ACEHTREND.COM, Banda Aceh– Rektor Universitas Syiah Kuala Prof. Samsul Rizal M.Eng dalam sambutan Maulid Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam mengajak untuk merefleksikan keikhlasan sebagaimana yang diajarkan Rasulullah.
“Rasulullah mengajarkan keikhlasan untuk berjuang, menegakkan kalimah “Laa ilaa haillallaah”. Beliau sama sekali tidak mengharapkan apapun dari manusia, tidak pangkat, tidak jabatan, tidak harta, tidak juga pujian. Beliau melakukannya murni hanya karena mengharap ridha Allah Taala.”ujar Samsul Rizal dihadapan Ikatan Keluarga Alumni dan sivitas akademika Unsyiah, Kamis (03/12/20) di Gedung AAC Dayan Dawood, Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh.
Samsul Rizal bersyukur, apa yang diraih Unsyiah hari ini semata-mata karena semangat keikhlasan yang dibangun dalam sebuah kebersamaan. “Saya ingat ketika akreditasi Unsyiah pada tahun 2012 masih C, Alhamdulillah kita pacu bersama, Saya mengajak semuanya untuk ikhlas dan tulus, sehingga Allah mudahkan Unsyiah mendapatkan akreditasi A.”ungkapnya.
Sedangkan Prof. Farid Wajdi Ibrahim MA mengisi ceramah dengan mengangkat tema, “Melalui Peringatan Maulid Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam Kita Tigkatkan Semangat Kebersamaan.”
Rektor Unsyiah Prof. Samsul Rizal M.Eng mencontohkan apa yang diajarkan Baginda Rasulullah sebenarnya adalah sikap profesionalisme tingkat tinggi, dengan integritas yang sempurna, sehingga tidak mudah goyah oleh godaan siapapun, dan tidak mudah terganti arah dan ideologinya.
“Tidak mengherankan bahwa dampak dari pekerjaan dan perjuangan Nabi Muhammad masih sangat terasa pengaruhnya hingga sekarang. Karena memang siapapun yang bekerja dengan profesionalisme tingkat tinggi dengan integritas yang luar biasa, maka hasilnya akan jauh melampaui orang rata-rata.”kata Samsul Rizal sebelum menutup sambutannya.
Dihadiri Mualem
Peringatan Maulid tersebut juga dihadiri oleh Tokoh Aceh H. Muzakir Manaf yang akrab disapa Mualem. Rektor Unsyiah Prof. Smsul Rizal sempat memperkenalkan Mantan Panglima Gerakan Aceh Merdeka dn Ketua Umum Partai Aceh di depan Guru Besar dan Dekan di lingkungan Unsyiah sebagai teman lamanya.
“Saya mengenal Prof Farid Wajdi sekitar 40 tahun lalu, kalau Mualem beliau ada sahabat kecil yang Saya kenal lebih 45 tahun lalu.”ungkap Samsul Rizal.
Ketua Umum IKA Unsyiah Drs. Sulaiman Abda mengajak kepada alumni, sivitas akademika, dan elit Aceh untuk mempererat tali silaturrahmi.
“Pada momen ini adalah momen bagi kita mempererat silaturahmi dan memperkuat rasa solidaritas dan ukhuwah Islamiyah, karena Rasulullah telah mengajarkan kepada kita untuk menjaga persatuan dan kesatuan umat.”ujar Sulaiman Abda dalam sambutannya.
Pada kesempatan silaturahmi dan Maulid tersebut, Mantan Pimpinan DPR Aceh ini mengatakan, IKA Unsyiah sebagai wadah berkumpulnya keluarga dan alumni siap memberikan kontribusi terhadap Aceh baik diminta ataupun tidak, bahkan Sulaiman Abda mengirimkan pesan kepada Mualem. “Jika Allah Taala izinkan sahabat kita Mualem memimpin Aceh ke depan, Alumni Unsyiah siap dengan segala sumber daya yang ada untuk untuk memberikan kontribusi di berbagai sektor dalama penyelenggaraan pemerintahan.”kata Sulaiman Abda.

Maulid via Zoom Dan Semangat Kebersamaan
Mantan Rektor UIN Ar-Raniry Prof. Farid Wajdi Ibrahim MA dalam ceramahnya mengajak hadirin yang hadir, baik melalui zoom untuk memahami semangat kebersamaan yang menjadi spirit dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam di Unsyiah.
“Kita harus memahami apa yang menjadi nilai sebuah kebersamaan, di pikiran kita bisa saja berbeda, tetapi kebersamaan itu terletak di hati kita.”ujarnya.
Farid Wajdi Ibrahim menukil kisah ketika Rasulullah mendidik umat pada generasi awal Islam. “Bagaimana Rasulullah membina manusia yang tidak memiliki apapun seperti budak, namun mereka para sahabat-sahabat itu mampu menaklukkan Persia dan Romawi, dua negara adidaya pada masanya itu berhasil ditaklukkan dengan izin Allah.”kata Prof Farid Wajdi.

Pun menurut Farid Wajdi kondisi Mekah pada masa jahiliyah bila diibaratkan dalam sebuah kondisi, antara penguasa dan pengusaha Quraisy hidup bersama untuk melawan risalah yang diturunkan baginda Nabi.
“Jadi, hubungan antara penguasa dan pengusaha dari jaman jahiliyah, dari dulu adalah untuk mengganggu kebenaran yang disampaikan Rasulullah.”kata Farid Wajdi.
Ketua Majelis Adat Aceh ini juga mengajak untuk melihat fenomena Islamophobia yang telah menyerang dan membuat bangsa ini terbelah, masyarakat harus mengerti kebencian terhadap Islam semakin terpelihara dan menurutnya hal tersebut ini merupakan agenda yang didesain.
Untuk itu, Dia mengajak kepada umat Islam untuk bersatu menjaga kemuliaan Islam dari labelisasi, stigmanisasi dan Islamophobia yang terus menerus menyerang Islam.