• Tentang kami
  • Redaksi
aceHTrend.com
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • SYARIAH
    • MESJID
  • BERITA
    • POLITIK
    • HUKUM
    • DUNIA
  • WAJAH ACEH
    • WISATA
  • LIFE STYLE
    • HIBURAN
  • SPESIAL
    • BUDAYA
  • OPINI
    • ARTIKEL
    • RESAM
  • EDITORIAL
  • LIPUTAN KHUSUS
  • BUDAYA
  • SOSOK
aceHTrend.com
  • HOME
  • SYARIAH
    • MESJID
  • BERITA
    • POLITIK
    • HUKUM
    • DUNIA
  • WAJAH ACEH
    • WISATA
  • LIFE STYLE
    • HIBURAN
  • SPESIAL
    • BUDAYA
  • OPINI
    • ARTIKEL
    • RESAM
  • EDITORIAL
  • LIPUTAN KHUSUS
  • BUDAYA
  • SOSOK
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
aceHTrend.com
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil

[CERPEN]: Kawin

Redaksi aceHTrendRedaksi aceHTrend
Minggu, 04/04/2021 - 14:30 WIB
di BUDAYA, Cerpen
A A
Ilustasi @Deviantart.com/jupiterthird

Ilustasi @Deviantart.com/jupiterthird

Share on FacebookShare on Twitter

Oleh Nita Juniarti*

 

“Apa hal baru yang bisa kita lakukan saat ini?” tanya Sya pada kekasihnya, Ti.

“Bagaimana kalau kita kawin dulu, baru setelah itu kita bicarakan kembali!,” jawab Ti.

BACAAN LAINNYA

Zulma Amalia

[Cerpen]: Berdampingan dengan Korona? Siapa Takut!

17/04/2021 - 10:40 WIB
Ilustrasi

[CERPEN]: Kota dan Kematian Seorang Warganya

27/02/2021 - 14:20 WIB
Nafla Atifa

[PUISI]: Bangga akan Bangsaku

21/02/2021 - 09:07 WIB
Alya Amira As shifa

Pelangi

21/02/2021 - 08:55 WIB

“Kenapa harus kawin? Jika masa depan sekarang bisa dibangun tanpa kawin?”

“Yah, kawin itu untuk orang-orang beradab agar tau perbedaan antara hal yang tidak baik lantas jadi baik.”

“Kawin itu cuma melegalkan hubungan saja. Pekerjaan yang harusnya haram!”

“Aku tidak ingin berdebat denganmu, jika kau mau kawin denganku mari bahas masa depan. Jika tidak aku akan kawin dengan orang lain.”

“Apa artinya kawin bagimu? Sampai sepenting itu. Aku mencintaimu, bahkan hingga langit runtuh dan bumi menjadi datar!”

“Cinta tidak pernah cukup tanpa kawin!”

Hari berlalu, perdebatan sengit itu membuahkan hasil. Sya melamar kekasihnya, Ti, dia menyerah. Ti adalah satu-satunya perempuan yang tegar dalam perjuangan apa pun yang sedang diperjuangkan, tidak akan dibiarkan Ti yang berpotensi itu jatuh ke tangan lelaki yang lebih jahanam darinya. Mereka menikah dalam sebuah acara sederhana yang khidmat, akad nikah dilangsungkan, mereka menjadi sepasang suami istri yang tercatat di negara dan agama.

“Apakah kau puas?”

“Iya, ini cerita baru untukku. Menjadi istrimu, kawin denganmu!”

“Lalu, apa yang akan kita lakukan setelah ini?”

“Merancang masa depan yang kauimpikan. Kau ingin ajak aku apa?”

“Aku ingin punya rumah di tengah hutan dengan kau!”

“Tak masalah, bagiku asal untuk umat meski di tengah hutan, kita harus berbuat.”

“Umat mana yang kau maksud?”

“Mana saja, yang penting gelarnya masih manusia belum malaikat.”

***

Sya membangun rumah di tengah kebun peninggalan keluarganya untuk Ti. Mereka hidup dengan baik di sana. Listrik dan air tersedia cukup, setiap hari Ti bahagia merawat kebun lama dan membentuk kebun baru keluarga kecil mereka. Rumah mereka diliputi hutan dan terbuka, jika malam rasanya jadi seperti kebun binatang.

Sya sungguh beruntung, rumah mereka tidak akan sepi lagi. Sebulan perkawinan, Ti mengandung buah cinta mereka. Namun, kabar buruk. Seorang teman aktivis menjemput Sya dan mengabarkan bahwa negeri tidak sebaik rumah mereka yang berada di tengah hutan.

“Sya, perjuangan sedang memanggil.”

“Kenapa Sya harus ikut?” tanya Ti, sensitif.

