ACEHTREND.COM, Singkil – Dalam beberapa pekan terakhir ini, populasi nyamuk di permukiman Gosong Telaga, Singkil Utara, Aceh Singkil luar biasa banyak.
Jika kondisi ini berlangsung lama dan dibiarkan terus, warga khawatir akan menimbulkan penyakit demam berdarah dengue (DBD) dan cepat atau lambat akan menelan korban jiwa.
Karena itu, warga Gosong Telaga Selatan, Singkil Utara, Rina (49 tahun), meminta pada Pemkab Aceh Singkil dalam hal ini Dinas Kesehatan agar melakukan fogging atau pengasapan di permukiman warga. Tindakan ini menurutnya sangat penting untuk mencegah terjadinya penyakit DBD.
“Nyamuk akhir-akhir ini luar biasa banyaknya. Kalau ini berlangsung lama, bisa membahayakan warga. Karena itu kami minta pada Dinas Kesehatan Aceh Singkil supaya melakukan pengasapan di lingkungan warga,” ungkap Rina menyampaikan kegusarannya, Senin (25/1/2021).
Hal senada juga diutarakan warga lainnya, Rian. Di rumahnya, akhir-akhir ini nyamuk sangat banyak begitu juga di rumah tetangga. Kalau nyamuk ini tidak cepat dibasmi, katanya, bisa berbahaya. Apalagi sekarang sedang musim hujan, aliran parit banyak yang tidak berfungsi plus lingkungan yang kotor.
“Ini membuat nyamuk semakin berkembang. Jadi, harus cepat dicegah dan dibasmi,” ucap Rian.
Mengingat itu, Rian menyarankan kepada kepala desa dan warga lainnya supaya melakukan gotong royong untuk membersihkan lingkungan.
Apalagi menurut informasi yang aceHTrend dapatkan, banyak anak-anak sekarang yang mengalami demam, lemas, dan muntah-muntah, seperti gejala demam malaria.
Bahkan, di Desa Pulo Sarok, Singkil ada beberapa warga yang sudah terjangkit demam yang disebabkan oleh nyamuk aedes aegypti.
Berkaitan dengan itu, Eva, seorang warga lainnya meminta Dinas Kesehatan Aceh Singkil supaya dapat merespons cepat masalah nyamuk ini.
“Dinas Kesehatan segera melakukan fogging. Tapi kalau bisa, fogging yang dilakukan nanti menggunakan obat (minyak) asli pembasmi nyamuk, bukan minyak campuran apalagi palsu. Dinas Kesehatan harus segera melakukan fogging (pengasapan) supaya nyamuk segera lenyap,” pungkas Eva.[]
Editor : Ihan Nurdin