Oleh Marina Nova Wahyuni, S.T
Di era globalisasi saat ini peran pendidikan sangatlah penting guna membentuk sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. SDM yang berkompeten akan mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional dengan membekali peserta didik berbagai macam keterampilan (skill) yang bisa dijadikan modal dalam memasuki dunia kerja. Salah satu cara yang bisa dilakukan ialah dengan memasukkan pendidikan vokasi dalam kurikulum pendidikan sekolah. Pendidikan vokasi di sekolah mampu mendorong peserta didik untuk menjadi individu yang lebih produktif yang mampu bekerja sesuai dengan skill yang dimiliki.
Revolusi Industri dan SDM Unggul
Peningkatan kualitas SDM dapat dijadikan sebagai salah satu solusi dalam menciptakan SDM berkualitas sesuai dengan kebutuhan dan tantangan zaman. Membangun manusia unggul sangat diperlukan sebagai upaya menghadapi era revolusi industri 4.0 dan society 5.0. Di era pandemi yang masih berlangsung hingga saat ini memberikan dampak bahwa betapa pentingnya sertifikasi kompetensi seseorang dalam menghadapi era industri 4.0. Kondisi ini menuntut kita harus bisa mempersiapkan diri dalam menghadapi kebiasaan baru nantinya.
Di era revolusi industri 4.0 terjadi inovasi dalam berbagai sektor industri yang juga masuk ke dalam ranah pendidikan. Pilihan dalam dunia pendidikan ada dua yaitu mengikuti perubahan atau tertinggal. Revolusi industri 4.0 menuntut adanya penempatan SDM yang terampil dan mampu memanfaatkan teknologi sesuai dengan perkembangan zaman.
Airlangga Hartanto (2017), Menteri Perindustrian, mengatakan bahwa revolusi industri keempat ini memfokuskan pada internet of things atau semua terkoneksi dengan internet. Hal ini bisa kita lihat dalam dunia pendidikan yang serba digital. Digitalisasi dalam dunia pendidikan dapat kita amati melalui adanya konsep digital learning, online courses, e-book, dan sistem informasi akademik terpadu. Dampaknya sangat kita rasakan saat masa pandemi ini, mau tidak mau semua kalangan dituntut untuk terbiasa dalam menggunakan teknologi baik itu bagi guru, siswa, dan orang tua yang terlibat aktif dalam proses pembelajaran, maupun para pekerja kantoran atau industri. Di dunia pendidikan saat ini, semua kalangan yang terlibat dituntut untuk terbiasa menggunakan beragam aplikasi pembelajaran online yang mungkin sebelumnya masih terdengar asing dan jarang digunakan. Demikian juga bagi pekerja kantoran atau industri yang mengharuskan untuk menyelesaikan pekerjaan dari rumah. Dengan memanfaatkan teknologi yang sedang berkembang saat ini mampu mendukung terlaksananya pembelajaran serta pekerjaan rutin yang dilakukan secara jarak jauh.
Ekstrakurikuler vs Pendidikan Vokasi
Kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan hampir di semua sekolah, dimulai dari jenjang sekolah dasar sampai sekolah menengah. Pengertian ekstrakurikuler menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) yaitu suatu kegiatan yang berada di luar program yang tertulis dalam kurikulum seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan siswa. Kegiatan ekstrakurikuler sangat berguna untuk pengembangan hobi, minat, dan bakat siswa pada hal tertentu.
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar kelas dan di luar jam pelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan pengetahuan, pengembangan hobi, minat, dan bakat siswa. Salah satu tujuan dari kegiatan ekstrakurikuler adalah untuk mengembangkan serta menyalurkan potensi dan bakat yang dimiliki oleh peserta didik melalui kegiatan-kegiatan tertentu baik yang bersifat wajib atau pilihan. Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler juga mampu menghilangkan rasa jenuh peserta didik dari kegiatan kurikuler biasa. Biasanya kegiatan ekstrakurikuler lebih kepada pengembangan bakat peserta didik dalam bidang olahraga seperti karate, sepak bola, taekwondo, bidang seni seperti tari, musik, membatik, serta bahasa seperti bahasa Inggris dan jurnalistik.
