• Tentang kami
  • Redaksi
aceHTrend.com
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • SYARIAH
    • MESJID
  • BERITA
    • POLITIK
    • HUKUM
    • DUNIA
  • WAJAH ACEH
    • WISATA
  • LIFE STYLE
    • HIBURAN
  • SPESIAL
    • BUDAYA
  • OPINI
    • ARTIKEL
    • RESAM
  • EDITORIAL
  • LIPUTAN KHUSUS
  • BUDAYA
  • SOSOK
aceHTrend.com
  • HOME
  • SYARIAH
    • MESJID
  • BERITA
    • POLITIK
    • HUKUM
    • DUNIA
  • WAJAH ACEH
    • WISATA
  • LIFE STYLE
    • HIBURAN
  • SPESIAL
    • BUDAYA
  • OPINI
    • ARTIKEL
    • RESAM
  • EDITORIAL
  • LIPUTAN KHUSUS
  • BUDAYA
  • SOSOK
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
aceHTrend.com
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil

Mualem Bukan Wenda

Muhajir JuliMuhajir Juli
Kamis, 03/12/2020 - 09:37 WIB
di OPINI, Jambo Muhajir
A A
Muhajir Juli. Foto/Ist.

Muhajir Juli. Foto/Ist.

Share on FacebookShare on Twitter

Oleh Muhajir Juli*

1 Desember 2020, Benny Wenda, tokoh Gerakan Persatuan Kemerdekaan Papua Barat/United Liberation Movement for West Papua, mendeklarasikan kemerdekaan negerinya dari Indonesia. Sekaligus ia sendiri sebagai Presiden ULMWP, yang menjalankan mandat menyatukan rakyat Provinsi Papua dan Papua Barat menuju referendum.

Klaim Benny Wenda ditolak oleh
Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM). Organisasi perlawanan bersenjata itu menolak mengakui Benny Wenda sebagai presiden sementara Negara Republik Papua Barat (NRPB).

Dikutip dari detiknews, Kamis (3/12/2020) OPM juga tak mengakui klaim terbentuknya NRPB karena Benny melakukan deklarasi dari Inggris, yang dinilai sebagai negara asing serta berada di luar wilayah hukum. Mereka juga tak mengakui klaim Benny karena berstatus warga negara Inggris sehingga masuk kategori warga negara asing (WNA).

BACAAN LAINNYA

Munzami HS. [Ist]

Gubernur Aceh Tunjuk Direktur IDeAS Sebagai Pengawas BPKS

26/01/2021 - 17:50 WIB
Dian Guci

Tangan Jahil Kita, Monstera, dan Efek Kupu-Kupu

26/01/2021 - 09:56 WIB
Lelalu

MS Jantho Lanjutkan Sidang Lansia Perkosa Anak di Bawah Umur

26/01/2021 - 09:48 WIB
Kabid Humas Polda Aceh Kombes Pol Winardy, SH, SIK, M. Si, menunjukkan barang bukti yang diamankan dari terduga teroris, Sabtu (23/1/2021).

Terduga Teroris yang Ditangkap di Aceh, Mulai Pedagang Buah Hingga PNS

25/01/2021 - 14:52 WIB

Pun demikian, deklarasi kemerdekaan yang dilakukan Benny mendapat sambutan lumayan oleh netizen Aceh dan kelompok oposisi Pemerintah Indonesia. Bila di Jakarta, para politisi dengan berbagai jubah mempertanyakan tindakan nyata Joko Widodo terhadap organisasi perlawanan di Bumi Cenderawasih, maka di Aceh netizen mempertanyakan komitmen Mualem (Muzakir Manaf) terkait cita – cita kemerdekaan dan bendera Aceh.

Ada yang menarik di dalam konteks ini. Wenda dan Mualem dua hal berbeda dan berada pada sisi berbeda. Bila Wenda mendeklarasikan 1 Desember 2020 sebagai hari kemerdekaan, maka Gerakan Aceh Merdeka (GAM) memperingati 4 Desember sebagai tanggal bersejarah, bahwa pernah ada gagasan memerdekakan Aceh pada 4 Desember 1976 di Gunong Halimon, Pidie. Pun, ide untuk membentuk negara Aceh, sudah berhenti pada 15 Agustus 2005 di Helsinki.

