• Tentang kami
  • Redaksi
aceHTrend.com
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • SYARIAH
    • MESJID
  • BERITA
    • POLITIK
    • HUKUM
    • DUNIA
  • WAJAH ACEH
    • WISATA
  • LIFE STYLE
    • HIBURAN
  • SPESIAL
    • BUDAYA
  • OPINI
    • ARTIKEL
    • RESAM
  • EDITORIAL
  • LIPUTAN KHUSUS
  • BUDAYA
  • SOSOK
aceHTrend.com
  • HOME
  • SYARIAH
    • MESJID
  • BERITA
    • POLITIK
    • HUKUM
    • DUNIA
  • WAJAH ACEH
    • WISATA
  • LIFE STYLE
    • HIBURAN
  • SPESIAL
    • BUDAYA
  • OPINI
    • ARTIKEL
    • RESAM
  • EDITORIAL
  • LIPUTAN KHUSUS
  • BUDAYA
  • SOSOK
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
aceHTrend.com
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil

Terpuruk Karena Corona, Bangkit Dibantu Dana Prakerja

MuhajirMuhajir
Jumat, 06/11/2020 - 10:36 WIB
di EKOBIS
A A
Muhammad Iqbal (29) pedagang martabak telur di Kota Matangglumpangdua, Peusangan, Bireuen. Sejak Covid-19 melansa omzetnya turun drastis. Foto/aceHTrend/Muhajir Juli.

Muhammad Iqbal (29) pedagang martabak telur di Kota Matangglumpangdua, Peusangan, Bireuen. Sejak Covid-19 melansa omzetnya turun drastis. Foto/aceHTrend/Muhajir Juli.

Share on FacebookShare on Twitter

ACEHTREND.COM,Bireuen- Sebagai pedagang kecil yang menumpang di kaki lima warung kopi di Kota Matanggglumpangdua, Bireuen, Muhammad Iqbal (29) adalah salah seorang yang paling pertama merasakan pil pahit akibat kehadiran Covid-19 ke Aceh.

Tanpa sosialisasi yang mencukupi, Pemerintah Kabupaten Bireuen kala itu, mulai memberlakukan jam malam sejak Minggu (29/3/2020). Petugas yang terdiri dari unsur kepolisian dan Satpol PP turun ke pusat keramaian, tidak terkecuali Matangglumpangdua. Mereka hanya memberi waktu siapapun yang berjualan, dipersilahkan buka hingga jelang magrib. Artinya hanya ada waktu sekitar beberapa jam sejak larangan aktivitas malam diberlakukan.

Kala petugas datang, Iqbal baru saja membuka rak martabak telur di salah satu emperan kedai kopi tempat ia selama bertahun – tahun menggantungkan asa demi menghidupkan ekonomi keluarga.

Martabak telur merupakan kuliner yang dijual setelah Asar. Biasa dikudap sebagai makanan santai warga tempatan maupun para pelintas. Ketika petugas datang memberitahu pemberlakuan jam malam, ayah satu anak itu, baru menata barang dagangan. Tentu ia kaget, tapi tidak bisa berbuat banyak.

BACAAN LAINNYA

Munzami HS. [Ist]

Gubernur Aceh Tunjuk Direktur IDeAS Sebagai Pengawas BPKS

26/01/2021 - 17:50 WIB
Ahmad Humam Hamid, Guru Besar Unsyiah.

LMC (76): Era Islam Klasik: Wabah dan Peradaban (II)

26/01/2021 - 12:44 WIB
Dian Guci

Tangan Jahil Kita, Monstera, dan Efek Kupu-Kupu

26/01/2021 - 09:56 WIB
Lelalu

MS Jantho Lanjutkan Sidang Lansia Perkosa Anak di Bawah Umur

26/01/2021 - 09:48 WIB

Dia menatap jejeran telur ayam yang sudah ditata di dalam rak kaca. Juga dua ikat lainnya yang masih ada di dalam lemari mini di bagian bawah rak. Berikut cabai, bawang dan lainnya yang sudah dia beli untuk kebutuhan beberapa hari.

“Saat itu saya tidak bisa berbuat banyak. Tidak tahu marah pada siapa. Karena Covid-19 datang ke Aceh juga tidak permisi pada siapapun,” kata Iqbal, Selasa (3/11/2020)

Pada Sabtu malam (11/4/2020) Pemerintah Kabupaten Bireuen mencabut pemberlakuan jam malam. Bupati Bireuen Dr. H. Muzakkar A. Gani, SH,MSi, kala itu turun ke berbagai pusat keramaian mulai dari Kota Bireuen hingga ke kota – kota kecamatan. Ia mewanti- wanti bahwa pencabutan jam malam bukan berarti masa tanggap darurat Covid -19 selesai. Dia mengimbau setiap orang menaati protokol kesehatan. Tetap menjaga jarak, memakai masker dan sering mencuci tangan.