“Sebab, ketika muda Sya adalah pemimpin paling depan soal kerusakan lingkungan, belum lagi ini persoalan tambang!”

“Buka YouTube Sya!”

“Astaga, kenapa kehidupan pengantin baru melenakanku?”

“Kenapa?”

“Lihat ini, Ti!”

“Berangkatlah, berdirilah di barisan paling depan, di moncong senjata itu. Jangan biarkan siapa pun semena-mena pada alam. Jika kau izinkan aku ikut, aku ingin berada di barisan paling depan kalau bisa tepat di moncong senjata para penghalang!”

“Buatlah kopi Ti, tidak bagus tamu jauh terlalu lama tanpa kopi.”

“Baik, tapi kau ingat kataku tadi.”

“Tentu!”

Teman Sya kaget, Ti istri Sya lebih histeris ketimbang Sya.

“Sebenarnya, perempuan seperti apa yang kau ajak kawin Sya?”

“Perempuan gila, dia seorang gila dan berambisi, baris depan aktivis perempuan!”

“Astaga!”

“Kenapa?”

“Kukira setelah kawin kita akan jadi orang kalah sebab kawin adalah untuk orang bersusila dan beradab sehingga segala protes meski untuk kebaikan lingkungan akan didiamkan!”

“Tentu tidak, tergantung dengan siapa kaukawin.”

Ti kembali, dia meminjam handphone dan mencari lebih banyak data.

“Terima kasih sudah menjemput Sya. Bawa dia untuk memikirkan keadaan panasnya negara. Kauharus pergi untuk revolusi. Harus meninggalkan keluarga demi revolusi.”

“Aku akan berangkat sekarang”

“Aku ikut”

“Tidak, sekiranya aku tidak kembali di malam keseratus perkawinan kita, maka susul aku dan silakan berada di barisan paling depan. Semoga kita ketemu di akhirat.”

“Baik!”

Setelah menyeruput kopi, Sya pergi bersama kawannya.

***

Sialnya, malam ke-88 perkawinan mereka, perut Ti mulai membesar, setiap pulang ke kampung tetangga mulai berbisik, bagaimana perempuan yang ditinggal suaminya bisa hamil? Ti tidak peduli, hidup di tengah hutan dan tanpa turun ke kampung, dia akhirnya memenuhi segala kebutuhannya. Malam ke-99, Ti sudah bersiap-siap akan berangkat di hari ke-100 pernikahan mereka.

Belum sampai hari ke-100, baru malamnya, segerombolan orang datang ke desa. Desa kisruh, berita sampai ke telinga Ti sebab orang-orang berlari ke hutan, ke rumahnya. Ia menjamu mereka tapi situasi itu tidak lama. Segerombolan orang itu menyerbu rumah Ti, anak-anak diambil, perempuan diperkosa, laki-laki ditembak. Ti masih mematung. Siapa pun yang bergerak akan jadi mayat.

“Apa kau perempuan yang bernama Ti dan akan menjadi pejuang?”

“Ada apa?”

“Suamimu Sya, sudah dirobek-robek srigala karena sok menjadi pahlawan!”

“Sial, kenapa tidak sekalian dirobek-robek semua hewan buas demi perjuangan?”

“Hah!”

“Apa?”

“Benar kabarnya, dia perempuan gila perjuangan!” bisik teman si penanya.

“Apa yang kausesali?” tanyanya pada Ti.

“Kawin! Seandainya aku tidak mendengar bahwa kawin adalah pencegah perjuangan maka aku akan menyesal. Tapi sekarang, aku tidak menyesal kawin karena suamiku, adalah pejuang!”

“Omong kosong!”

“Bumi, alam, dan segala isinya yang ada di negara ini memang milik negara, negara yang mana? Rakyat yang mana yang menikmatinya, apakah seupil orang kaya? Secuil pejabat? Aku dan semua orang di sini juga rakyat, kami berhak membela apa yang Tuhan anugerahkan, kenapa dibedakan?”

“Siapa pun yang melawan adalah pengkhianat.”

“Siapa yang bilang?”

“Penguasa.”

“Lantas siapa yang menghakimi para penguasa! Omong kosong!”

“Susul suamimu yang dimakan serigala, perempuan jahanam!”

Lelaki itu makin tak sabar.

“Suamiku mati dimakan serigala, jasadnya abadi sebagai pejuang, tidak ada yang mengalahkan semangat perjuangan!”

Door!

Peluru itu bersarang di perut Ti, tepat di mana anaknya tidur dengan tenang.

“Aku…tak…menyesal… kawin!” gumam Ti.

Doorr!

