ACEHTREND.COM, Banda Aceh– Penyaluran hibah sosialisasi Covid-19 senilai 9,6 miliar rupiah untuk 100 organisasi di Aceh selain mendapat kritik dari lembaga anti korupsi juga ditanggapi oleh Politisi Partai Golkar Andi HS.
“Organisasi kepemudaan dan mahasiswa itu sejatinya terampil hidup mandiri, tidak menerima fasilitas politik dari pemerintah, apalagi berupa uang, yang bisa jadi uang segar itu sulit di pertanggung-jawabkan, setidaknya begitu pengalaman saya selama puluhan tahun di organisasi kepemudaan.”kata Andi HS melalui pesan sambungan Whatshapp yang dikirim ke aceHTrend, Minggu (17/01/21).
Tokoh muda yang berdomisili di Jakarta ini menyarankan agar organisasi pemuda yang menerima dana hibah lebih peka terhadap kondisi masyarakat.
“Saran saya organisasi kepemudaan itu jadi problem solver dalam situasi rakyat yang sulit begini, meringankan beban anggaran pemerintah yang di dapat dari pajak rakyat banyak.”saran Andi HS.
Andi HS juga mengatakan, organisasi pemuda seharusnya lebih kreatif, seperti membuat program-program kerakyatan dengan cara bekerjasama dengan pihak swasta.
“Buat dong program kerakyatan yang kegiatannya bisa saja bekerjasama dengan swasta, pengusaha besar yang untungnya saya tahu juga besar, coba minta sisihkan keuntungan itu untuk program-program kerakyatan. ‘Coba lihat dengan jeli pake mata hati, dalam situasi sulit begini, ada segelintir orang bisa menikmati banyak keuntungan dari proyek pemerintah, mereka tambah kaya di tengah rakyat banyak hidupnya makin susah pada situasi pandemi begini. Begitu situasinya sekarang ini, dan coba lihat dari jauh agar bisa melihatnya dengan jelas dan terang.”ucap Andi HS
Kemudian andi HS juga menambahkan, agar kaum muda yang berhimpun dalam organisasi penerima hibah jangan mau dihargai dengan 100 juta.
“Saran saya, jikapun sudah memang begitu, anak-anak muda yang berhimpun dalam organisasi kepemudaan tidak usah menjadi bagian dari realitas itu, apalagi cuma di hargai 100 juta rupiah. ‘Semoga nyinyir saya itu tidak dianggap lucu oleh tokoh-tokoh organisasi pemuda di Aceh.”tutup Andi HS.