelumnya; konflik dan tsunami, bencana kemanusiaan Covid-19 ini, akan semakin menguatkan kesadaran masyarakat Aceh dalam membangun kesiagaan menghadapi berbagai bencana ke depan.”
Mengakhiri sambutannya sebagai Gubernur Aceh yang baru yang bertugas melanjutkan sisa periode 2017-2022, Nova secara khusus meminta dukungan para ulama, unsur forkopimda, legislatif, partai politik, LSM, dan seluruh elemen masyarakat lainnya.
“Mari semua kita bahu-membahu menjaga kondusifitas pembangunan, untuk mencapai perdamaian berkelanjutan di Aceh. Mengelola perbedaan politik sebagai wacana demokrasi yang sehat, menyingkirkan kepentingan kelompok demi pencapaian kemakmuran dan kesejahteraan seluruh warga Aceh. Tentu saja, menghadirkan kesejahteraan hanya bisa diwujudkan dengan dukungan dan partisipasi seluruh rakyat Aceh. Tanpa rakyat, para pemimpin bukanlah siapa-siapa,” kata Nova.
Dalam seremoni tersebut, Nova Iriansyah sebelumnya juga turut dipeusijuek oleh Paduka Yang Mulia Wali Nanggroe Aceh Teungku Malik Mahmud Al Haytar. Adapun rapat paripurna istimewa ini dihadiri para undangan di antaranya Pangdam Iskandar Muda, Kapolda, Ketua MPU, Ketua KIP dan Bawaslu, pemimpin perguruan tinggi, pimpinan parpol, instansi vertikal, SKPA, dan sejumlah undangan lainnya.[]