ACEHTREND.COM, Banda Aceh – Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh bekerja sama dengan Yayasan JISSHO Jepang mengadakan pelatihan bahasa Jepang berbasis medis kepada 30 lulusan sekolah tinggi medis di Aceh.
Pelatihan berlangsung selama satu bulan penuh di Kampus STIES-AMBA Lamgugob Banda Aceh, mulai 11 November – 11 Desember 2020.
“Acara pelatihan hari ini merupakan rangkaian kegiatan yang dimulai sejak Maret 2020. Hari ini 30 peserta yang lulus seleksi dididik bahasa Jepang selama 1 bulan,” kata Ketua Panitia Aswar Ramli Paya dalam sambutannya.
Aswar menambahkan, peserta pelatihan berasal dari berbagai sekolah tinggi kesehatan di Aceh. Mereka diseleksi secara indenpenden oleh tim dari Disnaker dan akademisi yang diketuai Dr Nasir Ibrahim.
“Biaya pelatihan ditanggung sepenuhnya oleh Disnakermobduk. Di STIES,” katanya.

Ketua Yayasan JISSHO Jepang, Rismaja Putra, mengatakan, untuk bekerja atau magang kerja di Jepang, peserta harus lulus bahasa Jepang tingkat intermediate atau lanjutan dan memiliki sertifikat keahlian.
“Penempatan magang dan kerja di Jepang tidak ada masalah. Yang penting lulus bahasa Jepang tingkat intermediate dan memiliki sertifikat keahlian,” kata Rismaja.
“Untuk lulus bahasa Jepang tingkat intermediate biasanya empat bulan ikut pelatihan akan lulus,” tambah Rismaja.
Soal gaji, lanjut Rismaja, mendapat perlakuan dan angka yang sama antara pekerja asli Jepang dan non-Jepang.
“Kalau mau berhemat bisa saving hingga Rp25 juta per bulan. Bisa menjadi modal usaha saat pulang nanti,” papar Rismaja.
Ketua Forum Komunikasi Jejaring Pemagangan (FKJP) Aceh, Jamaluddin Jamil ST MM, memberi apresiasi atas kerja nyata program pelatihan bahasa Jepang sebagai bagian persiapan untuk kerja di Jepang.
Acara pembukaan pelatihan Bahasa Jepang diawali penandatanganan MoU kerja sama pemagangan di Jepang antara Disnakermobduk Aceh dengan Yayasan JISSHO Jepang. MoU ditandatangani oleh Kadisnaker Ir Iskandar Syukri MM MT dan Ketua Yayasan JISSHO Rismaja Putra.[]
Editor : Ihan Nurdin