Dicabutnya jam malam, disambut gembira oleh semua orang, termasuk Iqbal. Dia kembali dapat berjualan. Tapi kondisi tidak lagi serupa. Bila sebelum Covid-19 datang dia bisa mengumpulkan uang Rp800.000 per malam. Kini setengah dari omzet awal.

“Sejak Covid-19 daya beli masyarakat semakin turun. Sekarang tiap malam saya hanya dapat menghimpun uang Rp300.000 hingga Rp400.00. Itu dari pukul 17.00 hingga 03.00 dinihari,” kata Iqbal.

Kondisi semakin parah dengan naiknya harga barang beberapa waktu terakhir. Dengan alasan bulan maulid, pedagang menaikkan harga telur, bawang, daun bawang, lada, dan cabai.

“Harga barang naik. Alasan mereka karena maulid. Permintaan dengan pasokan tidak seimbang,” terang Iqbal. Kenaikan harga barang tentu tidak bisa diikuti oleh naiknya harga martabak telur. Per porsi martabak tetap dijual Rp8000. Sedangkan canai Rp4000 per porsi. Bungkus atau makan di tempat, harganya tetap sama.

Apa yang dialami oleh Iqbal, juga dirasakan oleh Taufik Hidayat (32). Lelaki yang telah berjualan martabak sejak SMA itu, ikut terdampak pandemi Covid-19. Beda dengan Iqbal, Taufik berjualan martabak di warung kopi terkenal di Matangglumpangdua. Warkop tempat Taufik berjualan, dikenal dengan kuliner sate matang yang aduhai. Tentu dia ikut ‘terdampak’ dari efek positif kunjungan yang ramai. Di mana ada gula di situ ada semut. Di mana banyak pengunjung, di situ uang berhimpun.

Pun demikian, selama Covid-19, tamu yang mampir ke warung besar itu juga mengalami penurunan. “Kondisi saya sama seperti pedagang lain, mengalami penurunan omzet secara drastis. Walau saya tetap harus bersyukur karena efek warung besar berdampak juga kepada martabak yang saya jual. Pembelinya lebih ramai dari pada martabak telur yang dijual di beberapa warung yang lebih kecil,” kata Taufik.

Terbantu Karena Prakerja dan Bantuan Dana UMKM

Kedua pria muda itu, kepada aceHTrend mengaku tetap bertahan, sesulit apapun kondisi di tengah pandemi Covid-19. Selain karena memang itu satu – satunya keahlian yang diwarisi dari orangtua mereka, juga keduanya yakin bila kondisi akan membaik.

“Wuhan saja bisa pulih, apalagi kita yang bukan tempat asal virus itu. Dengan menerapkan protokol kesehatan, saya meyakini Aceh dan Indonesia akan pulih dalam waktu tidak lama lagi,” kata Iqbal.

aceHTrend.com
Taufik Hidayat (32) mengaku terbantu dengan program bantuan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat selama Covid-19. Foto/aceHTrend/Muhajir Juli.

Dua pedagang muda itu semakin optimis dapat mempertahankan niaga mereka, setelah keduanya mendapatkan suntikan dana dari bantuan langsung tunai (BLT) untuk modal usaha Rp 2,4 juta dari Pemerintah Pusat. “Alhamdulillah dengan bantuan UMKM, kami dapat memperpanjang nafas jualan martabak telur,” kata Iqbal dan diamini oleh Taufik.

Selain itu, Iqbal dan Taufik juga mendapatkan dana dari program prakerja. Selama empat bulan alumnus SMP 1 Peusangan dan SMA 2 Peusangan tersebut mendapatkan dukungan langsung dari negara. “Dana prakerja sangat membantu saya untuk tambah modal berjualan di tengah pandemi Corona,” imbuh Iqbal dan diamini lagi oleh Taufik.

