ACEHTREND.COM, Lhokseumawe — Tim pengabdian pengolahan ikan dengan teknologi autoclave Politeknik Negeri Lhokseumawe memenangkan Program Penerapan Teknologi Tepat Guna dan mendapatkan hibah dari Kemenristek BRIN. Tim ini diketuai Juanda SPd MPd dengan anggota Adi Saputra Ismy ST MT dan Nelly Safitri SST MEng Sc.
Ketua Lembaga P3M Politeknik Negeri Lhokseumawe, Dr Saifuddin, mengatakan program PPTTG ini sangat bagus untuk dikembangkan secara berkala. Dengan begitu bisa berdampak pada peningkatan perekonomian masyarakat di lokasi pengabdian.
“Selain itu juga untuk menambah pengetahuan teknologi kepada masyarakat setempat, apalagi di daerah Hagu Barat Laut sebagai salah satu daerah di Lhokseumawe yang memiliki potensi besar dalam pengembangan produk olahan ikan,” katanya, Jumat (4/12/2020).
Pihak kampus kata Saifuddin, telah melatih masyarakat di Hagu Barat Laut pada Kamis, 3 Desember 2020. Kegiatan ini juga dihadiri langsung oleh kepala desa dan perangkat desa lainnya. Masyarakat setempat menurutnya sangat antusias untuk mengembangkan perencanaan-perencanaan ke depan.
Sementara itu, Juanda, selaku ketua pengabdian menambahkan, selain memberikan wawasan teknologi tepat guna, program PPTTG ini juga sebagai salah satu sarana atau wadah untuk memikirkan bagaimana solusi pemanfaatan yang lebih baik atas ketersediaan ikan yang melimpah di Aceh.
“Ikan merupakan komoditas yang cepat mengalami pembusukan (perishable food) apabila dibandingkan dengan bahan makanan lain,” ungkap Juanda.
Teknologi tepat guna ini kata Juanda, sudah banyak dikembangkan oleh DIKTI selama beberapa tahun terakhir. Khusus program teknologi autoclave ini kata Juanda, yaitu alat yang digunakan untuk sterilisasi ikan sekaligus pelunakan secara cepat. Sterilisasi merupakan proses yang dilakukan untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme, virus, bakteri, spora, dan fungi atau jamur.
“Proses sterilisasi itu sendiri memiliki banyak jenisnya seperti filtrasi, pemanasan, energi suara, dan penyinaran. Selama ini, daya tahan ikan segar yang tidak lama menjadi kendala dalam usaha perluasan pemasaran hasil perikanan. Bahkan sering menimbulkan kerugian besar pada saat produksi ikan melimpah,” katanya.
Oleh karena itu, sejak lama masyarakat berusaha melakukan berbagai macam proses pengolahan pascapanen ikan guna meminimalkan kendala tersebut. Pada dasarnya kata dia, proses pengolahan pascapanen ikan yang bertujuan menghambat perkembangbiakan mikroorganisme dalam daging ikan sehingga produk olahan ikan akan memiliki daya tahan lebih lama dibandingkan daging ikan segarnya.
Salah satu cara yang ditawarkan dalam PPTTG PNL yang menjadi salah satu dari 32 orang se-Indonesia yang lulus tahun 2020 ini mencoba mengembangkan olahan ikan tuna menjadi abon dengan ciri khas bumbu Aceh.
“Untuk itu dalam PPTTG ini kami mencoba untuk menerapkan hasil penelitian yang telah diperoleh untuk diproduksi menjadi beberapa makanan olahan dari ikan dengan cita rasa khas daerah Aceh, melalui proses pengolahan menggunakan alat sterilisasi yaitu yang dapat menjaga kemasan sehingga menghasilkan produk makanan olahan ikan memiliki kualitas dan mutu yang terbaik,” kata Juanda.
Pihak PNL menyatakan bahwa kegiatan ini sudah dilaksanakan selama beberapa tahun berturut-berturut, dilakukan oleh program dari Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (P3M) PNL untuk meningkatkan partisipasi masyarakat. Program TTG merupakan program strategis untuk menyejahterakan masyarakat karena dapat menambah lapangan kerja, menambah produktivitas masyarakat, dan bertambahnya inventor-inventor baru.[]