• Tentang kami
  • Redaksi
aceHTrend.com
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • SYARIAH
    • MESJID
  • BERITA
    • POLITIK
    • HUKUM
    • DUNIA
  • WAJAH ACEH
    • WISATA
  • LIFE STYLE
    • HIBURAN
  • SPESIAL
    • BUDAYA
  • OPINI
    • ARTIKEL
    • RESAM
  • EDITORIAL
  • LIPUTAN KHUSUS
  • BUDAYA
  • SOSOK
aceHTrend.com
  • HOME
  • SYARIAH
    • MESJID
  • BERITA
    • POLITIK
    • HUKUM
    • DUNIA
  • WAJAH ACEH
    • WISATA
  • LIFE STYLE
    • HIBURAN
  • SPESIAL
    • BUDAYA
  • OPINI
    • ARTIKEL
    • RESAM
  • EDITORIAL
  • LIPUTAN KHUSUS
  • BUDAYA
  • SOSOK
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
aceHTrend.com
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil

LMC (64) Romawi: Peradaban dan Wabah (IX)

Redaksi aceHTrendRedaksi aceHTrend
Sabtu, 21/11/2020 - 14:24 WIB
di OPINI, Pandemi, Sejarah, dan Kebijakan
A A
Ahmad Humam Hamid, Guru Besar Unsyiah.

Ahmad Humam Hamid, Guru Besar Unsyiah.

Share on FacebookShare on Twitter

Oleh Ahmad Humam Hamid*

Keganasan wabah Antonine yang terjadi pada masa Marcus Auralius berkuasa mempunyai pengaruh kepada rekruitmen tentara Romawi, yang kemudian dalam jangka panjang membawa tradisi baru yang merusak pilar kebesaran imperium itu. Berhadapan dengan ancaman pemberontakan dari suku-suku Jerman di perbatasan dan kawasan-kawasan lainnya, Marcus Auralius membuat kebijakan baru untuk menjadikan suku-suku lain yang non-Romawi untuk menjadi bagian dari angkatan perang Romawi.

Menurut catatan sejarah, ketika Marcus Aurelius berkuasa, jumlah tentara Romawi adalah 150.000 yang berada dalam 28 legiun yang sangat terlatih. Tentara Romawi pada adalah tentara yang sangat canggih pada waktu itu, dengan persenjataan lengkap dan disiplin yang tinggi. Marcus mewarisi tradisi militer Romawi yang sangat paripurna menurut ukuran masanya, karena memang telah terbentuk ratusan tahun sebelumnya, baik pada periode awal kerajaan, berkembang pada masa republik, dan kemudian menjadi lebih hebat pada periode kekaisaran.

Empat kaisar sebelum Marcus berkuasa yang dinilai oleh para sejarawan sebagai kaisar terbaik, adalah para penguasa yang memberikan perhatian luar biasa kepada kekuatan angkatan perang Romawi. Itulah yang mejadi alasan kenapa ekspansi Romawi ke Asia, Afrika, dan Eropa tak terbendungkan dan membuat Romawi mempunyai kerajaan terbesar dalam rekaman sejarah yang tak tertandingkan sampai dengan hari ini.

BACAAN LAINNYA

Salah satu rumah dosen di Kopelma Darussalam, Sektor Selatan, yang telah difungsikan sebagai kos-kosan. Foto/acehtrend.com/Muhajir Juli.

Balada Rumah Dinas Dosen, dan Rencana Pembangunan Kampus USK

26/02/2021 - 08:44 WIB
Ilustrasi potret kemiskinan Aceh/FOTO/Hasan Basri M.Nur/aceHTrend.

APBA 2021 Tidak Fokus Pada Pengentasan Kemiskinan?

26/02/2021 - 07:32 WIB
Muslim Ayub/Foto/Istimewa.

Muslim Ayub Minta KPK Turun Ke Aceh

25/02/2021 - 19:44 WIB
Marthunis M.A.