Bila melihat posisi jabatan di dalam gerakan kemerdekaan, Benny setara dengan Tengku Hasan Tiro yang merupakan Wali Negara Aceh Merdeka. Sedangkan Muzakir Manaf, adalah Panglima Teuntra Aceh Merdeka (TNA) yang merupakan sayap militer GAM. Lelaki yang akrab disapa Mualem, bukan pucuk pimpinan di tubuh GAM. Dia pucuk pimpinan militer, menggantikan Allahyarham Teungku Abdullah Syafii yang gugur di rimba Pidie

Kedua, GAM tidak lagi berperang menggunakan senjata api untuk memperjuangkan kemerdekaan. Setelah perundingan di Helsinki, GAM memilih jalan baru mewujudkan kemerdekaan untuk rakyat Aceh. Tentu, hasil dari MoU Helsinki telah banyak didapatkan oleh Aceh. Pemerintah Pusat yang sebelumnya acuh tak acuh melihat Aceh, pasca Helsinki, sudah lebih banyak memberikan dukungan finansial untuk Serambi Mekkah. Walau demikian dari sisi regulasi masih banyak juga yang belum dapat diimplementasikan karena tidak kunjung terbitnya PP untuk menjalankan UU Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintah Aceh, yang ide penyusunannya ikut dipengaruhi oleh memorandum of understanding di Helsinki antara Pemerintah Aceh Merdeka dan Pemerintah Indonesia.

Sebagai Ketua Umum Partai Aceh, parlok terbesar–Walau setiap pemilu terus menyusut kekuatannya, Mualem memiliki beban besar untuk mengemban misi politik Aceh yang pernah diperjuangkan GAM di Helsinki. Mengapa Mualem? Karena dia adalah pimpinan parlok sekaligus Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA) Pusat, dia adalah satu -satunya eks kombatan GAM yang memiliki kekuatan politik [besar] untuk mewujudkannya. Para intelektual GAM seperti Teungku Nur Djuli, Munawar Liza Zainal, dan lain – lain telah lama berada di luar kekuasaan. Mereka tidak memiliki mah untuk dapat melakukan banyak hal.

Umur GAM telah 44 tahun. Sebuah batang usia dewasa, ideal dan matang. Tapi GAM bukanlah individu. Organisasi yang dalam bahasa Inggris disingkat ASNLF adalah lembaga besar yang dihuni oleh banyak orang dengan ragam kepentingan setelah terajutnya damai di Aceh.

Dengan berbagai dinamikanya, sebagai organisasi, GAM tidak boleh padam. Harus tetap ada agar kepentingan Aceh tetap terjaga. Bilapun saat ini GAM telah tercerai berai dalam berbagai klan politik pascakonflik, GAM tidak boleh mati, untuk menjaga imaji Aceh yang beridentitas dan bermartabat.

4 Desember 2020, harus menjadi tonggak bagi Mualem untuk berefleksi tentang capaian yang sudah diraih dan apa yang harus dilakukan untuk menjemput mimpi yang belum berhasil didapatkan. Sebagai pemimpin karismatik di tubuh KPA dan PA, politik Mualem ke depan tidak boleh lagi pök tembok. Sesuatu yang tidak produktif jangan lagi dijadikan wacana. Misal perihal bendera. Jangan lagi menjadi bumerang yang membuat produktivitas terkungkung karenanya. Masih banyak cara yang dapat dilakukan untuk membangun marwah Aceh.

Syarat utama agar perjuangan GAM kembali ke jalur sesuai semangat Helsinki, Mualem harus berbesar hati merangkul kembali senior dan juniornya, duduk bersama untuk merumuskan cita – cita yang belum tercapai.

15 tahun saya kira sudah cukuplah kita semua diba lé geunteut. Kita sudah harus bangun dari tidur. Telah terlalu jauh kita hanyut dalam rentak irama lagu yang musiknya ditabuh oleh orang lain. Orang -orang yang dulunya kita anggap sebagai ‘asing’.

Mualem pun tak usah hirau suara – suara yang membandingkannya dengan Benny Wenda. Sebagai prajurit Mualem sudah pada jalur, patuh pada perintah Wali Neugara Aceh Merdeka Tengku Hasan Tiro. GAM berdamai, setelah tidak memiliki lagi alasan yang kuat untuk terus berperang melawan RI. Gempa dan tsunami pada 26 Desember 2004 adalah alasan paling kuat bahwa perang harus diakhiri. []

*)Muhajir Juli, lelaki kelahiran Gampông Teupin Mane, Juli, Bireuen adalah seorang kolumnis. Penulis buku biografi serta peminat kajian sosial, politik dan kebudayaan. Dapat dihubungi via email:muhajirjuli@gmail.com.

