• Tentang kami
  • Redaksi
aceHTrend.com
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • SYARIAH
    • MESJID
  • BERITA
    • POLITIK
    • HUKUM
    • DUNIA
  • WAJAH ACEH
    • WISATA
  • LIFE STYLE
    • HIBURAN
  • SPESIAL
    • BUDAYA
  • OPINI
    • ARTIKEL
    • RESAM
  • EDITORIAL
  • LIPUTAN KHUSUS
  • BUDAYA
  • SOSOK
aceHTrend.com
  • HOME
  • SYARIAH
    • MESJID
  • BERITA
    • POLITIK
    • HUKUM
    • DUNIA
  • WAJAH ACEH
    • WISATA
  • LIFE STYLE
    • HIBURAN
  • SPESIAL
    • BUDAYA
  • OPINI
    • ARTIKEL
    • RESAM
  • EDITORIAL
  • LIPUTAN KHUSUS
  • BUDAYA
  • SOSOK
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
aceHTrend.com
Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil

Menggugu “Guru Aini”

Redaksi aceHTrendRedaksi aceHTrend
Senin, 05/04/2021 - 08:55 WIB
di BERITA
A A
aceHTrend.com
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh Fachrurrazi, M.A.*

Adalah sosok Desi Istiqomah, karakter utama dalam novel terbaru karya Andrea Hirata berjudul Guru Aini. Ia memiliki kemampuan akademik yang sangat brilian, punya fisik sehat sang juara renang, dan wajah menawan bak model busana muslimah serta dikaruniai keluarga berlatar belakang ekonomi yang mapan. Dengan CV sementereng itu serta desakan dari kanan kiri yang mencoba menggiringnya untuk menjadi dokter, insinyur, pengacara atau pengusaha, ia memutuskan untuk “hanya” bercita-cita menjadi seorang guru, bukan guru biasa, melainkan guru yang akan bertugas di pelosok negeri. Baginya, profesi guru menjadi obsesi dan harapan terbesar hidupnya. Tulisan ini mencoba merekam beberapa pelajaran inspiratif dari jejak fiktif Guru Desi.

Guru Desi terang-terangan mengakui bahwa sumber inspirasi cita-citanya menjadi seorang guru adalah karena “terhipnotis” oleh karakter guru SD-nya bernama Guru Marlis. Pelajaran pertama, keteladanan. Betapa contoh nyata itu lebih powerful dari pada sekadar kata-kata. Sudah fitrah manusia sedari bayi memang seorang peniru ulung. Cukuplah para siswa kita yang punya daya duplikasi super itu kita contohi dengan sikap-sikap terpuji. Maka karakter tersebut akan menjadi pelajaran seumur hidup baginya. Sebaliknya, jika sikap tercela yang terpapar pada imaji mereka setiap hari, dari televisi, dari politisi, dan kurang sekali dari “Guru Umar Bakri”, maka sirnalah kesempatan emas para guru untuk membuat siswa “terhipnotis” dengan pola pendidikan karakter efektif.

Guru Desi adalah seorang yang sudah sedari lubuk hati terdalamnya ingin menjadi seorang guru. Pelajaran kedua, panggilan jiwa. Menjadi guru adalah menjalani profesi yang sangat mulia ini sepenuh hati, mengamalkan ilmu lillahi ta’ala. Sebagai panggilan jiwa, tentunya guru tidak akan semudah-mudahnya patah arang meniti kariernya, tidak pantang menyerah dalam menghadapi setiap aral, tantangan dan masalah. Namun, jika fondasi niat manjadi guru tidak murni hadir dari dalam dirinya alias ikut-ikutan, kecelakaan dan kebetulan semata, karena tidak ada profesi lain yang mampu diraih, maka potensi untuk menyerah, kalah dan pindah ke profesi sebelah menjadi sangat terbuka.

