Lelaki berkulit kuning langsat itu termenung. Sembari berdiri di atas trotoar jembatan rangka baja Krueng Tingkeum, Kutablang, Bireuen, yang dibangun beberapa tahun lalu, bola matanya menyiratkan kegundahan. Dia resah karena jalan di kampungnya, yang bersisian langsung dengan Krueng Tingkeum, telah lama mengalami longsor. Kini, sekitar 600 meter jalan, lebih setengah badannya telah ‘dirampok’ oleh sungai.
Lelaki tersebut bernama Mukhlis Munir. Lelaki kelahiran Gampong Kulu, Kutablang, pada 1982, sudah bertahun – tahun gelisah. Tiap memasuki tahun anggaran baru, dia berharap Pemerintah Kabupaten Bireuen, memasukkan kegiatan penanggulangan longsor jalan di kampungnya. Tapi harapan sarjana lulusan Universitas Malikussaleh itu tidak kunjung menjadi nyata.
Selasa, 19 Januari 2021, hatinya kian gulana. Langit tidak begitu cerah. Awan hitam tipis, menggantung di udara. Matanya memerhatikan jalan desa yang menghubungkan Kutablang dan Peusangan, yang semakin tergerus ke sungai. Di Sepanjang 600 meter jalan, lebih dari setengah badannya sudah longsor. Dengan letak jalan yang sangat tinggi dari bibir sungai, membuat aktivis antikorupsi itu tambah tidak tenang.
“Kondisi ini sudah berlangsung lima tahun. Badan jalan terus – menerus longsor. Saat ini semakin kritis,” ujar pendiri lembaga antikorupsi GaSAK Bireuen, yang kini telah divakumkan sementara waktu.
Kondisi longsor tersebut nyaris memakan korban. Seorang warga yang sedang melintas, tiba -tiba terjatuh karena tanah yang dipijaknya tidak kuat menahan bobot tubuhnya yang tidak seberapa. Maut belum mau mendekat. Warga tersebut sempat memegang akar pohon, sehingga tidak terjatuh ke dalam sungai.” Kalau jatuh, bilapun tidak meninggal dunia, patah tulang pasti akan diderita,” ujar Mukhlis.
Mukhlis heran, longsor tersebut terlihat dari jembatan Krueng Tingkeum. Ia berasumsi semua orang mengetahuinya. Tapi, mengapa tidak kunjung ditangani? “Saya tidak hendak menyalahkan siapapun. Mungkin para pejabat terlalu sibuk dengan pekerjaan masing – masing. Sehingga luput memerhatikan kondisi jalan di Gampong Kulu yang semakin kritis,” katanya.
Akhir – akhir ini, Mukhlis semakin tidak tenang. Hujan deras yang turun saban waktu di Kutablang, semakin beringas melahap tiap inci badan jalan tersebut. Warga pun semakin kesulitan melintas. Dia juga khawatir bila anak – anak yang kurang hati – hati melintas di sana.
Video terkait: Jalan LOngsor Gampong Kulu
“Kondisi jalan tersebut sudah pada tahap menebar ancaman bagi siapapun. Apalagi di malam hari atau ketika sedang turun hujan,” sebutnya.
Mukhlis berharap, bila sebelumnya Pemerintah Bireuen luput menaruh perhatian kepada jalan tersebut, Kiranya setelah ini, dapat memberikan tindakan penanggulangan. “Saya sampaikan ini sebelum jatuh korban. Serta berharap Pemerintah Bireuen segera melakukan kegiatan penanggulangan, sebelum longsoran tersebut menelan korban. []