Tag: #Headline4 desembermualemWenda
Share119TweetPinKirim
Sebelumnya

‘Rhup Sabe Lam Rumoh Sikula, Peugawe Kantô Dibeureukah Polisi

Selanjutnya

Bupati Abdya Buka Musrenbang RPJMK

BACAAN LAINNYA

Ida Hasanah. Alumnus UGM Yogyakarta.
Artikel

Peran Lembaga Penyiaran Di Aceh Dalam Pelestarian Cagar Budaya

Selasa, 26/01/2021 - 17:23 WIB
Ahmad Humam Hamid, Guru Besar Unsyiah.
OPINI

LMC (76): Era Islam Klasik: Wabah dan Peradaban (II)

Selasa, 26/01/2021 - 12:44 WIB
Sadri Ondang Jaya
OPINI

Pelestarian Budaya Lokal Mengangkat Citra Daerah

Senin, 25/01/2021 - 12:46 WIB
Cut Fitri Yana
OPINI

Memaksimalkan Pembelajaran di Masa Pandemi

Senin, 25/01/2021 - 12:34 WIB
Ahmadi M. Isa.
Celoteh

Generasi Muda Aceh Harus ‘Divaksin’

Kamis, 21/01/2021 - 09:40 WIB
Mukhlis Puna
OPINI

Asal Mula Siswa Berkarakter Berawal dari Guru

Rabu, 20/01/2021 - 11:46 WIB
Ahmad Humam Hamid, Guru Besar Unsyiah.
OPINI

LMC (76): Orang Tua dan Covid-19: Kenapa Harus Serius?

Selasa, 19/01/2021 - 18:48 WIB
Bendera Pemerintah Otonomi Bangsamoro. Foto?ist.
Jambo Muhajir

Jalan Tengah untuk Bendera Aceh

Selasa, 19/01/2021 - 16:03 WIB
aceHTrend.com
OPINI

Digitalisasi di Sekolah, Burukkah?

Senin, 18/01/2021 - 10:52 WIB
Lihat Lainnya
Selanjutnya
aceHTrend.com

Bupati Abdya Buka Musrenbang RPJMK

Kolomnis - Ahmad Humam Hamid
  • aceHTrend.com

    Peran Kaum Muda dalam Perubahan Sosial

    3 shares
    Share 3 Tweet 0
  • Nekat Jual Sabu karena Terhimpit Ekonomi, IRT Hamil Tujuh Bulan di Aceh Utara Ditangkap Polisi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Terduga Teroris yang Ditangkap di Aceh, Mulai Pedagang Buah Hingga PNS

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Polres Langsa Ringkus Pembobol Lab Komputer SMPN 3 Langsa, Satu Orang DPO

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pelajar Asal Aceh Tamiang Meninggal Dunia karena Kecelakaan di Langsa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Ikatan Guru Indonesia

UPDATE TERBARU

Salah satu kawasan transmigrasi di Sumatera Barat. Foto/Ist.
Politik

Bila Mau Pindah ke Aceh, Warga Malang, Jawa Timur Dapat Jatah 1 Hektar Lahan/KK

Redaksi aceHTrend
26/01/2021

Munzami HS. [Ist]
Politik

Gubernur Aceh Tunjuk Direktur IDeAS Sebagai Pengawas BPKS

Muhajir Juli
26/01/2021

Ida Hasanah. Alumnus UGM Yogyakarta.
Artikel

Peran Lembaga Penyiaran Di Aceh Dalam Pelestarian Cagar Budaya

Redaksi aceHTrend
26/01/2021

Cut Hasnah @aceHTrend/Masrian Mizani
BERITA

Pemkab Abdya Galang Donasi untuk Korban Gempa Sulawesi Barat

Masrian Mizani
26/01/2021

  • Tentang kami
  • Redaksi
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak kami
  • Kebijakan Privasi
  • Sitemap
Aplikasi Android aceHTrend

© 2015 - 2020 - PT. Aceh Trend Mediana.

Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • BERITA
  • BUDAYA
  • EDITORIAL
  • LIFE STYLE
  • LIPUTAN KHUSUS
  • MAHASISWA MENULIS
  • OPINI
  • SPECIAL
  • SYARIAH
  • WISATA

© 2015 - 2020 - PT. Aceh Trend Mediana.