BACAAN LAINNYA

aceHTrend.com

Dinul Islam, Momentum Pembentukan Karakter Islami Peserta Didik

21/04/2021 - 15:38 WIB
Gunawan

Mengenal Potensi Kecerdesan Anak

19/04/2021 - 06:22 WIB
Abu Rahman

Peran Sekolah Swasta dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan

14/04/2021 - 15:34 WIB
aceHTrend.com

Menjadikan Ramadan Momentum Muhasabah Diri

13/04/2021 - 12:10 WIB

Guru Desi ingin mendapatkan seorang murid yang bisa dididiknya menjadi kader dan pelopor sehingga tergeraklah semua anak bangsa untuk berani bermimpi. Pelajaran ketiga, misi suci. Menjadi guru jangan ibarat “pekerja“ yang datang pagi dan pulang petang, melakukan hal-hal yang sama setiap hari sampai pensiun. Pekerjaan seorang guru sesungguhnya sangat dinamis dan penuh otonomi. Maka jika didukung dengan misi yang terukur, maka seorang guru akan mendapatkan sebuah motivasi yang paling berpengaruh dalam kesuksesan, yaitu motivasi internal. Motivasi inilah yang nantinya setiap saat membakar semangat guru untuk bangun setiap pagi, mengkreasikan aktifitas pembelajaran efektif dan variatif serta selalu mengaplikasikan praktik-praktik terbaik (best practices) dalam mengajar sampai akhirnya ia menemukan dan mewujudkan misi sucinya.

Guru Desi tidak mengedepankan materi dan properti dalam menjalani karirnya. Pelajaran keempat, merasa cukup/qana’ah. Keteladanan yang sangat sulit untuk diwujudkan di tengah kemilau dunia glamor penuh kebendaan dan hedonisme yang membuat siapapun gelap mata. Bahkan setelah mengajar puluhan tahun dengan gaji standar ASN golongan IV itu, ia lebih memilih tinggal di sebuah rumah dinas sempit dengan ranjang kayu tua yang dilapisi kasur palembang sebagai alas tidurnya. Ia hanya butuh sepeda untuk hilir mudik dari rumah dinas ke sekolah pengganti mobil mewah. Dan buku-buku karya penulis dalam dan luar negeri sebagai temannya di kala sepi pengganti pesawat televisi. Tentu tidak benar juga anggapan bahwa guru-guru yang bergelimang harta adalah guru serakah (lawan qanaah). Namun yang kita sesalkan adalah ketika berlomba-lomba membeli barang-barang mewah sekunder dan tersier dengan mengabaikan sama sekali kebutuhan primer guru yaitu pengembangan kapasitas diri, mungkin dengan membeli dan membaca buku serta mengikuti training.

Guru Desi menjalani profesi guru di pedalaman Sumatera, sebatang kara, jauh dari keluarga, tapi tak binasa oleh nestapa. Pelajaran kelima, pantang menyerah. Dimulai dengan tantangan geografis karena ia harus menjalani perjalanan darat dan laut selama 5 hari 5 malam seorang diri untuk sampai di lokasi ia mengabdi. Ia memang hampir mewujudkan mimpinya menemukan seorang murid cerdas, jenius matematika namun tragis bagi sang guru, anak tersebut tak tertarik dengan pendidikan, malah lebih memilih drop out bersama teman-temannya. Betapa hancur tak terperi hati Guru Desi. Karena tak lantas langsung menyerah, ia selanjutnya menemukan murid idamannya yang benar-benar sesuai harapannya. Betapa para guru dewasa ini juga dihadapkan dengan tantangan masing-masing yang tentu tidak kalah sulit. Murid yang tidak termotivasi belajar, kenakalan remaja, siswa yang terindikasi misbehave, namun hendaknya semua tantangan tersebut justru menjadikan guru lebih komitmen lagi dengan profesinya. Jangan lantas surut.

