• Tentang kami
  • Redaksi
aceHTrend.com
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • SYARIAH
    • MESJID
  • BERITA
    • POLITIK
    • HUKUM
    • DUNIA
  • WAJAH ACEH
    • WISATA
  • LIFE STYLE
    • HIBURAN
  • SPESIAL
    • BUDAYA
  • OPINI
    • ARTIKEL
    • RESAM
  • EDITORIAL
  • LIPUTAN KHUSUS
  • BUDAYA
  • SOSOK
aceHTrend.com
  • HOME
  • SYARIAH
    • MESJID
  • BERITA
    • POLITIK
    • HUKUM
    • DUNIA
  • WAJAH ACEH
    • WISATA
  • LIFE STYLE
    • HIBURAN
  • SPESIAL
    • BUDAYA
  • OPINI
    • ARTIKEL
    • RESAM
  • EDITORIAL
  • LIPUTAN KHUSUS
  • BUDAYA
  • SOSOK
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
aceHTrend.com
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil

Urgensi Lingkungan Pendidikan Positif bagi Siswa

Redaksi aceHTrendRedaksi aceHTrend
Senin, 15/02/2021 - 12:05 WIB
di OPINI, Artikel
A A
Urgensi Lingkungan Pendidikan Positif bagi Siswa
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh Aulia Denisa Putri, S.Psi.*

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan menjadi suatu kebutuhan bagi semua orang. Menurut UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan. Oleh karena itu, melalui pendidikan setiap individu memiliki wadah untuk mengembangkan semua potensi diri yang dimiliki melalui suatu proses pendidikan.

Salah satu upaya untuk mencapai tujuan pendidikan adalah dengan menciptakan lingkungan pendidikan yang positif. Sekolah merupakan lingkungan pendidikan yang menjadi rumah kedua bagi siswa. Sekolah merupakan tempat siswa belajar dan mengembangkan diri baik secara akademik maupun nonakademik untuk meraih cita-cita yang diinginkan. Siswa membutuhkan perasaan aman, dihargai dan diterima oleh guru dan teman-temannya di sekolah. Oleh karena itu, siswa akan belajar dengan lebih baik ketika mereka memiliki persepsi yang positif terhadap sekolahnya.

Lingkungan pendidikan yang positif merupakan salah satu komponen penting dalam proses pembelajaran. Dalam lingkungan pendidikan yang positif, hubungan yang sehat antara siswa dengan guru dan teman-temannya akan terjalin. Siswa akan ke sekolah dengan perasaan senang karena setiap harinya akan bertemu dengan guru dan teman-temannya. Mari kita bayangkan, jika siswa merasa tidak nyaman dengan gurunya karena merasa sungkan, sehingga tidak tercipta komunikasi dua arah antara siswa dan guru. Belum lagi jika pola interaksi antar siswa juga tidak terjalin dengan baik, seperti masih adanya perilaku bullying, baik itu berupa bullying verbal, fisik, atau tindakan mengucilkan hanya karena adanya perbedaan. Pola interaksi yang tidak sehat antara siswa dengan guru dan temannya akan menyebabkan perasaan tidak nyaman, sehingga dapat menjadi salah satu penyebab menurunnya semangat siswa dalam belajar. Lalu, bagaimana cara menciptakan lingkungan pendidikan yang positif?

BACAAN LAINNYA

Peran Sekolah Swasta dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan

Peran Sekolah Swasta dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan

14/04/2021 - 15:34 WIB
Ramadan Ajang Introspeksi Diri

Menjadikan Ramadan Momentum Muhasabah Diri

13/04/2021 - 12:10 WIB
Menggugu “Guru Aini”

Menggugu “Guru Aini”

05/04/2021 - 08:55 WIB
Bukan Guru Lontong Basi

Bukan Guru Lontong Basi

29/03/2021 - 08:30 WIB

Pertama, siswa harus dihargai dan dihormati meskipun memiliki karakteristik khusus seperti perbedaan ras, suku, dan agama. Keanekaragaman inilah yang membentuk keunikan dari masing-masing siswa. Setiap siswa patut untuk diperlakukan sama tanpa adanya tindakan diskriminatif meskipun memiliki keragamannya masing-masing. Hal ini dapat tercapai jika setiap individu memiliki pengetahuan mengenai perbedaan individual. Sekolah dapat menyelenggarakan kegiatan agar semua siswa dapat belajar mengenai keanekaragaman budaya melalui kegiatan yang menyenangkan. Sehingga warga sekolah memiliki pandangan bahwa setiap individu itu istimewa dengan keunikannya masing-masing.

