ACEHTREND.COM, Lhokseumawe – Thariq Farline (26), pemuda asal Krueng Geukuh, Kecamatan Dewantara, Aceh Utara, dipercayakan untuk memimpin lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Cabang Kota Lhokseumawe.
Thariq menuturkan, awalnya dirinya bergabung di lembaga kemanusian itu sejak 2015. Pada saat itu Thariq masih menjadi relawan Masyarakat Relawan Indonesia (MRI). Saat itu dia sedang menempuh pendidikan S1 di Universitas Malikussaleh (Unimal), Jurusan Agribisnis, sembari menjalankan usaha peternakan di rumahnya.
Kesan pertama Thariq awal bergabung menjadi relawan kemanusian saat membantu pengungsi Rohingya di Aceh Utara pada tahun 2015. Saat itu juga pihaknya membangun kamp tempat penampungan sementara untuk etnis muslim Rohingya di Blang Ado, Aceh Utara.
“Ini pengalaman luar biasa bagi saya dan teman-teman relawan lain saat itu,” kata Thariq kepada aceHTrend, Kamis (3/12/2020).
Thariq mengatakan, setelah menangani pengungsi Rohingya, dirinya bersama relawan lain kembali ditugaskan untuk membantu korban gempa bumi di Pidie Jaya pada akhir Desember 2016.
“Saat itu lokasi di Kamp Blang Ado tidak ada lagi pengungsi Rohingya karena ada sebagian sudah mendapat negara ketiga dan sebagiannya dikarantina di Medan (Sumatera Utara),” katanya
Selama menjadi relawan kemanusian di Pidie Jaya, Thariq mengaku sangat terharu. Sebagian masyarakat di sana masih ingat pada ACT yang pernah menjalankan program di daerah itu pascatsunami 2004. Saat itu ACT belum membuka cabangnya di Aceh.
“Selama di Pidie Jaya kita sudah membangun lima unit musala, tujuh unit direnovasi, tiga unit sekolah dibangun baru serta dilakukan renovasi.”
Thariq menambahkan, dirinya bersama teman-teman hanya satu bulan menjadi relawan di Pidie Jaya, namun programnya berjalan hingga satu tahun.
Setelah itu, Kantor ACT pusat membentuk cabang di Banda Aceh yang dikepalai oleh Husaini Ismail. Thariq pun dipercayakan sebagai staf partnership atau kerja sama. Berjalan beberapa tahun, ada wancana lagi untuk membentuk ACT Cabang di Lhokseumawe dan ia dipercayakan untuk memimpin lembaga tersebut. Setelah sempat hijrah ke Banda Aceh, Thariq kembali ke kampung halamannya. Namun, kini dengan jabatan dan amanah yang lebih besar.
“Tentu ini tantangan dan tanggung jawab besar yang harus saya jalani, apalagi dengan wilayah kerja sangat luas terdiri atas beberapa kabupaten dan kota di Aceh,” pungkasnya.[]
Editor : Ihan Nurdin