ACEHTREND.COM, Banda Aceh — Atsiri Research Center Universitas Syiah Kuala (ARC-USK) kembali menjalin kerja sama inovasi riset dengan University Sain Malaysia (USM). Kerja sama ini untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas ekstraksi nilam Aceh dengan metode super crytical extraction (ekstraksi super kritis) CO2 yang akan menghasilkan minyak dari daun nilam Aceh dengan kuantitas dan kualitas tinggi.
Kepala ARC-PUIPT Nilam Universitas Syiah Kuala, Dr. Syaifullah Muhammad, mengatakan biasanya ekstraksi daun nilam dilakukan dengan metode penyulingan menggunakan uap panas. Metode ini hanya bisa menghasilkan rendemen minyak maksimum sekitar 3%. Dengan inovasi teknologi superkritis CO2 diharapkan semua minyak yang terkandung dalam daun dan batang nilam sekitar 5% dapat diekstraksi.
“Minyak nilam yang dihasilkan akan sangat murni karena media CO2-nya langsung menguap dari minyak nilam. Hal ini berbeda jika dibandingkan dengan metoda tradisional steam extraction karena minyak yang dihasilkan masih bercampur dengan air,” ujarnya, Minggu (7/3/2021).
Syaifullah menyampaikan, sebagai Center of Excellent Nilam, ARC-USK terus mengembangkan inovasi untuk memberikan nilai tambah bagi komoditas unggulan lokal Aceh.
“Kerja sama dengan USM Malaysia ini adalah upaya pengembangan inovasi teknologi agar kita bisa menghasilkan minyak nilam dengan kualitas dan kuantitas tinggi. Ini akan sangat bermanfaat untuk pengembangan berbagai produk turunan dengan nilai tambah tinggi seperti parfum, lotion antiaging, aroma terapi dan lain-lain,” jelas Syaifullah.
Pada 2020 lalu, ARC telah menjalin kerja sama dengan Kementerian Perindustrian dan Kementerian Ristek dalam pengembangan komponen aktif minyak nilam sebagai antioksidan dan antiaging melalui Prioritas Riset Nasional (PRN) yang didanai oleh LPDP.
“Akhir tahun ini, insya Allah kita akan meluncurkan prototipe dari produk antiaging turunan nilam tersebut. Kerja sama dengan Tim Riset USM di bawah pimpinan Prof Khalil terkait eksteraksi nilam secara superkritis CO2, akan semakin menguatkan inovasi nilam melalui PRN tersebut. Ke depan kita akan semakin banyak memerlukan minyak nilam untuk diproses menjadi end product,” lanjut Syaifullah yang juga Ketua Umum Aceh Australian Alumni ini.
Kerja sama dengan USM ini kata dia akan dibiayai oleh kedua universitas. Pendanaan dari ARC berasal dari LPPM-USK melalui skema Penilitian Unggulan Universitas Penugasan (PUUP) yang direncanakan selama tiga tahun. Tim peneliti ARC terdiri atas Dr Syaifullah Muhammad, Prof Dr Marwan, Prof Dr M Faisal, Dr Yunardi, dan Dr Indra. Sementara tim peneliti dari USM terdiri atas Prof Abdul Khalil, Dr Nurul Fazita, Dr Che Ku Abdullah, dan Dr Rihayati Mohd Isa.
Kedua belah pihak sudah melakukan rapat perdana secara online pada Jumat (5/3/2021). Pada kesempatan itu Prof Abdul Khalil memuji ARC sebagai center of exellent perguruan tinggi yang beroriantasi pada industri, terutama industri yang berbasis komoditas unggulan negara.
“Saya sudah pernah ke ARC Universitas Syiah Kuala dan membeli serta menggunakan parfum dari Nilam. Ini adalah produk kualitas internasional. Karena itu kami senang bisa mengambil bagian dalam kerja sama riset ini. Saya yakin ini akan bermanfaat besar untuk kedua negara serumpun Indonesia dan Malaysia,” katanya.
“Kita rencanakan ada peneliti dan student dari Aceh yang bisa melakukan riset terkait ekstraksi super kritis CO2 nilam di USM sehingga bisa terjadi transfer teknologi, publikasi internasional dan pengembangan produk inovasi dari nilam pada masa yang akan datang,” jelas Prof Khalil yang juga profesor senior di School of Industrial Technology University Sain Malaysia ini.
Dalam empat tahun terakhir ARC-PUIPT Nilam Universitas Syiah Kuala telah melakukan berbagai program inovasi untuk membangkitkan kembali industri nilam Aceh. Berbagai kerja sama riset, pengembangan produk inovasi, community development hingga kerja sama bisnis telah dilakukan baik lokal, nasional maupun internasional.
Pendekatan pentahelix yaitu sinergi antara perguruan tinggi, pemerintah, dunia usaha, masyarakat, dan media menjadi salah satu kunci utama kesuksesan berbagai program nilam selama ini.[]