Genangan darah perjuangan tidak ada yang menahan lajunya.[]

 

*Penulis adalah warga Aceh Barat Daya, peserta kelas menulis Sigupai Mambaco

Editor : Ihan Nurdin

Tag: CerpenNita Juniartisastra
ShareTweetPinKirim
Sebelumnya

Selat Haji, Jalur Menuju Mekkah JCH Asal Aceh di Masa Lalu

Selanjutnya

Pengurus IKAT Diskusikan Solusi Kemiskinan di Aceh dengan Para Pihak

BACAAN LAINNYA

RA Kartini.
Sejarah

Menebak Agama Kartini, Islam Atau Budha?

Rabu, 21/04/2021 - 13:48 WIB
Alya Amira
BUDAYA

[Puisi] Bertualang di Bulan Ramadan

Minggu, 18/04/2021 - 13:24 WIB
Assauti Wahid
BUDAYA

Makmeugang; Cara Masyarakat Aceh Bergembira Menyambut Ramadan

Minggu, 11/04/2021 - 22:52 WIB
Proses konservasi manuskrip
BERITA

Tim Pusat Preservasi Naskah Kuno Perpusnas RI Konservasi Manuskrip Aceh Koleksi Cek Midi

Jumat, 26/03/2021 - 17:34 WIB
aceHTrend.com
BUDAYA

Kenduri Apam IMPM Mutiara Raya Diharapkan Masuk Kalender Wisata Banda Aceh

Senin, 15/03/2021 - 09:19 WIB
Assauti Wahid
BUDAYA

Tradisi Têt Apam Menyambut Bulan Rajab dan Isra’ Mi’raj

Sabtu, 13/03/2021 - 12:21 WIB
Kapal Kargo masa Pendudukan Belanda Bawa Barang dari Singkil ke negara-negara Eropa (foto repro)
Sejarah

Pelabuhan Singkil; Bandar Niaga Internasional di Pantai Barat Aceh

Kamis, 04/03/2021 - 10:06 WIB
Nasya
BUDAYA

Puisi-Puisi Nasya Febrila

Minggu, 28/02/2021 - 10:59 WIB
Alya Amira Asshifa
BUDAYA

Puisi Alya Amira Asshifa

Minggu, 28/02/2021 - 10:36 WIB
Lihat Lainnya
Selanjutnya
aceHTrend.com

Pengurus IKAT Diskusikan Solusi Kemiskinan di Aceh dengan Para Pihak

Kolomnis - Ahmad Humam Hamid
Koni Ramadhan 2021
  • M. Jafar (32) yang duduk di sebelah kiri, ditangkap polisi karena status Facebook miliknya yang provokatif. Sumber foto: Ist.

    Buka Pendaftaran Calon Anggota GAM di Facebook, Petani Asal Nisam Antara Diringkus Polisi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Zaini Yusuf Imbau Polda Aceh Bebaskan Alu Basoka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hentak Musik dan Joget Muda – Mudi di New Soho Banda Aceh Seusai Salat Tarawih

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kasus Covid 19 di Aceh Terus Meningkat, USK Kembali Terapkan Kuliah Daring

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Warga Minta Polisi Bebaskan Pemilik Akun Alu Basoka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Ikatan Guru Indonesia

UPDATE TERBARU

Area Office Head BAF Aceh, Maliun Hasibuan, menyerahkan bantuan sembako, peralatan ibadah dan makanan minuman bergizi kepada Sekretaris Panti Asuhan Yayasan Islam Media Kasih, Niar Daniati, Jumat (23/4/2021).
Daerah

BAF Bantu Penuhi Asupan Nutrisi Anak-anak Indonesia Melalui Dana CSR

Syafrizal
23/04/2021

aceHTrend.com
BERITA

Gulai Sie Kameng Bang Nurdin, Kuah Beulangong Khas Aceh di Rimo Singkil, Manknyus untuk Buka Puasa

Sadri Ondang Jaya
23/04/2021

M. Zaini Yusuf.
Hukum

Zaini Yusuf Imbau Polda Aceh Bebaskan Alu Basoka

Muhajir Juli
23/04/2021

M. Jafar (32) yang duduk di sebelah kiri, ditangkap polisi karena status Facebook miliknya yang provokatif. Sumber foto: Ist.
Hukum

Warga Minta Polisi Bebaskan Pemilik Akun Alu Basoka

Muhajir Juli
23/04/2021

  • Tentang kami
  • Redaksi
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak kami
  • Kebijakan Privasi
  • Sitemap
Aplikasi Android aceHTrend

© 2015 - 2020 - PT. Aceh Trend Mediana.

Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • BERITA
  • BUDAYA
  • EDITORIAL
  • LIFE STYLE
  • LIPUTAN KHUSUS
  • MAHASISWA MENULIS
  • OPINI
  • SPECIAL
  • SYARIAH
  • WISATA

© 2015 - 2020 - PT. Aceh Trend Mediana.