Guru Desi memiliki seribu satu cara untuk mendidik murid cerdas namun ia memiliki sepuluh ribu cara untuk mencerdaskan murid malas. Pelajaran keenam, kreativitas. Setelah di tinggal drop out oleh murid kesayangannya yang jenius, dikemudian hari ia kembali menemukan murid idamannya namun dengan tipe yang berbeda 360 derajat, malas dan “tak cerdas”. Namun justru ia tertantang menemukan metode pengajaran yang mampu membuat siswa kesayangannya ini menjelma menjadi siswa cerdas. Artinya, dalam kamusnya tidak ada siswa yang gagal, yang ada adalah sang guru keliru mengarahkan sang siswa untuk membuka pintu ilmu yang sesuai dengan minat dan bakatnya. Guru sejati harus memahami prinsip bahwa kecerdasan punya seribu muka dan bahwa setiap anak itu unik sehingga perlu metode variatif juga untuk mengenali dan menggali bakat keilmuan setiap anak. Guru sejati adalah guru yang jika sudah punya pengalaman belajar-mengajar 10 tahun, maka hendaknya minimal ia sudah punya 10 metode mendidik, bukannya hanya mengandalkan satu metode yang diulang-ulang sampai sepuluh kali.

Guru Desi mengabaikan semua hal yang tidak berhubungan langsung dengan misi utamanya menjadi guru. Ia bahkan menolak mentah-mentah dinobatkan menjadi guru terbaik kabupaten dan sedikitpun tak tertarik dengan penghargaan-penghargaan seremonial tanpa nilai. Pelajaran terakhir, fokus dan anti-mainstream. Menjadi guru yang unik dan tak latah ikut-ikutan arus yang tidak sesuai misi dan tujuan profesi tentunya akan menjadikan guru lebih fokus dalam menjalani jalan yang ia impikan. Untuk apa mengejar penghargaan dan sertifikat keahlian level daerah, nasional bahkan sampai internasional jika mendidik dan memfasilitasi belajar siswa dengan cara terbaik masih diabaikan. Mempertahankan idealisme adalah salah satu cara untuk terus menjaga api impian seseorang terus berkobar dan bendera menuju kemenangan akan semakin berkibar.

Semoga kita, para guru Indonesia bisa bersama-sama menggugu semangat Guru Desi yang fiktif agar jejaknya nanti menjadi nyata dalam tindakan dan karakter kita sebagai guru inspiratif. Amiin.[]

Penulis adalah Kepala SMA Sukma Bangsa Bireuen, Aceh

Editor : Ihan Nurdin

 

Tag: opini acehtrendTutô Sukma Bangsa
ShareTweetPinKirim
Sebelumnya

Tampung Aspirasi Wartawan, Wakil Ketua DPRA Bawa Rp38 Miliar untuk Pembangunan di Dapil IX

Selanjutnya

Kepala DRKA Benarkan Surat Kemendagri Terkait Jabatan Kadis Dukcapil Subulussalam yang Belum Defenitif

BACAAN LAINNYA

Area Office Head BAF Aceh, Maliun Hasibuan, menyerahkan bantuan sembako, peralatan ibadah dan makanan minuman bergizi kepada Sekretaris Panti Asuhan Yayasan Islam Media Kasih, Niar Daniati, Jumat (23/4/2021).
Daerah

BAF Bantu Penuhi Asupan Nutrisi Anak-anak Indonesia Melalui Dana CSR

Jumat, 23/04/2021 - 19:59 WIB
aceHTrend.com
BERITA

Gulai Sie Kameng Bang Nurdin, Kuah Beulangong Khas Aceh di Rimo Singkil, Manknyus untuk Buka Puasa

Jumat, 23/04/2021 - 18:35 WIB
M. Zaini Yusuf.
Hukum

Zaini Yusuf Imbau Polda Aceh Bebaskan Alu Basoka

Jumat, 23/04/2021 - 17:52 WIB
M. Jafar (32) yang duduk di sebelah kiri, ditangkap polisi karena status Facebook miliknya yang provokatif. Sumber foto: Ist.
Hukum

Warga Minta Polisi Bebaskan Pemilik Akun Alu Basoka

Jumat, 23/04/2021 - 16:34 WIB
Kabid Pembinaan Dikdas Disdik Banda Aceh Jailani Yusti, saat mendapatkan vaksinasi tahap II.
Banda Aceh

