ACEHTREND.COM,Bireuen- Ketua Pembina Yayasan Kebangsaan, yang juga anggota DPRA Dr. H. Amiruddin Idris, SE,M.Si, mengundang putera Isnawi Ishak, sopir truk jungkit yang terdampak pandemi Covid-19, kuliah di Universitas Islam Kebangsaan Indonesia (UNIKI).
Mantan Rektor Universitas Almuslim Peusangan, Minggu (15/11/2020) malam, mengatakan Isnawi Ishak tidak perlu lagi pusing perihal biaya pendidikan untuk putera pertamanya.
Setelah membaca berita: Para Penyintas Pandemi di Balik Kemudi yang tayang pada 12 November 2020 di aceHTrend, intelektual asal Tanoh Mirah, Peusangan, merasa terpanggil.
“Sampaikan kepada Isnawi, anaknya akan saya biayai dari pendaftaran hingga lulus kuliah di UNIKI. Anaknya harus kuliah agar kelak berkesempatan membuat sejarah besar,” ujar Amiruddin.
Menurut Dr. Amiruddin, dirinya harus turun tangan membuka kesempatan kepada siapapun yang memiliki impian menyekolahkan anak – anaknya ke perguruan tinggi.
“Alhamdulillah tahun ini di UNIKI ada 800 mahasiswa yang mendapatkan beasiswa Bidikmisi. Nanti, kalau putera Pak Isnawi tidak mendapatkan Bidikmisi, akan carikan sumber lain. Suruh daftar, dari biaya pendaftaran hingga lulus saya yang tanggung,” katanya.
Sebelumnya, Rektor Unsyiah Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal juga memberikan kesempatan yang sama. Dia menjanjikan beasiswa kepada putera pertama Isnawi, bila berhasil lulus seleksi mahasiswa baru. ” Bila anaknya Pak Isnawi lulus seleksi di Unsyiah, saya akan carikan beasiswa untuk dia,” kata akademisi asal Aceh Timur itu.
Ucapkan Terima Kasih
Dihubungi terpisah, Isnawi Ishak, warga Juli, Bireuen yang berprofesi sebagai sopir dump truck intercooler, mengucapkan terima kasih kepada Profesor Samsul Rizal dan Dr. Amiruddin Idris. “Sampaikan ucapan terima kasih dari saya kepada Pak Samsul dan Pak Amir. Kabar ini tidak pernah saya duga. Sungguh keajaiban. Terima kasih juga kepada aceHTrend yang telah meliput kehidupan para sopir truk jungkit,” kata Isnawi.
Perihal kemana puteranya akan mendaftar, dirinya mengatakan akan membicarakan dengan anak dan istrinya. “Bila dulunya saya bingung harus cari dana dari mana, sekarang justru bingung harus mendaftar kemana. Tawaran dari dua orang hebat itu membuat saya dag dig dug. Saya rasanya masih mimpi. Tapi nyata,” kata Isnawi dengan mata berkaca – kaca.