• Tentang kami
  • Redaksi
aceHTrend.com
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • SYARIAH
    • MESJID
  • BERITA
    • POLITIK
    • HUKUM
    • DUNIA
  • WAJAH ACEH
    • WISATA
  • LIFE STYLE
    • HIBURAN
  • SPESIAL
    • BUDAYA
  • OPINI
    • ARTIKEL
    • RESAM
  • EDITORIAL
  • LIPUTAN KHUSUS
  • BUDAYA
  • SOSOK
aceHTrend.com
  • HOME
  • SYARIAH
    • MESJID
  • BERITA
    • POLITIK
    • HUKUM
    • DUNIA
  • WAJAH ACEH
    • WISATA
  • LIFE STYLE
    • HIBURAN
  • SPESIAL
    • BUDAYA
  • OPINI
    • ARTIKEL
    • RESAM
  • EDITORIAL
  • LIPUTAN KHUSUS
  • BUDAYA
  • SOSOK
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
aceHTrend.com
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil

Aceh, Narkoba dan Cinta

Muhajir JuliMuhajir Juli
Senin, 04/01/2021 - 13:57 WIB
di OPINI, Jambo Muhajir
A A
Muhajir Juli.

Muhajir Juli

Share on FacebookShare on Twitter

Oleh Muhajir Juli*

Bagaimana saya harus menarasikan Aceh saat ini? Negeri kaya yang memiliki sejarah gilang gemilang? Tentu hal tersebut sudah menjadi pengetahuan umum. Sejarah penuh kegemilangan adalah masa lalu Aceh, seperti kita membicarakan keunggulan peradaban kekhalifahan Islam di masa lampau. Walau seharusnya tetap menjadi patron. Akan tetapi semua itu sekarang ini sekadar jadi cerita semata.

Aceh negeri yang kaya. Itu bukan isapan jempol. Lebih tepatnya kaya sumber daya alam, yang hingga saat ini terus dibicarakan di berbagai forum politik dan ekonomi. Kekayaan yang membuat kita boleh berbangga, dan turut menjadikan Aceh dicatat di dalam berbagai buku dan artikel. Baik di Aceh, maupun di dunia internasional. Catatan tersebut berasal dari masa lalu dan sekarang. Juga di masa depan, Insyaallah.

Tapi, mengapa rakyat Aceh tetap miskin? Adakah kekayaan alam yang melimpah berupa kutukan? Bila benar sebagai kutukan, mengapa SDA Aceh justru menjadi dapur umum untuk menghidupkan denyut nadi Republik Indonesia, di masa lalu?

BACAAN LAINNYA

Muslim Ayub/Foto/Istimewa.

Muslim Ayub Minta KPK Turun Ke Aceh

25/02/2021 - 19:44 WIB
ersangka dan barang bukti saat diamankan di Polres Langsa, Kamis (25/2/2021).

Polisi Tangkap Seorang Pemuda di Langsa karena Memiliki 39 Paket Sabu

25/02/2021 - 15:55 WIB
Wisuda USK, Februari 2021. Foto/Ist.

Jumlah Pengangguran di Aceh Berada di Peringkat 8 Nasional

25/02/2021 - 06:56 WIB
PT Pupuk Iskandar Muda (PIM). Foto/acehtrend/Bustami.

Sumut dan Kepulauan Riau Dapat Jatah Urea Subsidi dari PIM Terbanyak se-Sumatera

24/02/2021 - 16:37 WIB

Aceh adalah daerah yang dalam sirahnya terus bergolak. Perang seakan memiliki jadwal yang telah disiapkan, yang diawali dari isu agama, identitas lokal, hingga ketidakadilan ekonomi. Dari perang ke perang, dari damai ke damai, rakyat Aceh tetap dalam persoalan klasiknya: miskin dan SDM-nya lemah.

Misal, setelah damai antara GAM dan RI terajut di Aceh dan usianya sudah berjalan 16 tahun, mengapa Aceh tetap miskin? Tetap riuh dengan isu – isu yang melahirkan perpecahan di antara rakyat. Padahal uang melimpah dikirim ke Serambi Mekkah. Program ekonomi bejibun banyaknya, yang kalau dihitung, dapat menyambungkan Aceh dengan Eropa.

Dalam pandangan saya, Aceh yang mendeklarasikan diri sebagai daerah bersyariat, dan itu telah diimplementasikan dalam berbagai qanun, belum mampu menyatukan Aceh dalam satu rasa, yang mempertemukan kita semua dalam bingkai harmoni. Aceh belum menemukan cinta. Atau kita telah kehilangan cinta untuk Aceh?

Kita kehilangan banyak momentum, karena rakyat yang mayoritas memiliki SDM yang kurang bersaing di tataran regional, terus direcoki dengan asupan – asupan negatif. Sementara itu, birokrasi kita korup dan politik yang diejawantahkan oleh parpol, juga bekerja memperkaya personal.

Kita hingga saat ini belum menemukan satu tokoh pun dan kendaraan politiknya, yang benar – benar bekerja atas nama cinta. Semuanya bicara perihal kuasa yang dibalut dalam narasi religius, namun penuh tipuan.