Pegawai Disdikbud Kota Banda Aceh Jalani Vaksinasi Dosis II

Jumat, 23/04/2021 - 15:13 WIB
Rektor USK Prof. Samsul rizal, M.Eng/FOTO/Humas USK
Pendidikan

Kasus Covid 19 di Aceh Terus Meningkat, USK Kembali Terapkan Kuliah Daring

Jumat, 23/04/2021 - 12:26 WIB
M. Jafar (32) yang duduk di sebelah kiri, ditangkap polisi karena status Facebook miliknya yang provokatif. Sumber foto: Ist.
Hukum

Buka Pendaftaran Calon Anggota GAM di Facebook, Petani Asal Nisam Antara Diringkus Polisi

Jumat, 23/04/2021 - 12:14 WIB
aceHTrend.com
BERITA

Sembilan Remaja Terima KTP di HUT Ke-816 Kota Banda Aceh

Jumat, 23/04/2021 - 09:54 WIB
Ketua DPRK Banda Aceh Farid Nyak Umar (kanan) dan Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman (kiri) dalam sidang paripurna istimewa HUT Kota Banda Aceh, Kamis, 22 April 2021.
BERITA

Pakaian Adat Aceh Semarakkan Paripurna Istimewa HUT Ke-816 Kota Banda Aceh

Jumat, 23/04/2021 - 09:37 WIB
Lihat Lainnya
Selanjutnya
aceHTrend.com

Kepala DRKA Benarkan Surat Kemendagri Terkait Jabatan Kadis Dukcapil Subulussalam yang Belum Defenitif

Kolomnis - Ahmad Humam Hamid
Koni Ramadhan 2021
  • M. Jafar (32) yang duduk di sebelah kiri, ditangkap polisi karena status Facebook miliknya yang provokatif. Sumber foto: Ist.

    Buka Pendaftaran Calon Anggota GAM di Facebook, Petani Asal Nisam Antara Diringkus Polisi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Zaini Yusuf Imbau Polda Aceh Bebaskan Alu Basoka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hentak Musik dan Joget Muda – Mudi di New Soho Banda Aceh Seusai Salat Tarawih

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kasus Covid 19 di Aceh Terus Meningkat, USK Kembali Terapkan Kuliah Daring

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Warga Minta Polisi Bebaskan Pemilik Akun Alu Basoka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Ikatan Guru Indonesia

UPDATE TERBARU

Area Office Head BAF Aceh, Maliun Hasibuan, menyerahkan bantuan sembako, peralatan ibadah dan makanan minuman bergizi kepada Sekretaris Panti Asuhan Yayasan Islam Media Kasih, Niar Daniati, Jumat (23/4/2021).
Daerah

BAF Bantu Penuhi Asupan Nutrisi Anak-anak Indonesia Melalui Dana CSR

Syafrizal
23/04/2021

aceHTrend.com
BERITA

Gulai Sie Kameng Bang Nurdin, Kuah Beulangong Khas Aceh di Rimo Singkil, Manknyus untuk Buka Puasa

Sadri Ondang Jaya
23/04/2021

M. Zaini Yusuf.
Hukum

Zaini Yusuf Imbau Polda Aceh Bebaskan Alu Basoka

Muhajir Juli
23/04/2021

M. Jafar (32) yang duduk di sebelah kiri, ditangkap polisi karena status Facebook miliknya yang provokatif. Sumber foto: Ist.
Hukum

Warga Minta Polisi Bebaskan Pemilik Akun Alu Basoka

Muhajir Juli
23/04/2021

  • Tentang kami
  • Redaksi
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak kami
  • Kebijakan Privasi
  • Sitemap
Aplikasi Android aceHTrend

© 2015 - 2020 - PT. Aceh Trend Mediana.

Tidak Ditemukan Apapun
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • BERITA
  • BUDAYA
  • EDITORIAL
  • LIFE STYLE
  • LIPUTAN KHUSUS
  • MAHASISWA MENULIS
  • OPINI
  • SPECIAL
  • SYARIAH
  • WISATA

© 2015 - 2020 - PT. Aceh Trend Mediana.