Kedua, agar siswa dapat belajar dengan tenang, siswa harus merasa aman baik secara fisik maupun psikologis. Siswa harus bebas dari segala bentuk tekanan yang menghalangi kebebasannya untuk mengekspresikan diri. Dengan begitu, siswa berani untuk bertindak dan mengemukakan pendapatnya tanpa khawatir akan adanya penilaian negatif dari orang lain. Contohnya, berikan kesadaran bagi siswa bahwa setiap siswa memiliki prosesnya masing-masing. Jadi, siswa tidak perlu takut atau malu jika masih belum mampu menguasai suatu materi yang sedang dipelajari. Jika hal ini dapat terinternalisasi dengan baik, maka setiap siswa akan menghargai semua upaya siswa lain tanpa saling meremehkan satu sama lain atas kegagalan yang dialami.

Ketiga, adanya kelekatan yang terjalin antara semua warga sekolah. Guru dan semua unit pendukung merupakan orang tua kedua bagi siswa di sekolah, sedangkan teman-temannya di sekolah layaknya saudara bagi siswa. Kelekatan dapat terbentuk ketika adanya sikap saling menghargai, memahami, dan saling mendukung satu sama lain. Jika kelekatan tersebut sudah terbangun, maka akan membentuk rasa percaya dan perasaan aman pada diri siswa terhadap sekolah. Hal ini dapat diterapkan mulai dari hal yang sederhana, yaitu penerapan budaya senyum, sapa, salam, sopan dan satun dalam berinteraksi. Pola interaksi tersebut dapat menciptakan kehangatan dan rasa kekeluargaan antarwarga sekolah.

Keempat, menumbuhkan sifat untuk terus belajar agar dapat tumbuh dan berkembang bersama. Setiap siswa pasti memiliki tingkat capaian kemampuannya masing-masing. Ada yang dapat memahami suatu materi dengan sekali pemaparan dan ada yang harus berlatih berkali-kali terlebih dahulu. Ini merupakan hal yang wajar, asalkan setiap siswa memiliki rasa pantang menyerah dan semangat belajar yang tinggi. Hal yang dikhawatirkan justru adalah ketika terdapat siswa yang semangat belajarnya makin menurun karena merasa dirinya terlalu tertinggal dari teman-temannya yang lain. Hal inilah yang harus diperhatikan oleh guru. Ketika capaian kemampuan siswa terlalu jauh berbeda, guru dapat membentuk kelompok belajar dengan skema peer teaching. Siswa yang capaian kemampuannya lebih baik diarahkan untuk membantu teman lainnya untuk belajar bersama. Hal ini dapat menumbuhkan sifat kepedulian antarsesama siswa. Siswa akan menyadari bahwa setiap dari mereka memiliki tingkat capaiannya masing-masing. Tujuan akhirnya agar semua siswa dapat belajar bersama untuk mencapai tujuan yang serupa.

Kelima, semua warga sekolah bersama-sama menjalankan dan menginternalisasikan budaya sekolah yang menjadi landasan bersama dalam bersikap dan berperilaku. Setiap sekolah pasti memiliki budaya dan norma sekolah yang menjadi visi dan misi bersama. Budaya sekolah yang disusun pasti berupa nilai-nilai positif yang berfungsi untuk menjaga kualitas dan mutu dari sekolah itu sendiri. Budaya sekolah merujuk pada suatu sistem nilai, kepercayaan dan norma-norma yang diterima secara bersama, serta dilaksanakan dengan penuh kesadaran, yang dibentuk oleh lingkungan yang menciptakan pemahaman yang sama diantara seluruh unsur dan personil sekolah baik itu kepala sekolah, guru, staf dan siswa (Setiyati, 2014).

Budaya sekolah merupakan rujukan warga sekolah dalam bersikap dan memandang suatu hal, karena didalamnya terdapat nilai-nilai penting yang menjadi keyakinan bersama. Jika terdapat warga sekolah yang tidak menerapkan budaya sekolah yang berlaku, maka akan terjadi gesekan-gesekan yang membuat dinamika interaksi menjadi kurang harmonis. Oleh karena itu, nilai-nilai dalam budaya sekolah inilah yang menjadi pendorong kesadaran bagi semua warga sekolah dalam berperilaku sehingga menciptakan sikap-sikap positif yang diharapkan dapat menciptakan perilaku yang harmonis antar seluruh warga sekolah.