Tag: #HeadlineBangkit Melawan Covid-19bireuencovid-19Martabak telur
ShareTweetPinKirim
Sebelumnya

Petani Aceh Utara Mengeluh Harga Gabah Murah

Selanjutnya

Kebimbangan Presiden Perancis Memahami Liberte, Egalite, Fraternite

BACAAN LAINNYA

Pemilik Waroeng Melayu sekaligus Owner Aplikasi Lapak Baroe, Rahmat Faizin. aceHTrend/Masrian Mizani.
BERITA

Waroeng Melayu Abdya Resmi Dibuka, Pemesanan Bisa Melalui Aplikasi Lapak Baroe

Kamis, 21/01/2021 - 16:40 WIB
Kadis Nakermobduk Aceh, Ir Fajri MT (kanan) dan Dirjen Binalattas Kemnaker RI, Budi Hartawan SE MA (tengah).
BERITA

80 Persen Kebutuhan Telur Dipasok dari Medan, Dirjen Kemnaker RI: Kami Siap Membantu Aceh

Kamis, 14/01/2021 - 10:39 WIB
Kepala Dishub Abdya, Rahwadi.
BERITA

Mulai 13 Januari, Susi Air Kembali Buka Penerbangan Perintis Rute Abdya-Medan

Jumat, 08/01/2021 - 22:24 WIB
@theindependent
BERITA

Fantastis! Satu Bitcoin Tembus Harga Setengah Miliar

Kamis, 07/01/2021 - 10:10 WIB
Jamaluddin Jamil (kiri) dan Dr Nasir Ibrahim SE MSi (kanan) dalam rapat evaluasi akhir tahun 2020 di Kantor Disnakermobduk Aceh. @aceHTrend/Hasan Basri M Nur
BERITA

80 Persen Peserta Magang FKJP Aceh Direkrut Menjadi Karyawan

Kamis, 31/12/2020 - 12:15 WIB
aceHTrend.com
EKOBIS

Perihal Qanun LKS, Azwar Abubakar Minta Nova Tidak Bawa Titanic Tabrak Gunung Es

Kamis, 31/12/2020 - 05:03 WIB
Dahlan Djamaluddin. {Ihan Nurdin/aceHTrend]
EKOBIS

Tak Ada Bisnis Besar, Pertumbuhan Ekonomi Aceh Hanya 3-4 Persen/Tahun

Rabu, 30/12/2020 - 20:36 WIB
Direktur YARA, Safaruddin, SH. Foto/aceHTrend/Muhajir Juli.
EKOBIS

Safaruddin YARA: Qanun LKS, benar di Isi, keliru Pada Implementasi

Rabu, 30/12/2020 - 19:53 WIB
Dr. Amri, SE, M.Si, meminta agar penerapan Qanun LKS juga memperhatikan hal - hal besar. Foto/aceHTrend/Muhajir Juli.
EKOBIS

DR. Amri: Ekonomi Aceh Bukan Sebatas Aceh -Tamiang

Rabu, 30/12/2020 - 16:38 WIB
Lihat Lainnya
Selanjutnya
Achyar Rasyidi.

Kebimbangan Presiden Perancis Memahami Liberte, Egalite, Fraternite

Kolomnis - Ahmad Humam Hamid
  • Ilustrasi perokok. Foto/Anadolu Agency.

    Vaksin Covid-19 Tidak bekerja Maksimal di Tubuh Perokok dan Peminum Alkohol

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pelajar Asal Aceh Tamiang Meninggal Dunia karena Kecelakaan di Langsa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Muhammad Nizam Asal Aceh Timur Terpilih sebagai Ketua IKAMAPA Bogor

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Terduga Teroris yang Ditangkap di Aceh, Mulai Pedagang Buah Hingga PNS

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Peran Kaum Muda dalam Perubahan Sosial

    3 shares
    Share 3 Tweet 0
Ikatan Guru Indonesia

UPDATE TERBARU

Munzami HS. [Ist]
Politik

Gubernur Aceh Tunjuk Direktur IDeAS Sebagai Pengawas BPKS

Muhajir Juli
26/01/2021

Ida Hasanah. Alumnus UGM Yogyakarta.
Artikel

Peran Lembaga Penyiaran Di Aceh Dalam Pelestarian Cagar Budaya

Redaksi aceHTrend
26/01/2021

Cut Hasnah @aceHTrend/Masrian Mizani
BERITA

Pemkab Abdya Galang Donasi untuk Korban Gempa Sulawesi Barat

Masrian Mizani
26/01/2021

Ahmad Humam Hamid, Guru Besar Unsyiah.
OPINI

LMC (76): Era Islam Klasik: Wabah dan Peradaban (II)

Redaksi aceHTrend
26/01/2021

  • Tentang kami
  • Redaksi
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak kami
  • Kebijakan Privasi
  • Sitemap
Aplikasi Android aceHTrend

© 2015 - 2020 - PT. Aceh Trend Mediana.

Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • BERITA
  • BUDAYA
  • EDITORIAL
  • LIFE STYLE
  • LIPUTAN KHUSUS
  • MAHASISWA MENULIS
  • OPINI
  • SPECIAL
  • SYARIAH
  • WISATA

© 2015 - 2020 - PT. Aceh Trend Mediana.