ACEHTREND.COM, Banda Aceh — Pusat Riset dan Pengembangan Pendidikan Realistik Matematika Indonesia (PRP PMRI) Universitas Syiah Kuala berkomitmen untuk terus memasifkan penggunaan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik kepada peserta didik.
Kepala Pusat Riset PMRI USK, Prof Rahmah Johar, mengatakan kemampuan matematika peserta didik di Aceh masih belum memuaskan. Kondisi ini juga terjadi secara umum di Indonesia. Oleh karena itu, perguruan tinggi perlu memaksimalkan kontribusinya dalam menyelesaikan permasalahan tersebut.
Ia mengatakan, salah satu penyebab rendahnya minat peserta didik pada matematika ialah karena objek atau kajian matematika yang sifatnya abstrak. Ditambah, seringkali penyampaiannya kurang sesuai dengan karakteristik siswa.
“Namun, walaupun objek kajiannya itu abstrak, tetapi penalarannya harus nyata (real) sehingga masuk akal bagi siswa. Diperlukan pendekatan mengajar yang tepat untuk membantu siswa mempelajari matematika. Karena inilah pendekatan Pendidikan Matematika Realistik yang diadaptasi dari Realistic Mathematics Education (RME) hadir,” katanya, Sabtu (27/2/2021).
Dengan menerapkan RME, pembelajaran diawali dengan memberikan masalah yang menantang (problematic situation) dan nyata dalam kehidupan siswa ataupun nyata dalam pikiran mereka sehingga siswa berkontribusi dalam memperoleh pengetahuan.
“Hasilnya mereka menjadi problem solver karena tidak hanya menerima atau menghafal konsep ataupun prosedur yang sudah ada,” katanya lagi.
Keseriusan PRP PMRI tersebut menjadi komitmen bersama saat mengadakan rapat kerja PRP PMRI pada Kamis, 25 Januari 2021.
Dalam kesempatan itu, pengurus PRP PMRI Prof Marwan Ramli menegaskan, bukan hanya murid sekolah dasar saja yang bermasalah dengan matematika. Ia bahkan pernah menemui adanya pelajar SMP yang menjawab 2×3=4.
“Di tingkat universitas pun masih ada mahasiswa yang sulit menjelaskan dengan lancar, manakah yang lebih besar 1/3 atau 9/16? Mereka hanya menggunakan prosedur kali silang, bukan dengan number sense (makna bilangan) ataupun penalaran,” katanya.
Senada dengan itu, anggota PRP PMRI lainnya, Dr Sulastri, yang juga Ketua Pelaksana KKN USK menyampaikan bahwa sekolah dari rumah atau sekolah jarak jauh yang dilaksanakan selama hampir setahun di masa pandemi ini, menyebabkan terjadinya ‘learning loss‘ sehingga literasi matematika dan numerasi siswa semakin memprihatinkan.
“Efek ‘learning loss‘ mungkin tidak akan terlihat jelas sekarang, tetapi pada jangka panjang. Oleh karena itu, PRP PMRI melalui program-program kerja di tahun 2021 perlu melakukan beberapa kegiatan untuk membantu meminimalisir efek ‘learning loss’ tersebut.
Sementara itu, Kepala Pusat Riset Nilam USK, Dr Saifullah Muhammad, dalam raker tersebut memberikan salah satu tips suksesnya pusat riset yaitu team work, bukan hanya sesama internal tetapi juga dengan pimpinan dan eksternal. Ia berpesan kepada semua anggota Pusat Riset PMRI untuk saling menjaga dan saling mendukung serta memperbanyak kerja sama antardisiplin ilmu dan antarinstansi yang mendukung, baik lokal, nasional, maupun internasional.[]