Seluruh stakeholders di sekolah memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang positif. Ketika setiap individu di sekolah mampu menumbuhkan budaya sekolah yang positif, maka siswa akan memiliki persepsi yang positif terhadap sekolah. Hal ini akan membuat siswa nyaman dan merasa aman berada di lingkungan pendidikan tersebut sehingga menjadi salah satu faktor yang dapat meningkatkan semangat siswa dalam belajar dan berprestasi.[]

Penulis adalah Konselor Sekolah Sukma Bangsa Lhokseumawe

Editor : Ihan Nurdin

Tag: opini acehtrendTutô Sukma Bangsa
ShareTweetPinKirim
Sebelumnya

Aktivis Unjuk Rasa di Kota Paris, Tolak RUU yang Merugikan Umat Islam

Selanjutnya

Mahasiswa STAIN Meulaboh Juara I Lomba Catur Universitas Teuku Umar

BACAAN LAINNYA

Puasa dan Aktualisasi Ketakwaan
Artikel

Puasa dan Aktualisasi Ketakwaan

Kamis, 15/04/2021 - 06:03 WIB
Sie Reubôh Simbol Diplomasi Budaya dan Agama
Artikel

Sie Reubôh Simbol Diplomasi Budaya dan Agama

Selasa, 13/04/2021 - 13:34 WIB
Aceh Butuh Banyak Darah, Ayo Kita Donasikan
Artikel

Aceh Butuh Banyak Darah, Ayo Kita Donasikan

Selasa, 13/04/2021 - 00:44 WIB
Kolom: Suka Pamer
Kolom

Kolom: Suka Pamer

Sabtu, 10/04/2021 - 16:48 WIB
Kolomnis - Ahmad Humam Hamid
OPINI

LMC (79): Islam Klasik: Wabah dan Peradaban (IV)

Sabtu, 10/04/2021 - 13:54 WIB
Memahami AKM sebagai Pengganti UN
Artikel

Memahami AKM sebagai Pengganti UN

Rabu, 07/04/2021 - 18:40 WIB
Dara Aceh Ini Suarakan Hak-hak Disabilitas di Panggung Internasional

Menilik Program Imunisasi di Tengah Pandemi

Minggu, 04/04/2021 - 10:42 WIB
Bireuen Butuh Ring Tinju
Jambo Muhajir

Bireuen Butuh Ring Tinju

Sabtu, 03/04/2021 - 16:49 WIB
Gampong ‘Terbuka’ Cegah Konflik dan Korupsi

Gampong ‘Terbuka’ Cegah Konflik dan Korupsi

Kamis, 01/04/2021 - 16:03 WIB
Lihat Lainnya
Selanjutnya
Mahasiswa STAIN Meulaboh Juara I Lomba Catur Universitas Teuku Umar

Mahasiswa STAIN Meulaboh Juara I Lomba Catur Universitas Teuku Umar

Kolomnis - Ahmad Humam Hamid
  • Bolehkah Memasak untuk Suami yang Tidak Berpuasa?

    Bolehkah Memasak untuk Suami yang Tidak Berpuasa?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bangsa Rum dalam Islam di Akhir Zaman

    44 shares
    Share 44 Tweet 0
  • Tujuh Bulan Gaji Aparatur Desa di Subulussalam Belum Cair, Anggota Dewan Minta Perhatian Wali Kota

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Seorang Nenek di Langsa Bunuh Diri di Hari Makmeugang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bintang dan Salmaza Tinjau Ramadan Fair Kota Subulussalam di Masjid Agung

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Ikatan Guru Indonesia

UPDATE TERBARU

Puasa dan Aktualisasi Ketakwaan
Artikel

Puasa dan Aktualisasi Ketakwaan

Redaksi aceHTrend
15/04/2021

Azizi Rahmatillah Nahkodai IMKJ
Daerah

Azizi Rahmatillah Nahkodai IMKJ

Muhajir Juli
14/04/2021

Peran Sekolah Swasta dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan
OPINI

Peran Sekolah Swasta dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan

Redaksi aceHTrend
14/04/2021

Kafalah Indonesia dan Alumni Modal Bangsa Salurkan Bantuan Muslim Eropa dan Turki di Aceh Besar
BERITA

Kafalah Indonesia dan Alumni Modal Bangsa Salurkan Bantuan Muslim Eropa dan Turki di Aceh Besar

Teuku Hendra Keumala
14/04/2021

  • Tentang kami
  • Redaksi
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak kami
  • Kebijakan Privasi
  • Sitemap
Aplikasi Android aceHTrend

© 2015 - 2020 - PT. Aceh Trend Mediana.

Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • BERITA
  • BUDAYA
  • EDITORIAL
  • LIFE STYLE
  • LIPUTAN KHUSUS
  • MAHASISWA MENULIS
  • OPINI
  • SPECIAL
  • SYARIAH
  • WISATA

© 2015 - 2020 - PT. Aceh Trend Mediana.