ACEHTREND.COM, Singkil — Bupati Aceh Singkil, Dulmusrid, meresmikan beroperasinya destinasi wisata baru yang diberi nama Ekowisata Hutan Mangrove, Minggu (10/1/2021).
Pembukaan objek wisata yang dikelola Badan Usaha Milik Kampung (BUMK) Bina Cita Kreasi ini, berlokasi di Desa Gosong Telaga Selatan, Kecamatan Singkil Utara, Aceh Singkil.
Bupati Aceh Singkil Dulmusrid dalam kesempatan itu memberikan apresiasi kepada kepala desa dan para pemuda yang telah memanfaatkan alam, kawasan hutan mangrove menjadi destinasi wisata baru di Aceh Singkil setelah Pantai Cemara Indah (PCI) Gosong Telaga.
“Saya atas nama pemerintah daerah memberi penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh yang terlibat dalam pengelolaan wisata alam ini,” kata Dulmusrid.
Dengan bertambahnya objek wisata di Aceh Singkil, bukan saja bisa menyerap tenaga kerja dan meningkatkan perekonomian warga melainkan bisa membuat Aceh Singkil semakin viral sehingga semakin dikenal masyarakat daerah lain.

Oleh sebab itu, Bupati Aceh Singkil berharap seluruh aparat pemerintah desa, aparat kecamatan, pengelola termasuk warga memberi perhatian serius terhadap kemajuan wisata ini.
“Percayalah kalau kita serius mengelola objek wisata, akan menambah pemasukan daerah dan nilai tambah pada pengelola. Dengan sendirinya pendapat kita akan bertambah,” ujar Dulmusrid.
Selain itu bupati meminta agar area objek wisata ini dikelola lebih kreatif dan inovatif. Fasilitasnya ditambah untuk memanjakan dan demi kenyamanan pengunjung.
Sebelumnya Camat Singkil Utara, H Amril Ar SH mengatakan, objek wisata hutan mangrove ini, awalnya dikelola oleh pemuda-pemuda Desa Gosong Telaga Selatan secara sederhana.
Tidak lama kemudian kata Camat, objek wisata tadi mendapat lirikan dan perhatian dari pemerintah kabupaten Aceh Singkil.
Kemudian dibawa koordinasi Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat kampung (DPMK) Aceh Singkil, mengusulkan donasi pembangunan objek wisata ini kepada Kementerian Desa Tertinggal dan disetujui.
Sehingga objek wisata Ekowisata Hutan Mangrove dengan segala vegetasinya telah menjadi destinasi wisata baru di Aceh Singkil.
“Agar Ekowisata Hutan Mangrove berkembang kita akan mengintegrasikan dengan objek wisata Pantai Cemara Indah (PCI) dan dengan beberapa buah pulau yang ada di perairan laut Gosong Telaga Selatan,” ucap Camat Amril.
Sementara itu salah seorang pengelola Ekowisata Hutan Mangrove Gosong Telaga Selatan, Iwan, kepada aceHTrend menyebutkan, sejak dibuka awal Januari 2021 pengunjung yang datang ke lokasi lumayan banyak.
Mereka yang datang berwisata ke sini, tambah Iwan, tidak saja wisatawan dari Aceh Singkil dan sekitarnya. Mereka juga datang dari Kota Subulussalam dan Phak-pak Barat termasuk dari Aceh Selatan.
“Sambil mereka berwisata ke PCI mereka menyempatkan pula berkunjung ke Ekowisata Hutan Mangrove. Jumlah yang berkunjung lumayan besar. Ini dibuktikan dari potongan tiket,” ungkap Iwan.
Dari pantauan aceHTrend, saat berkunjung ke destinasi wisata Ekowisata Hutan Mangrove, tidak terlalu susah. Justru saat menuju ke lokasi sangat mengasyikkan.
Pengunjung terlebih dulu menaiki perahu bermesin robin dan speed boat yang telah disediakan pengelola.
Lalu, menyelusuri alur sungai melalui terowongan hutan mangrove. Dalam hitungan lima atau tujuh menit, pengunjung pun sampai ke tujuan.
Setelah sampai, pengunjung dipandu oleh pengelola mengitari hutan mangrove secara melingkar sepanjang 400 meter. Berada di dalam hutan itu, semacam ada suasana dan aura lain. Perasaan nyaman, adem, jauh dari kebisingan.

Suasana seperti ini diakui Mushadi, seorang pengunjung. Ia mengatakan, berada di hutan mangrove, hatinya merasa tentram. Jauh dari hiruk-pikuk.
“Kalau bisa pengelola tetap memelihara kerimbunan hutan mangrove di kawasan ini. Jika perlu menanam lagi supaya hutannya lebih rapat dan padat,” ujar Mushadi.
Agar wisatawan lebih tertarik lagi datang ke sini, usul Mushadi, pengelola mendatangkan monyet dan hewan reptil jinak seperti biawak ke kawasan ini. Sambil pengunjung mengitari hutan mangrove, mereka bisa menyaksikan hewan-hewan itu bergelantungan dan berkejar-kejaran di dahan pohon dan semak belukar.
Selain itu, bisa juga ditanam berbagai macam tumbuhan hias sepertu anggrek, teratai, bakung dan lain-lain baik di batang bakau maupun di sela-sela mangrove yang ada deltanya.[]
Editor : Ihan Nurdin