ACEHTREND.COM, Singkil – Komunitas Adat Kemukiman Gosong Telaga, Singkil Utara, di bawah koordinasi Panglima Laot Lhok bekerja sama dengan Kepala Desa Gosong Telaga Utara, Gosong Telaga Selatan, dan Gosong Telaga Timur, menggelar upacara adat laut di Lokasi Pantai Bendera, Gosong Telaga Selatan, Singkil Utara, Minggu (10/1/2021).
Upacara adat yang dikemas dalam bentuk kenduri laut tersebut, tidak saja dihadiri oleh masyarakat nelayan, tokoh masyarakat, tiga kepala desa tetapi juga dihadiri Sekretaris Mukim Gosong Telaga, Singkil Utara, dan utusan Polsek Singkil Utara.
Sekretaris Kepala Mukim Gosong Telaga, Musdar, mengatakan, upacara adat itu digelar karena beberapa hari lalu ada nelayan yang melanggar ketentuan adat laut dan telah diberikan sanksi adat.
Mereka melaut pada hari Kamis atau malam Jumat ditambah pula ada nelayan luar daerah yang tidak melapor saat melaut pada panglima laut.
Padahal melaut pada hari Kamis atau malam Jumat, tambah Musdar telah dilarang oleh ketentuan adat laut di Kemukiman Gosong Telaga.
“Jadi, jika ada pelanggaran semacam ini atau dalam bentuk lainnya, kita lazim melaksanakan upacara adat laut. Menepung tawari laut, pembacaan doa, pemberian denda sebagai sanksi adat dan kenduri,” ucap Musdar.
Dilarangnya melaut pada Kamis atau malam Jumat, hari Tasyrik dan nelayan luar daerah harus melapor bila melaut di wilayah adat, merupakan ketentuan adat atau kearifan lokal yang sudah berlaku di Gosong Telaga secara turun temurun.
Sementara itu Kepala Desa Gosong Telaga Utara, Moh Dhin, memberikan apresiasi atas terselenggaranya upacara adat laut berupa tepung tawar dan kenduri tersebut.
Moh Dhin mengatakan, Aceh dalam keistimewaannya memiliki qanun yang mengatur pembinaan kehidupan adat istiadat laut.
Dalam qanun itu, sangat mengedepankan sanksi adat dalam menindak setiap pelanggaran adat laut.
“Jadi, pada prinsipnya aturan ini dibuat demi kemaslahatan orang banyak dan lingkungan,” ucap Moh Dhin.
Di penghujung acara, Ustaz Suhirman selaku pemuka agama setempat memimpin pembacaan zikir atau merateb, pembacaan doa, dan tepung tawar laut. Kemudian dilanjutkan kenduri pulut kuning.[]
Editor : Ihan Nurdin