• Tentang kami
  • Redaksi
aceHTrend.com
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • SYARIAH
    • MESJID
  • BERITA
    • POLITIK
    • HUKUM
    • DUNIA
  • WAJAH ACEH
    • WISATA
  • LIFE STYLE
    • HIBURAN
  • SPESIAL
    • BUDAYA
  • OPINI
    • ARTIKEL
    • RESAM
  • EDITORIAL
  • LIPUTAN KHUSUS
  • BUDAYA
  • SOSOK
aceHTrend.com
  • HOME
  • SYARIAH
    • MESJID
  • BERITA
    • POLITIK
    • HUKUM
    • DUNIA
  • WAJAH ACEH
    • WISATA
  • LIFE STYLE
    • HIBURAN
  • SPESIAL
    • BUDAYA
  • OPINI
    • ARTIKEL
    • RESAM
  • EDITORIAL
  • LIPUTAN KHUSUS
  • BUDAYA
  • SOSOK
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
aceHTrend.com
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil

Mencegah Generasi Aceh Lahir Stunting

Redaksi aceHTrendRedaksi aceHTrend
Jumat, 27/11/2020 - 06:27 WIB
di OPINI, Artikel
A A
Nahar, A.Md, Keb.

Nahar, A.Md, Keb.

Share on FacebookShare on Twitter

Oleh Nahar, A.Md.Keb*

Diskursus dalam dunia kesehatan memperkenalkan kita pada satu istilah baru bernama stunting yang dalam bahasa Aceh disebut bukruk. Stunting adalah penyakit malnutrisi berupa kegagalan tumbuh-kembang anak karena asupan gizi yang tidak memenuhi standar saat anak berusia 0 hingga 59 bulan pertama.

Secara umum stunting bisa terjadi karena faktor ekonomi keluarga yang kurang mendukung. Tingkat konsumsi sebagian masyarakat kita masih berada pada level pemenuhan karbohidrat semata, dan belum sampai ke tahap pemenuhan keseimbangan asupan gizi. Faktor kedua adalah terbatasnya pemahaman orang tua tentang pentingnya mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang. Hal ini bisa jadi karena rendahnya motivasi untuk mencari tahu lebih jauh, atau bisa juga karena terbatasnya ruang sosialisasi publik yang dilakukan. Kurangnya pamahaman itu lalu menyumbang pada faktor ketiga terjadinya stunting yaitu kurangnya asupan gizi terutama pada masa-masa kehamilan si ibu dan paska melahirkan di tengah badai menu instan yang memanjakan tubuh namun merusak kesehatan.

Survey Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Langsa menemukan angka yang cukup mencengangkan kita, yaitu sekitar 700 anak usia balita di bawah umur 2.5 tahun mengidap stunting (Harian Rakyat Aceh, 16/10/20). Tanpa harus menambahkan temuan-temuan baru pada bulan November dan Desember 2020 angka di atas sudah melampaui temuan pada tahun sebelumnya. Data hingga akhir tahun 2019 hanya menyentuh angka 523 orang. Artinya memang terjadi peningkatan yang signifikan pada tahun ini dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

BACAAN LAINNYA

Wakil Rektor III USK Dr. Ir. Alfiansyah Yulianur BC/FOTO/Detak USK.

Universitas Syiah Kuala Minta BEM USK Kembalikan Bantuan Hibah Dari Pemerintah Aceh

18/01/2021 - 10:48 WIB
Munzami HS. [Ist]

Lebih 1,9 Triliun Rupiah Dana Bansos di Dalam APBA 2020 Dikelola Secara Tidak Jelas

18/01/2021 - 01:09 WIB
Ustad Asrul Maidi, Lc. Foto/aceHTrend/Muhajir Juli.

Ustad Masrul Aidi, Lc: Menikah di Rumah Lebih Berkah

17/01/2021 - 16:38 WIB
Andi HS/FOTO/Ist.