Anggaran, Kemiskinan, dan Investasi Pendidikan Aceh

25/02/2021 - 12:26 WIB

Tradisi tentara Romawi hanya berasal dari suku bangsa Romawi terpaksa dikesampingkan oleh Marcus, mengingat cukup banyak tentaranya yang tewas akibat wabah Antonine yang parah. Marcus mulai merekrut tentara baru yang berasal dengan ketentuan yang sangat longgar. Karena yang menjadi ukuran adalah kekuatan fisik, karena wabah itu, tentara Romawi mulai diizinkan bahkan diperintahkan untuk merekrut siapa pun, mulai dari budak yang telah bebas, para kriminal, pria dari suku-suku Jerman di daerah taklukan, dan bahkan para gladiator.

Rekruitmen para gladiator menimbulkan protes keras dari warga kota Roma tidak dipedulikan oleh Marcus, karena persoalan keamanan dan pertahanan Romawi adalah di atas segalanya. Warga Roma yang merasa rekruitmen gladiator itu telah mengurangi porsi hiburan mereka mengajukan protes, namun tetap saja tidak diperhatikan oleh kerajaan.

Keputusan Marcus untuk rekruitmen tentaranya yang bukan berasal dari warga Romawi secara besar-besaran akhirnya menjadi tradisi baru yang diteruskan selama berabad-abad kemudian, pada sejumlah titik tertentu ibarat pisau makan tuan. Banyak di antara rekruitmen warga non-Romawi, menjadi ancaman pada masa-masa kritis, karena kesetiaan mereka kepada sukunya melebihi dari kecintaannya kepada Romawi.

Sebenarnya tradisi rekruitment serdadu non-Romawi, bukanlah hal baru pada imperium yang berumur ratusan tahun itu. Sekalipun hampir semua tentara Romawi adalah warga negara terpilih, pada kasus-kasus tertentu ada saja kebijakan khusus yang ditempuh untuk rekrutmen seradu asing. Julius Cesar, Jenderal legendaris perang Romawi terkenal yang kemudian menjadi Kaisar Romawi dalam sejumlah perang penting selalu dalam penjagaan serdadu Jerman yang tangkas, yang merupakan tentara bayaran.

Sejarah mencatat bagaimana Cesar diselamatkan oleh serdadu bayaran Jerman dalam perang Alesia- Perancis hari ini, yang berhadapan dengan suku-suku Gallia di bawah pimpinan Vercingetorix. Sejarah juga mencatat bagaimana Kaisar Augustus meneruskan kebiasaan Julius Cesar dengan menyewa body guard yang sangat terlatih dari suku-suku Jerman. Kaisar berikutnya, Caligula, dan Tiberius meneruskan kebiasaan itu, bahkan dengan rekruitmen dalam jumlah yang relatif banyak.

Kematian tentara Romawi yang begitu banyak ketika Marcus Auraleus hidup membuat rekruitmen itu menjadi masif, bahkan disebutkan hampir mencapai setengah dari total serdadu. Setelah kematian Marcus, cerita serdadu bukan warga Romawi asli kemudian diteruskan dengan semakin banyaknya warga kota Roma, dan kota-kota lain yang enggan bergabung dengan kehidupan ketentaraan. Hal ini semakin menjadi dilema dalam rekruitmen dan pilihan yang tersedia untuk sumber serdadu imperium adalah wilayah pedesaan, wilayah taklukan, termasuk serdadu dari luar wilayah.

Keadaan terakhir tentang semakin banyaknya serdadu non-Romawi asli yang menjadi andalan imperium, sangat berbeda dengan sebelumnya, terutama, pada periode kerajaan, periode republik, dan periode awal imperium. Pada masa itu tentara Romawi diisi oleh warga Romawi yang dipilih secara sangat ketat.