Selain kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan vokasi juga merupakan program kegiatan untuk mengembangkan minat dan bakat siswa. Deni Purbowati (2020) dalam tulisannya menjelaskan bahwa pendidikan vokasi adalah pendidikan tinggi yang menunjang penguasaan keahlian terapan tertentu. Berbeda dengan kegiatan ekstrakurikuler, fokus pendidikan vokasi adalah pada peningkatan kemampuan yang siap kerja dalam bidang jurusan tertentu. Pendidikan vokasi berorientasi pada kecakapan kerja sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta sesuai dengan tuntutan kebutuhan lapangan kerja.
Program Pendidikan Vokasi di Sekolah
Banyak pembekalan yang harus dipersiapkan oleh generasi muda agar mampu bersaing secara luas. Kondisi global yang kian mengalami perubahan menuntut kita untuk mampu menyelaraskan dan mengembangkan kemampuan yang kita miliki. Menurut Decree (2012), tantangan kerja di masa depan semakin berat dan kompleks. Ketersediaan lapangan kerja sesuai dengan kompetensi dan tingkat pendidikan sejalan dengan pembukaan pasar bebas. Sehingga menjadi keharusan untuk meningkatkan kualitas agar dapat bersaing di pasar nasional dan internasional.
Pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan sangat penting, namun bukan merupakan satu-satunya hal mutlak yang perlu dikembangkan. Ada faktor lain yang harus diperhatikan agar terciptanya SDM unggul yaitu peningkatan kemampuan keterampilan peserta didik. Program Peningkatan keterampilan tidak hanya bisa diterapkan di sekolah menengah kejuruan (SMK) dan perguruan tinggi saja, namun bisa juga diterapkan di sekolah umum mulai dari pendidikan sekolah dasar sampai ke jenjang sekolah menengah. Bagi sekolah umum yang nonkejuruan bisa melakukannya melalui program vokasi di sekolah yang kurikulumnya bisa disesuaikan dengan bakat siswa serta kebutuhan saat ini. Contoh program pendidikan vokasi yang bisa di terapkan di sekolah seperti pertukangan, mekanik, programming, desain interior dan cooking class.
Pada masa pandemi seperti saat ini keterampilan hidup sangat dibutuhkan. Keterampilan ini berguna untuk menyokong pertumbuhan ekonomi pada suatu lingkungan tempat tinggal bahkan suatu negara agar dapat tetap berjalan dengan baik. Contoh keterampilan yang bisa menyokong pertumbuhan ekonomi adalah kewirausahaan. Pandemi Covid-19 memberikan dampak pada prubahan gaya hidup seseorang. Tuntutan perubahan tersebut bisa dimanfaatkan sebagai peluang dalam mengembangkan usaha sesuai dengan keterampilan yang dimiliki seperti pengembangan software untuk pekerjaan tertentu yang bisa diakses secara online sekalipun harus melakukannya dari rumah.
Beberapa negara maju saat ini sudah banyak menerapkan pendidikan vokasi di perguruan tinggi ketimbang pendidikan yang hanya berfokus pada akademik atau kecerdasan pengetahuan saja. Data menunjukkan bahwa Jerman sudah menerapkan 70% program pendidikan vokasi di perguruan tinggi, Australia sudah menerapkan 78% program pendidikan vokasi di perguruan tinggi. Sedangkan Indonesia baru 12% menerapkan pendidikan vokasi di perguruan tinggi (www.lp3i.ac.id). Namun demikian, pemerintah Indonesia saat ini sudah mulai berupaya mengembangkan pendidikan vokasi secara besar-besaran dan akan bekerjasama dengan industri atau perusahaan untuk mempersiapkan pendidikan vokasi seperti Jerman, Australia, Jepang, dan Korea Selatan.
Dukungan kurikulum sangat mempengaruhi kelancaran program vokasi. Dalam merumuskan kurikulum program vokasi harus betul-betul mengikuti pola SWOT (strength, weaknes, opportunity, treatment) agar dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan bisa sepenuhnya tercapai tujuan yang diinginkan.
Selain untuk meningkatkan pendidikan, pendidikan vokasi juga mempersiapkan peserta didik untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dengan harapan dapat meningkatkan perekonomian setempat. Program vokasi merupakan salah satu cara mengurangi pengangguran. Melalui program vokasi akan melahirkan lulusan yang berkompeten pada bidang tertentu dan siap terjun ke dunia industri/dunia kerja atau berwirausaha.[]
Penulis adalah Kepala SD Sukma Bangsa Bireuen
Editor : Ihan Nurdin