ACEHTREND.COM, Lhokseumawe – Angka digital di ponsel baru menunjukkan pukul 10.00 WIB. Biasanya ini jam-jam sibuk di pasar. Namun, suasana lengang justru sangat terasa saat aceHTrend menyambangi Pasar Inpres Krueng Mane, Aceh Utara, Senin (9/11/2020).
Hanya satu-satu pedagang bumbu dapur, sayur-sayuran, dan pedagang kebutuhan rumah tangga lainnya yang tampak melayani pembeli. Selebihnya hanya duduk di lapak masing-masing menanti pembeli. Sementara itu, langit terlihat sangat mendung. Terkesan menambah suasana muram di pasar tersebut.
Di bagian paling ujung los yang menjadi lokasi khusus pedagang ikan juga sangat sepi. Para pedagang tampak menyiram ikan-ikannya dengan air bersih agar tetap segar.
Salah seorang pedagang bumbu dapur, Dek Piet, mengaku bukan hanya hari ini saja suasana pasar itu lengang.
“Setiap hari sepi, selama wabah virus corona,” ujar Dek Piet.
Dek Piet bercerita, berjualan di masa pandemi ini ibarat memakan simalakama. Mereka tidak punya pilihan. Tidak berjualan, itu artinya tidak ada pemasukan sama sekali. Berjualan, tetapi dengan risiko terpapar virus.
Namun, Dek Piet menyadari pentingnya menerapkan protokol kesehatan. Sadar bahwa ia selalu berinteraksi dengan orang banyak, dia pun tak bosan-bosannya mencuci tangan usai melayani pembeli.
“Selesai melayani pembeli saya cuci tangan pakai sabun,” tuturnya sembari menunjuk tempat cuci tangan di dekat lapaknya.
Sambil mengisi minyak ke dalam wadah plastik, pria berusia 35 tahun itu bercerita, selama pandemi ini omsetnya dari berjualan sangat menurun.
“Pendapatan dalam sehari kadang-kadang Rp800 ribu hingga Rp1 Juta,” katanya.
Keuntungan yang didapat pemuda itu tidaklah seberapa. Alasannya, dia hanya bisa mengambil untung sedikit. Dia mengatakan sejak korona mewabah, lapak usahanya tutup lebih awal dari biasanya. Dia menyebutkan sebelum korona sekitar pukul 10.00 WIB, para pembeli sudah ramai, tapi sekarang kondisinya sepi.
Tak mau menyerah dengan keadaan, pemuda itu tetap akan terus berjualan di pasar. Aktivitas yang sudah dilakoninya sejak belasan tahun silam. “Mau bagaimana lagi. Hidup harus terus berjalan. Kami butuh makan. Jadi tetap berjualan sambil berdoa agar tidak terkena korona,” tandasnya.[]
Editor : Ihan Nurdin
Komentar