Di Tengah Kondisi Rakyat Aceh Yang Memprihatinkan, Andi HS Kritik Organisasi Pemuda Penerima Dana Hibah

17/01/2021 - 10:53 WIB

Peningkatan angka stunting di atas tentu dengan mudah kita alibikan pada fakta pandemi Covid-19 yang hadir bersama kita sejak Maret 2020. Kita tidak nafikan penjelasan ini yang relatif logis, tapi sesungguhnya tanpa Pandemi pun kondisi stunting di Kota Langsa tetaplah meninggalkan pekerjaan yang tidak mudah (Lihat data 2019).
Data di atas tentu tidak ditujukan untuk mengkambinghitamkan siapapun karena masalah kecukupan gizi bersifat multi-variable. Semua elemen masyarakat harus bertanggung jawab. Dari sisi tenaga kesehatan, para bidan desa (Bides) telah berupaya maksimal. Keberadaan bides yang berbasis di desa-desa sejatinya adalah perpanjangan tangan Dinas Kesehatan untuk bisa menindaklanjuti segala temuan dengan cepat. Bidan jugalah yang melakukan observasi rutin dalam mengantisipasi stunting sejak dari masa kehamilan, hingga paska melahirkan, bahkan hingga si anak tumbuh menjadi balita yang sehat.

Keberadaan para bides ini menjadi salah satu indikator bahwa pemerintah sedang bekerja untuk itu. Selain itu ada juga layanan posyandu yang meliputi penimbangan dan pengukuran tinggi badan balita agar bisa diambil langkah cepat bila ada gejala-gejala aneh yang timbul.

Namun upaya-upaya tersebut harus diimbangi dengan peran sinergis orang tua di rumah. Merekalah yang akan memantau kecukupan gizi anak-anak selama di rumah. Kita butuh orang tua yang memahami dan peduli pada isu stunting ini. Adalah fakta kadang-kadang sedikit sulit membedakan kondisi anak yang mengalami malnutirisi dengan anak yang tumbuh-kembangnya normal-normal saja.

Sementara dampak stunting sudah jelas, kekurangan asupan gizi akan berdampak pada perkembangan jasmani yang tidak standar. Bentuk tubuhnya akan terlihat cebol dan yang lebih parahnya lagi tumbuh kembang otak juga ikut terganggu. Gangguan yang terakhir ini akan berdampak pada melemahnya kecakapan-kecakapan kognitif. Struktur kepalanya yang kecil mengisyaratkan fungsi otaknya tidak berkembang dengan baik. Jangan heran bila si anak tumbuh dengan tingkat kepintaran di bawah rata-rata.

Konsekuensi lainnya adalah rendahnya tingkat imunitas tubuh sehingga anak-anak yang mengidap stunting mudah diserang sakit, baik pada saat kecil ataupun setelah dewasa nanti. Hasil penelitian menunjukkan adanya relasi yang linear antara kekurangan gizi dan risiko terserangnya penyakit kronis seperti tekanan darah tinggi, disfungsi ginjal dan mekanisme glukosa. Belum termasuk dampak sulitnya melakukan persalinan normal karena postur tubuh si ibu yang kecil.

Lalu apa yang bisa kita lakukan? Pertama, pada masa kehamilan si ibu harus mengonsumsi makanan dan minuman bergizi terutama yang mengandung protein, asam folat, kalsium, zat besi, omega-3 dan serat. Usia kehamilan empat bulan (trimester) pertama adalah usia kehamilan yang strategis bagi pertumbuhan otak bayi, dan sepanjang masa kehamilan diet-diet sehat ini harus terus dijaga salah satunya untuk memastikan kecukupan dan ketersediaan Air Susu Ibu (ASI).

Kedua, pemberian ASI kepada anak berusia 1 hingga 6 bulan tanpa makanan tambahan lain (ASI eksklusif). Biarkan anak tumbuh dengan asupan utama murni dari hasil susu ibunya. ASI terbukti membantu imunitas tubuh anak pada masa kecilnya hingga dia dewasa nanti.

Ketiga, optimalisasi pemantauan tumbuh kembang anak melalui kegiatan posyandu dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS). Sangat diharapkan partisipasi aktif dan motivasi khusus orang tua untuk mau menggunakan layanan ini. Metode ini akan membantu Bides dan tenaga kesehatan dalam melakukan observasi kecukupan gizi.

Keempat, keterlibatan aktif orang tua dalam mengatur pola makan sehat di rumah. Beberapa observasi lapangan menunjukkan adanya kasus balita sudah dibiasakan mengonsumsi jajanan instan di warung-warung sekitar rumah. Hampir semua jajanan tersebut mengandung micin (MSG). Micin ini jelas berbahaya bagi kesehatan siapapun, khususnya bagi anak yang sedang membutuhkan asupan gizi maksimal bagi pertumbuhannya. Seringkali karena sudah kenyang dengan jajanan, mereka tidak mau lagi mengonsumsi makanan sehat atau makanan segar yang sudah tersedia di rumah.

Coretan di atas hanyalah sekelumit isu yang berkaitan dengan stunting. Masih diperlukan ruang-ruang lain untuk menemukan solusi-solusi menghadapi stunting bersama-sama. Bersama kita bisa, Insyaallah.