Saya secara pribadi tidak lagi berharap Aceh akan berubah di tangan mereka yang telah populer sebagai pemimpin di Aceh. Mereka itu, populis tapi tidak memiliki kemampuan bahkan bisa jadi tidak memiliki kemauan melakukan tindakan nyata membangun fondasi Aceh yang kuat. Mengapa begitu banyak rakyat yang saat ini lari ke dunia narkoba dan bandarnya menjadi populer di kalangan rakyat, ya karena toke sabu justru memiliki ‘visi’yang lebih jelas dan misi nyata menyelesaikan problem di kalangan rakyat yang terimpit kemiskinan. Na but na peng. Demikian filosofi yang dimiliki oleh grub narkoba. Hasilnya? Sekalipun salah, bisnis haram itu bertumbuh subur dari tahun ke tahun. Tidak sedikit pula mereka yang memiliki mandat sebagai pemimpin, ikut terjerumus ke dalamnya.

Lalu, apa yang harus kita lakukan? Entahlah. Karena telah begitu banyak ide disampaikan, tapi akhirnya menguap begitu saja di udara yang telah penuh polusi kebohongan. Haruskah kita mengulang perang agar kesejahteraan hadir dan bermesra dengan kita semua? Perang bukan jawaban. Karena perang hanya akan menghadirkan kehancuran. Kita butuh sesuatu yang luar biasa. Apa itu? Cinta!

*)Penulis adalah jurnalis dan mahasiswa pascasarjana UIN Ar-Raniry.

Tag: #Headlineacehcintanarkoba
Share116TweetPinKirim
Sebelumnya

Apa yang Harus Dikritisi dari Qanun LKS?

Selanjutnya

Ayah Blang Panyang Lantik PW IKA Darul Munawwarah Barsela

BACAAN LAINNYA

Marthunis M.A.
OPINI

Anggaran, Kemiskinan, dan Investasi Pendidikan Aceh

Kamis, 25/02/2021 - 12:26 WIB
Ilustrasi/Foto/Istimewa.
Artikel

Carut Marut Tender Di Aceh

Rabu, 24/02/2021 - 13:10 WIB
aceHTrend.com
Artikel

Aceh & Hikayat Som Gasien, Peuleumah Hebat

Senin, 22/02/2021 - 17:41 WIB
Dwi Wulandary
OPINI

Melek Teknologi dengan Mengenali Vektor Versus Raster

Senin, 22/02/2021 - 08:38 WIB
Ilustrasi Kemiskinan/FOTO/Media Indonesia.
Artikel

Aceh Tidak Miskin, Aceh Dimiskinkan!

Minggu, 21/02/2021 - 20:01 WIB
Muhajir Juli
Jambo Muhajir

Rokok Rakyat dan Cerutu Pejabat

Sabtu, 20/02/2021 - 16:57 WIB
Ilustrasi: FOTO/Jawapos.
Artikel

Gurita Korupsi Di Aceh, Siapa Peduli?

Jumat, 19/02/2021 - 12:18 WIB
Saiful Akmal
OPINI

Aceh Meutimphan: antara Kemiskinan dan Politik Peu Maop Gop

Jumat, 19/02/2021 - 09:37 WIB
Fauzan Hidayat.
OPINI

Mengapa UEA Alih Investasi dari Singkil ke Sabang?

Kamis, 18/02/2021 - 16:31 WIB
Lihat Lainnya
Selanjutnya
aceHTrend.com

Ayah Blang Panyang Lantik PW IKA Darul Munawwarah Barsela

Kolomnis - Ahmad Humam Hamid
  • Massa AGAH melakukan unjuk rasa di depan Dinas Perhubungan Aceh, Kamis (25/2/2021). Mereka menduga bila 3 unit KMP Aceh Hebat dibangun dari kapal bekas pakai. Foto/Ist.

    Tuding Kapal Aceh Hebat Dibangun dari ‘Rongsokan’, Massa Demo Dishub Aceh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Muslim Ayub Minta KPK Turun Ke Aceh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Warga Babah Lhung Blangpidie Temukan Bayi Dalam Goodie Bag di Warungnya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jumlah Pengangguran di Aceh Berada di Peringkat 8 Nasional

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dituding dari Kapal Bekas, Dishub Aceh: Pengadaan KMP Aceh Hebat Melalui Mekanisme Multiyears

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Ikatan Guru Indonesia

UPDATE TERBARU

Wakil Wali Kota Langsa, Dr H Marzuki Hamid, MM, saat disuntik vaksin tahap dua, Kamis (25/2/2021).
BERITA

Wakil Wali Kota Langsa Disuntik Vaksin Sinovac Tahap Dua

Syafrizal
25/02/2021

aceHTrend.com
BERITA

PNS Abdya Sumbang Rp54 Juta untuk Korban Gempa Sulbar dan Banjir Kalsel

Masrian Mizani
25/02/2021

Sulaiman di RS Graha Bunda Idi Rayek.
BERITA

Pria di Idi Tunong Tusuk Besannya dengan Pisau karena Kesal pada Menantu

Syafrizal
25/02/2021

Muslim Ayub/Foto/Istimewa.
Hukum

Muslim Ayub Minta KPK Turun Ke Aceh

Redaksi aceHTrend
25/02/2021

  • Tentang kami
  • Redaksi
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak kami
  • Kebijakan Privasi
  • Sitemap
Aplikasi Android aceHTrend

© 2015 - 2020 - PT. Aceh Trend Mediana.

Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • BERITA
  • BUDAYA
  • EDITORIAL
  • LIFE STYLE
  • LIPUTAN KHUSUS
  • MAHASISWA MENULIS
  • OPINI
  • SPECIAL
  • SYARIAH
  • WISATA

© 2015 - 2020 - PT. Aceh Trend Mediana.