Tentara yang terpilih harus mempunyai kualifikasi fisik sehat dengan tinggi badan 1,72 cm , fit secara mental, umur antara 13-35 tahun, mempunyai mata yang sehat, dan mempunyai surat rekomendasi dari warga tertentu. Jika ada yang bukan warga non-Romawi- umumnya dari daerah taklukan dan jumlahnya kecil , maka mereka akan mengalami sebuah perode ”Romawinisasi” yang sangat ketat. Mereka diharuskan untuk belajar membaca dan bisa berbahasa Latin dan berbagai norma kebiasaan, dan adat istiadat Romawi.

Setelah kematian Marcus Auraleus, rekruitmen serdadu Romawi dari warga nonpribumi semakin membesar, sehingga banyak penulis sepakat untuk memberikan istilah “barbarinisasi” tentara Romawi. Yang dimaksud adalah rekruitmen massal tentara Romawi yang bukan pribumi, yang ditujukan umumnya suku-suku yang berdiam di sepanjang sungai Danube dan Rhine yang di dalam kamus Romawi disebut sebagai suku biadab, tepatnya suku “barbar”. Mereka umumnya adalah sejumlah suku yang merupakan reperesentasi suku-suku bangsa Jerman.

Pada abad ke-3 Romawi yang mengalami masa-masa kritis, terutama kakacauan dalam negeri, seperti pemberontakan, perang sipil, dan invasi dari suku-suku di luar wilayah kekaisaran, semakin tergantung kepada kekuatan angkatan perangnya yang sudah terlanjur didominasi oleh serdadu nonpribumi Romawi. Kaisar Diocletian dan Constatantin adalah dua orang raja akhir abad ketiga dan awal abad keempat yang tercatat membuat kebijakan penambahan jumlah tentara sehingga berjumlah 600.000 orang yang didapatkan dari rekruitment yang semakin longgar.

Kecurangan dan pengkhianatan serdadu nonpribumi kemudian terbukti ketika warga Roma yang tinggal perbatasan melaporkan ada banyak tentara Romawi yang bekerja sama dengan penyerbu asing dalam menjarah harta benda mereka. Kebanyakan hal itu terjadi ketika ada penyerbuan dari luar wilayah, yang direspons oleh tentara Romawi yang tinggal di perbatasan yang notabene adalah berasal dari wilayah kaum penyerbu itu.

Komposisi tentara Romawi yang semakin didominasi oleh warga nonpribumi semakin menjadikan angkatan perang kekaisaran itu nyaris hanya mempekerjakan tentara bayaran profesional yang kesetiaan dan ideologi Romawinya relatif rendah. Hal ini sangat mudah dimengerti, karena keikutsertaan warga nonpribumi itu dalam ketenteraan Romawi lebih dilandasi kepada motivasi materi dan status.

Pada awal abad keempat, tentara yang berasal dari suku-suku Jerman semakin mendominasi ketentaraan Romawi. Angkatan darat Romawi yang sejatinya adalah kebanggaan sejati warga Romawi, dan memang diisi oleh warga pribumi, kini semakin didominasi oleh mereka yang berasal dari suku-suku Jerman. Semakin banyak perwira yang berasal dari nonpribumi, terutama dari suku-suku Jerman. Sebagai konsekuensi, maka penggunaan terminologi Jerman dalam kosa kata ketentaraan Romawi menjadi sesuatu yang tak terhindarkan. Sampai di sini semakin terasa, betapa tentara Romawi yang pada masa Marcus Aurelius “terpaksa” direkrut besar-besaran dari warga nonpribumi telah tumbuh, berkembang, dan akhirnya menjadi monster bagi imperium itu sendiri.[]

*Penulis adalah Guru Besar Universitas Syiah Kuala

Editor : Ihan Nurdin

Tag: #HeadlineAhmad Humam Hamidopini acehtrendsejarah pandemi
Share6TweetPinKirim
Sebelumnya

RSUTP Abdya Musnahkan Obat Kedaluwarsa

Selanjutnya

Warga Langsa Gerebek Pasangan Nonmahram di Sebuah Rumah, Keduanya Oknum ASN

BACAAN LAINNYA

Ilustrasi/Foto/Istimewa.
Artikel

Carut Marut Tender Di Aceh

Rabu, 24/02/2021 - 13:10 WIB
aceHTrend.com
Artikel

Aceh & Hikayat Som Gasien, Peuleumah Hebat

Senin, 22/02/2021 - 17:41 WIB
Dwi Wulandary
OPINI

Melek Teknologi dengan Mengenali Vektor Versus Raster

Senin, 22/02/2021 - 08:38 WIB
Ilustrasi Kemiskinan/FOTO/Media Indonesia.
Artikel

Aceh Tidak Miskin, Aceh Dimiskinkan!