*)Bidan Desa Alue Pineung Timue, Kota Langsa.

Tag: #HeadlineacehStuntingtulisan Nahar
Share71TweetPinKirim
Sebelumnya

Tanggapi Mubes MAA, Peneliti Hukum Adat Soroti Kepatuhan Pejabat pada Putusan Pengadilan

Selanjutnya

Kutuk Predator Anak, Mahasiswa Abdya Turun ke Jalan

BACAAN LAINNYA

aceHTrend.com
OPINI

Digitalisasi di Sekolah, Burukkah?

Senin, 18/01/2021 - 10:52 WIB
Sadri Ondang Jaya. Foto/Ist.

Sadri Ondang Jaya dan Singkel

Sabtu, 16/01/2021 - 23:47 WIB
Ilustrasdi dikutip dari website seni.co.id.
Jambo Muhajir

Kolom: Pelacur

Kamis, 14/01/2021 - 18:47 WIB
Fitriadi.
Artikel

Sekolah Butuh Pemimpin atau Pimpinan?

Rabu, 13/01/2021 - 09:26 WIB
Ilustrasi tewasnya Abrahah dan pasukan gajahnya saat akan menghancurkan Ka'bah / kicknews.today
Pandemi, Sejarah, dan Kebijakan

LMC (75): Era Islam Klasik, Wabah, dan Peradaban

Selasa, 12/01/2021 - 11:16 WIB
Liza Faradilla
OPINI

Kelas Online: Kesenjangan Baru Sosial Ekonomi

Senin, 11/01/2021 - 07:00 WIB
Sayuti.
Celoteh

Reshuffle Kabinet dan Kemenangan Nalar

Sabtu, 09/01/2021 - 11:15 WIB
Zulfadhli Kawom. [Ist]

Lheuh keu Saman Gop

Jumat, 08/01/2021 - 15:46 WIB
Syamsiah Ismail.

Etos Kerja ala Pengawas Sekolah 4.0

Rabu, 06/01/2021 - 13:18 WIB
Lihat Lainnya
Selanjutnya
aceHTrend/Masrian Mizani

Kutuk Predator Anak, Mahasiswa Abdya Turun ke Jalan

Komentar

Kolomnis - Ahmad Humam Hamid
  • aceHTrend.com

    Gas dan Lumpur Menyembur Setinggi 6 Meter, Warga Ranto Peureulak Panik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • GeRAK Aceh: Hibah APBA untuk 100 Organisasi Bertentangan dengan Permendagri 39 Tahun 2020

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lebih 1,9 Triliun Rupiah Dana Bansos di Dalam APBA 2020 Dikelola Secara Tidak Jelas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Wali Nanggroe Kunjungi Kawasan Wisata Ulee Lheue, Ini Komentarnya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ustad Masrul Aidi, Lc: Menikah di Rumah Lebih Berkah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Ikatan Guru Indonesia

UPDATE TERBARU

aceHTrend.com
OPINI

Digitalisasi di Sekolah, Burukkah?

Redaksi aceHTrend
18/01/2021

Wakil Rektor III USK Dr. Ir. Alfiansyah Yulianur BC/FOTO/Detak USK.
Banda Aceh

Universitas Syiah Kuala Minta BEM USK Kembalikan Bantuan Hibah Dari Pemerintah Aceh

Ahmad Mirza Safwandy
18/01/2021

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono didampingi oleh Sekjen Partai Demokrat Teuku Rifky Harsha/FOTO/Partai Demokrat.
Nasional

Demokrat Harapkan Revisi UU Pemilu Tetap Menjaga Eksistensi Partai Lokal di Aceh

Redaksi aceHTrend
18/01/2021

Munzami HS. [Ist]
Politik

Lebih 1,9 Triliun Rupiah Dana Bansos di Dalam APBA 2020 Dikelola Secara Tidak Jelas

Muhajir Juli
18/01/2021

  • Tentang kami
  • Redaksi
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak kami
  • Kebijakan Privasi
  • Sitemap
Aplikasi Android aceHTrend

© 2015 - 2020 - PT. Aceh Trend Mediana.

Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • BERITA
  • BUDAYA
  • EDITORIAL
  • LIFE STYLE
  • LIPUTAN KHUSUS
  • MAHASISWA MENULIS
  • OPINI
  • SPECIAL
  • SYARIAH
  • WISATA

© 2015 - 2020 - PT. Aceh Trend Mediana.