Minggu, 21/02/2021 - 20:01 WIB
Muhajir Juli
Jambo Muhajir

Rokok Rakyat dan Cerutu Pejabat

Sabtu, 20/02/2021 - 16:57 WIB
Ilustrasi: FOTO/Jawapos.
Artikel

Gurita Korupsi Di Aceh, Siapa Peduli?

Jumat, 19/02/2021 - 12:18 WIB
Saiful Akmal
OPINI

Aceh Meutimphan: antara Kemiskinan dan Politik Peu Maop Gop

Jumat, 19/02/2021 - 09:37 WIB
Fauzan Hidayat.
OPINI

Mengapa UEA Alih Investasi dari Singkil ke Sabang?

Kamis, 18/02/2021 - 16:31 WIB
Boy Abdaz. [Ist]
Artikel

Aceh Miskin, Rakyat juga yang Salah

Kamis, 18/02/2021 - 08:47 WIB
Lihat Lainnya
Selanjutnya
Ilustrasi

Warga Langsa Gerebek Pasangan Nonmahram di Sebuah Rumah, Keduanya Oknum ASN

Kolomnis - Ahmad Humam Hamid
  • Massa AGAH melakukan unjuk rasa di depan Dinas Perhubungan Aceh, Kamis (25/2/2021). Mereka menduga bila 3 unit KMP Aceh Hebat dibangun dari kapal bekas pakai. Foto/Ist.

    Tuding Kapal Aceh Hebat Dibangun dari ‘Rongsokan’, Massa Demo Dishub Aceh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Muslim Ayub Minta KPK Turun Ke Aceh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Warga Babah Lhung Blangpidie Temukan Bayi Dalam Goodie Bag di Warungnya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Balada Rumah Dinas Dosen, dan Rencana Pembangunan Kampus USK

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pria di Idi Tunong Tusuk Besannya dengan Pisau karena Kesal pada Menantu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Ikatan Guru Indonesia

UPDATE TERBARU

Produk-produk hasil kreativitas Faisal @aceHTrend/Syafrizal
BERITA

Pemuda Langsa Ini Olah Sabut Kelapa Jadi Kerajinan Bernilai Rupiah

Syafrizal
26/02/2021

aceHTrend.com
BERITA

Sembilan Rumah di Sungai Pauh Pusaka Langsa Ludes Terbakar

Syafrizal
26/02/2021

Salah satu rumah dosen di Kopelma Darussalam, Sektor Selatan, yang telah difungsikan sebagai kos-kosan. Foto/acehtrend.com/Muhajir Juli.

Balada Rumah Dinas Dosen, dan Rencana Pembangunan Kampus USK

Muhajir Juli
26/02/2021

Ilustrasi potret kemiskinan Aceh/FOTO/Hasan Basri M.Nur/aceHTrend.
Artikel

APBA 2021 Tidak Fokus Pada Pengentasan Kemiskinan?

Redaksi aceHTrend
26/02/2021

  • Tentang kami
  • Redaksi
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak kami
  • Kebijakan Privasi
  • Sitemap
Aplikasi Android aceHTrend

© 2015 - 2020 - PT. Aceh Trend Mediana.

Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • BERITA
  • BUDAYA
  • EDITORIAL
  • LIFE STYLE
  • LIPUTAN KHUSUS
  • MAHASISWA MENULIS
  • OPINI
  • SPECIAL
  • SYARIAH
  • WISATA

© 2015 - 2020 - PT. Aceh Trend Mediana.